Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
Pakaian adat Bali yang menarik dan seindah alamnya menjadi salah satu warisan budaya yang terus dijaga masyarakat pulau Dewata.
Namun tahukah kamu, ternyata baju adat Bali memiliki variasi yang sangat beragam. Termasuk aksesoris yang digunakan, seperti hiasan kepala.
Menariknya, di balik seluruh pakaian dan aksesoris adat tersebut, terkandung filosofi yang masih jarang diketahui masyarakat umum.
Baca juga : 10 Tari Bali yang Terkenal, Buat Wisatawan Jatuh Cinta
Inilah yang menjadikannya sebagai warisan budaya dengan nilai tak terbatas.
Bagi masyarakat Bali sendiri, pakaian adat mereka merupakan ciri khas budaya Bali dan dikenakan sebagai kebanggaan terhadap budaya tersebut.
Masyarakat juga tidak hanya mengenakannya pada upacara keagamaan saja, melainkan juga dalam kegiatan sehari-hari. Untuk memahami lebih jauh tentang jenis-jenis baju adat Bali, simak penjelasan berikut ini.
Baca juga : Nama-nama Jenis Pakaian Adat Bali
Salah satu ciri khas dari pakaian tradisional Bali adalah didominasi dengan atasan berwarna putih. Tentu ini bukan satu-satunya warna yang dipilih warga Bali pada pakaian adatnya. Pasalnya, masyarakat Bali biasanya memilih warna pakaian tradisional yang akan dikenakan sesuai dengan keperluan penggunaan adatnya.
Sebagai contoh, ketika menghadiri peringatan yang bersifat suka atau bahagia, maka pakaian yang dikenakan berwarna terang. Pada saat mengikuti upacara keagamaan atau acara formal, maka pakaian yang dikenakan lebih detail daripada pakaian adat sehari-hari. Sedangkan unsur-unsur yang ada pada pakaian adat Bali seperti:
● Baju untuk laki-laki
● Kebaya untuk perempuan
● Selendang atau senteng
● Kamen
● Kampuh untuk laki-laki
● Destar atau udeng untuk laki-laki
● Bagi perempuan rambut ditata rapi
Baca juga : Endek Bali Diharapkan Jadi Busana Resmi dalam KTT G20
Sebagai bagian dari budaya masyarakat Bali, penggunaan pakaian adat tersebut diatur oleh Pergub No. 79 Tahun 2018. Dalam peraturan ini, baju adat Bali memiliki ciri khas yang berperan untuk melindungi dan melestarikan budaya.
Sehingga dalam penerapan sehari-hari diharapkan pakaian tradisional Bali mencerminkan sifat kedamaian, keteduhan dan kebanggaan bagi penggunanya.
Berikut ini beberapa jenis pakaian adat Bali yang dikenakan oleh masyarakat Bali untuk berbagai acara.
Baca juga : Perusahaan Gemcorp dari Inggris Resmi Ambil Alih Perusahaan Internet Flynet
1. Destar atau Udeng
Destar atau udeng adalah penutup kepala berupa sehelai kain yang biasa diikatkan di kepala laki-laki. Bentuk dan corak udeng cukup beragam, bisa berwarna putih, bercorak batik, hitam dan lainnya. Saat upacara keagamaan, laki-laki Bali akan menggunakan udeng putih. Termasuk ketika memasuki pura untuk menunjukkan kedamaian dan kejernihan pikiran.
Udeng sendiri bermakna ‘ngiket manah’ atau pemusatan pikiran yang menjadi sumber penggerak panca indera. Dalam praktiknya, ada tiga jenis udeng yang kerap dipakai masyarakat Bali, yakni udeng dara kepak, udeng jejateran dan udeng beblatukan. Karena desainnya yang unik, tidak semua orang bisa membuat udeng.
Baca juga : Turunkan Angka Kemiskinan Ekstrem, Pemkot Denpasar Siap Terus Berinovsi
2. Baju Safari
Baju safari yang dimaksud di sini bukan baju yang biasa dipakai ketika bersafari di hutan atau sabana. Tapi baju adat Bali yang dipakai oleh laki-laki berwarna putih yang melambangkan kesucian dan kebersihan.
Desainnya sendiri menyerupai pakaian modern, yakni kemeja dengan kerah, serta dilengkapi saku di bagian kanan dan kiri yang berada di dekat pinggang. Baju safari dalam adat Bali termasuk sebagai bagian dari busana dari leher ke pinggang (Manusa Angga).
Baca juga : Rayakan HUT Ke-236 Kota Denpasar, Walikota Minta Warga Jaga Toleransi
3. Kebaya
Jika para lelaki mengenakan baju safari atau Manusa Angga, para perempuan mengenakan kebaya. Baju adat kebaya yang dikenakan biasanya berlengan panjang atau lengan tiga perempat dan berwarna putih untuk menunjukkan kesopanan.
Kebaya memang bukan berasal dari Bali saja, namun menjadi salah satu pakaian adat yang paling sering dikenakan oleh masyarakat Bali. Pakaian tradisional ini umumnya dikenakan dalam acara penting seperti hari raya, ritual keagamaan dan acara pernikahan.
Baca juga : Minat Warga Negara Asing Terhadap Pasar Properti di Bali Meningkat
4. Kampuh atau Saput
Penggunaan motif tenun endek khas Bali merupakan ciri utama dari kain atau pakaian adat Bali satu ini. Dalam penggunaannya, kampuh memiliki filosofi sebagai penangkal musuh dari luar.
Cara penggunaan kain ini pun hampir sama seperti jarik khas Jawa. Kampuh akan digunakan di pinggang dengan melilitkan ke arah berlawanan jarum jam. Sementara panjangnya bisa diatur hingga lutut atau mata kaki.
Baca juga : Sundowners Ingin Ciptakan Dimensi Sendiri Melalui Album Perdana
5. Selendang atau Senteng
Selendang atau senteng merupakan bagian dari pakaian tradisional para perempuan di Bali. Aksesoris yang dikenakan sebagai ikat perut ini umumnya memiliki panjang 1-2 meter dengan lebar 10 cm. Biasanya selendang dikenakan bersamaan dengan kebaya dan kain kamen untuk upacara keagamaan, hari raya di Bali dan upacara kremasi.
Penggunaan selendang bagi masyarakat Bali memiliki makna tersendiri yakni sebagai simbol pembenaran. Sebagaimana para orang tua kepada anak-anaknya supaya berperilaku menjunjung dharma dan mengutamakan kebaikan. Selendang juga dipercaya sebagai pengikat niat buruk dan pemisah antara bagian tubuh atas yang suci dengan tubuh bagian bawah.
Baca juga : Perairan Selatan Bali Berpotensi Dilanda Gelombang Tinggi Capai 3 Meter
6. Kamen atau Wastra
Sama seperti kampuh, kamen yang kerap digunakan sebagai kain pengganti celana ini juga menggunakan bahan kain tenun bermotif khas Bali. Pakaian adat Bali ini biasanya dikenakan sebelum menggunakan kampuh dan dapat digunakan oleh pria maupun wanita. Namun ada perbedaan antara kamen untuk laki-laki dan kamen untuk perempuan.
Laki-laki diharuskan menggunakan kamen dengan cara melilitkan dari arah kiri ke kanan. Hal ini memiliki makna bahwa laki-laki berperan sebagai pemegang dharma atau kebaikan. Sedangkan kamen pada wanita dikenakan dari kanan ke kiri searah jarum jam dan dipasang lebih ketat. Hal ini bermakna wanita bertugas menjaga laki-laki agar tidak melalaikan dharma.
Baca juga : 7 Pakaian Adat Aceh Beserta Ciri Khasnya
7. Sabuk Prada
Sabuk prada merupakan baju adat Bali yang dikenakan oleh para wanita sebagai pelengkap kamen dan biasanya memiliki warna cerah. Kain ini memiliki motif khas Bali dan dikenakan sebagai penutup bagian bawah dada hingga pinggang.
Sebagai bagian dari baju tradisional Bali, sabuk prada memiliki makna pelindung tubuh terutama rahim perempuan.
Baca juga : Inspirasi Penampilan Kasual dan Elegan dari Uniqlo: C Spring 2024
8. Tata Rambut Saat Memakai Pakaian Adat Bali
Pakaian adat Bali bukan hanya kain yang dikenakan, tapi juga termasuk tata rambut ketika mengenakan pakaian tradisional tersebut. Dua model tatanan rambut yang populer di kalangan wanita Bali adalah pusung gonjer dan pusung tagel.
Pusung gonjer merupakan tata rambut yang digunakan untuk anak-anak, remaja atau perempuan yang belum menikah. Sedangkan pusung tagel digunakan oleh perempuan dewasa yang sudah menikah. Kedua model ini bisa dipelajari dalam etika tata rambut Bali.
Baca juga : 4 Jenis Pakaian yang Cocok Dipakai Bagi Kamu Bertubuh Mungil
9. Payas Agung
Baju adat Bali Payas Agung merupakan pakaian adat terlengkap dan termewah yang dikenakan dengan aturan ketat. Biasanya pakaian adat ini dikenakan pada upacara pernikahan atau potong gigi dan identik dengan warna cerah yang melambangkan kebahagiaan.
Mahkota bernuansa emas juga melengkapi Payas Agung sebagai ciri khas dari upacara sakral tersebut. Pakaian ini bisa digunakan baik oleh perempuan maupun laki-laki.
Baca juga : Bali Tuan Rumah Kongres Dokter Mata Se-Asia Pasifik
10. Payas Madya
Selanjutnya ada pakaian adat yang khusus digunakan ketika hendak memasuki kawasan sejarah seperti situs peninggalan kerajaan dan juga pura. Pakaian Payas Madya umumnya lebih sederhana daripada Payas Agung.
Ya, baju adat ini hanya terdiri dari tiga bagian penting yakni kamen, kain ikat pinggang dan udeng. Warna yang dipilih untuk payas madya juga umumnya lebih soft.
Baca juga : BSKDN Kemendagri Dorong BRIDA Bali Pacu Inovasi
11. Payas Alit
Untuk aktivitas sehari-hari dan juga beribadah, masyarakat Bali biasa menggunakan pakaian tradisional berupa Payas Alit. Baju adat Bali ini umumnya menggunakan banyak warna putih dan unsur-unsur busananya tidak semua bersifat wajib.
Desain pakaian pun cenderung sederhana sebagai cerminan kesucian dan keteduhan.
Itulah sekelumit informasi mengenai pakaian adat Bali yang biasa dipakai oleh masyarakat Bali secara turun temurun. Sangat menarik bukan kekayaan budaya yang dimiliki pulau Dewata ini?
Tak hanya berkaitan dengan gaya, memilih pakaian yang tepat bisa memberikan kamu pengalaman terbang yang menyenangkan dan aman.
PEDAGANG Tanah Abang merasakan kesulitan ekonomi pada tahun ini. Hal tersebut tampak dari omzet menurun dan pengunjung yang tidak ramai seperti tahun lalu.
Jelang Lebaran, banyak orang belanja berlebihan dan boros. Kamu perlu menahan diri untuk tidak berbelanja berlebihan dan boros. Ini tips atur keuangan
KPK mencecar Staf Sekjen PDIP, Kusnadi, soal perintah penenggelaman ponsel dari Hasto Kristiyanto. Kusnadi menjawab yang dimaksud adalah pakaian.
Dari gaya kasual hingga formal, pilihan pakaian Natal tidak hanya soal estetika, tetapi juga mencerminkan kenyamanan dan kepribadian Anda.
Pakaian sehari-hari wanita di rumah yang dipakai sepanjang hari baik untuk berkegiatan di rumah atau tidur ialah daster. Aktris dan presenter Fitri Tropica suka memakai daster di rumah.
Sebanyak 33 diorama yang ada di Museum Bajra Sandhi banyak menceritakan perjalanan masyarakat Bali, dari masa pra sejarah, penjajahan, hingga masa kemerdekaan.
Kunjungan ini merupakan agenda Kemenpar untuk melihat langsung kesiapan destinasi yang aman bagi anak-anak dan tidak ada pungutan liar di dalamnya.
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo, melalui subholding-nya PT Pelindo Solusi Logistik (SPSL) mencatat kemajuan dalam pembangunan Bali Benoa Marina.
Selain untuk tenis, juga akan ada fasilitas untuk pade dan pickleball.
The Pari Sudha, homestay butik eksklusif di Ubud, Bali, hadirkan pengalaman bulan madu romantis dan tenang di tengah hutan tropis.
Komang Artana juga menegskan, bahwa IHGMA RUN adalah gerakan kebersamaan dan penguatan akar pariwisata desa.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved