Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
DUA atlet berkuda Indonesia, Brayen Brata-Coolen dan Arserl Rizki Brayudha, mengikuti ajang bergengsi Jumping International de Canteleu (CSI Canteleu) di Prancis, Jumat (7/3) waktu setempat. Hal ini merupakan bagian komitmen Pengurus Pusat Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (PP Pordasi) untuk mempersiapkan atlet berkuda Indonesia berlaga di Olimpiade 2028. Partisipasi Indonesia juga sekaligus sebagai realisasi kerjasama Pordasi dengan Federasi Berkuda Prancis yang telah dibahas bersama Duta Besar Prancis untuk Indonesia Fabien Penone, 13 Desember 2024 lalu.
Brayen mengikuti kompetisi kategori CSI2 135cm. Dia bersama kuda bernama Hamburg berhasil menempati posisi 29, sedangkan dengan kuda Castello H berada di posisi 58 dari 60 peserta. Sementara Arserl turun pada kategori CSI1 120cm dengan kuda Chillbird Julie dan berhasil menempati posisi 6 dari 38 peserta.
Ketua Umum PP Pordasi Aryo Djojohadikusumo, menegaskan hasil yang ditunjukan dua perwakilan atlet Indonesia ini sudah cukup maksimal. Menurutnya, hal terpenting adalah partisipasi atlet berkuda Indonesia dalam kompetisi bergengsi dunia seperti CSI Canteleu sebagai pintu masuk pengembangan olahraga berkuda di Tanah Air.
Aryo pun berambisi membawa berkuda ikut berlaga di Olimpiade Musim Panas berikutnya. "Kompetisi internasional adalah sarana terbaik mengasah kemampuan atlet dan mengevaluasi sejauh mana kita siap bersaing di tingkat global. Ini adalah langkah strategis menuju Olimpiade 2028," ujarnya, Sabtu (8/3).
PP Pordasi telah menunjukkan keseriusan dalam meningkatkan level atlet berkuda Indonesia melalui berbagai program dan dukungan. Aryo menjelaskan, Pordasi tidak hanya fokus pada pelatihan, tetapi juga memastikan atlet mendapatkan kesempatan berlaga di kompetisi internasional sebagai ajang uji mental para atlet agar terbiasa berlaga pada level kejuaraan yang lebih tinggi.
Ketua Harian PP Pordasi Mohammad Chaidir Saddak yang akrab dipanggil Eddy Saddak, menambahkan keikutsertaan Brayen dan Arserl dalam ajang ini merupakan hasil dari program pelatihan intensif dan berbagai kompetisi nasional yang telah dirancang federasi. Pordasi terus berupaya meningkatkan kualitas atlet melalui pelatihan berkelas internasional dan partisipasi dalam kompetisi bergengsi sebagai bagian dari komitmen untuk membawa olahraga berkuda Indonesia ke level yang lebih tinggi.
Menurut Eddy, Pordasi akan terus berkolaborasi dengan pihak internasional untuk membawa lebih banyak kompetisi berkuda ke Indonesia. "Kami ingin menciptakan ekosistem olahraga berkuda yang mendukung atlet berkembang dan bersaing ditingkat global," kata dia.
CSI Canteleu merupakan salah satu kompetisi berkuda terbesar di Perancis yang telah diselenggarakan Équi-Normandie, dimiliki dan dikelola keluarga GrandJacques. Kompetisi ini bermula saat Véronique dan François Grandjacques mengubah sebuah peternakan susu tua menjadi pusat equestrian Haras du Loup pada 1989. Sejak 2012, putra mereka, Benjamin Grandjacques, bersama Elise, memperluas fasilitas dengan mendirikan pusat equestrian dan klub poni.
Mereka terus mengembangkan fasilitas dengan membangun stable livery untuk pemilik kuda serta berinvestasi dalam penyelenggaraan kompetisi nasional dan internasional. Sebagai bagian dari perkembangan ini, Haras du Loup kemudian berganti nama menjadi Équi-Normandie. Tahun ini, Équi-Normandie akan menggelar CSI4 yang ke-10, menandai pencapaian besar dalam perkembangan sebagai tuan rumah kompetisi bergengsi.
Brayen mengungkapkan bahwa persiapan untuk kompetisi ini tidaklah mudah. Dia menjalani pelatihan intensif dan menjalani berbagai pertandingan di Belanda.
Brayen melakukan event pemanasan di Valencia selama 2 minggu berturut-turut. Ia juga memastikan kuda inti pertandingan mendapatkan pelatihan dan perhatian agar tidak mengalami cedera saat proses pelatihan. "Kuda inti saya sudah mulai kita push ke level 3, Mudah-mudahan tahun ini di level 2 bisa lebih kompetitif," tutur Brayen.
Keikutsertaan Brayen dan Arserl dalam CSI Canteleu menjadi pengalaman pertama mereka. Pengalaman ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi Indonesia, tetapi juga memberikan pelajaran berharga bagi pengembangan atlet olahraga berkuda di Indonesia.
Berlaga di Eropa, termasuk di Canteleu, memberikan pengalaman berbeda dibandingkan bertanding di Indonesia karena acara terorganisir dengan sangat baik. "Dengan jumlah peserta yang lebih banyak dan agenda yang berlangsung secara rutin, kompetisi di Eropa menuntut persiapan lebih matang dan konsistensi dalam setiap pertandingan," ujar Brayen.
Terkait hasil dalam kompetisi kali ini, kedua atlet asal Indonesia itu merasa masih bisa tampil lebih baik. Brayen akan menjadikan pengalaman di CSI Canteleu sebagai motivasi meningkatkan performa di event-event berikutnya.
Atlet Show Jumping Perancis dan peraih medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016 Kevin Staut yang hadir dalam CSI Canteleu melihat potensi besar olahraga berkuda di Indonesia. Dia mengatakan, budaya berkuda yang telah melekat ratusan tahun hingga kemunculan atlet-atlet berpotensi dapat terus mendorong untuk mencapai prestasi di ajang-ajang internasional.
"Potensi berkuda Indonesia ini luar biasa, sehingga harus terus mendapatkan dorongan dan dukungan banyak pihak, terus tambah pengalaman berkompetisi, termasuk mengikuti kompetisi-kompetisi internasional seperti CSI Canteleu," pungkasnya. (I-3)
Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi) bersama lima pemangku kepentingan utama olahraga berkuda Prancis resmi menandatangani perjanjian kerja sama strategis.
Ajang Horseback Archery (HBA) Piala Ketua Umum PP Pordasi menjadi bagian dari persiapan dan seleksi atlet nasional menuju kejuaraan dunia di Amerika Serikat pada September 2025.
Seleksi atlet akan digelar di Bali dan diadakan dalam bentuk kejuaraan.
Bali memiliki potensi besar menjadi tuan rumah event olahraga berkuda bertaraf internasional.
Ada sepuluh kejuaraan pacuan kuda tingkat nasional dan lima festival musik akan diselenggarakan di beberapa kota di Indonesia sepanjang 2025.
Kehadiran atlet murni adalah langkah maju dalam perkembangan MMA di Tanah Air.
Presiden IOC Thomas Bach akan secara resmi menyerahkan jabatan presiden kepada Presiden terpilih Kirsty Coventry dalam upacara serah terima khusus di Olympic House di Lausanne, Swiss.
Harapan besar IPSI agar pencak silat dapat tampil sebagai cabang olahraga ekshibisi di Olimpiade Los Angeles 2028.
Memperingati Hari Ulang Tahun IPSI ke-77, ribuan pendekar pencak silat akan berkumpul dalam Apel Nasional Pendekar Pencak Silat
IPSI mengikhtiarkan berbagai upaya agar pencak silat mendapat pengakuan resmi sebagai olahraga Olimpiade.
Hendra Kwee, Ph.D. menyelesaikan pendidikan sarjana dari jurusan Fisika ITB, pendidikan master dan doctoral dari the College of William and Mary, USA.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved