Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PETENIS nomor dua dunia Iga Swiatek mengalahkan petenis peringkat tiga Coco Gauff 6-0 dan 7-5, Rabu (1/11) dalam pertandingan penyisihan grup di WTA Finals.
Petenis Polandia berusia 22 tahun, yang merupakan juara Prancis Terbuka dan empat kali juara Grand Slam, hanya membutuhkan waktu 89 menit untuk mengalahkan petenis Amerika Serikat (AS) berusia 19 tahun, yang menjuarai AS Terbuka, bulan lalu.
"Di set kedua, jelas, pertandingan menjadi lebih ketat. Saya senang saya tetap fokus. Saya memiliki banyak kesempatan pada service game pertamanya untuk mematahkan servisnya, tetapi saya tahu entah bagaimana saya akan menggunakan salah satu dari kesempatan itu," kata Swiatek.
Baca juga: Pegula Kejutkan Sabalenka di WTA Finals
Kemenangan ini juga meningkatkan peluang Swiatek untuk menyalip juara Australia Terbuka, Aryna Sabalenka, sebagai petenis peringkat satu dunia di akhir tahun lewat turnamen di Meksiko.
Selanjutnya, petenis Tunisia Ons Jabeur mengalahkan juara Wimbledon Marketa Vondrousova dari Rep Ceko dengan skor 6-4 dan 6-3.
Hasil itu membuat Swiatek gagal meraih tempat di semifinal meskipun ia mengawali pertandingan dengan skor 2-0.
Baca juga: Swiatek Kalahkan Vondrousova di Penyisihan Grup WTA Finals
Dalam kondisi berangin, Gauff hanya melakukan enam pukulan winner berbanding 31 kesalahan sendiri. Sementara Swiatek melakukan 11 pukulan winner, setengah dari jumlah kesalahan sendiri.
"Saya akan mengatakan pertandingan ini tidak konsisten, dalam hal level. Jadi yang pasti menyesuaikan diri dengan segala sesuatu yang terjadi adalah hal yang paling penting," kata Swiatek.
Swiatek, juara Roland Garros tiga kali dan pemenang AS Terbuka tahun lalu, mencatatkan rekor 9-1 sepanjang masa melawan Gauff. Hal tersebut, merupakan satu-satunya kemenangannya dalam persaingan di semifinal Cincinnati pada Agustus lalu menjelang gelar besar pertamanya di New York.
Swiatek, petenis peringkat satu dunia tahun 2022, juga mengalahkan Gauff pada pertemuan terakhir mereka bulan lalu di semifinal Beijing. Namun petenis remaja AS itu sedang mengalami cedera bahu kanan.
Gauff tidak dapat menjadi petenis remaja pertama yang memenangkan beberapa pertandingan di Final WTA sejak petenis Serbia Ana Ivanovic pada tahun 2007.
Gauff menyarangkan sebuah pukulan forehand untuk merebut break pertama dan unggul 2-0 pada set pembuka dan Swiatek melakukan pukulan backhand di baseline untuk mematahkan servis cinta untuk unggul 4-0.
Swiatek melakukan pukulan voli backhand winner untuk mematahkan servis dan merebut set pertama dalam waktu 27 menit.
Gauff mematahkan servis untuk unggul 2-1 pada set kedua ketika Swiatek melakukan pukulan voli forehand yang melebar, dan Gauff bertahan dalam gim keenam yang dramatis selama 12 menit untuk unggul 4-2.
Namun, saat melakukan servis untuk set tersebut, Gauff melakukan empat double fault berturut-turut dan dipatahkan servisnya menjadi 5-5. Kemudian dipatahkan lagi oleh Swiatek pada gim terakhir, dengan melakukan pukulan voli forehand pada poin terakhir.
"Saya senang bahwa saya benar-benar dapat memecahkan sedikit masalah untuk memenangkan pertandingan terakhir ini. Kuncinya mungkin percaya diri dan secara mental tidak fokus pada skor, tetapi benar-benar tetap berpegang pada rencana yang berhasil di set pertama," kata Swiatek.
Selanjutnya, Sabalenka harus mengalahkan Elena Rybakina dari Kazakhstan pada Kamis (2/11) dalam pertandingan ulang penyisihan grup dari final Australia Terbuka, Januari lalu, untuk lolos ke semifinal pada Sabtu (4/11).
Sabalenka akan meraih posisi puncak akhir tahun dengan mencapai final pada Minggu (5/11). (AFP/Z-1)
Muguruza menyebut, saat ini, dirinya hanya ingin fokus pada level permainanya dan akan berupaya menampilkan permainan terbaiknya di WTA Finals.
Tampil sebagai unggulan pertama di WTA Finals, Sabalenka mengaku tidak terpengaruh oleh tekanan yang datang dengan status unggulan teratasnya.
Kontaveit, yang merupakan pemain tunggal terakhir yang mengamankan tempatnya di turnamen yang diikuti delapan pemain terbaik dunia itu, merebut empat gelar WTA tahun ini.
Pliskova, berusia 29 tahun menjadi paling tua dalam ajang elite penutup musim edisi tahun ini
Paula Badosa tampil luar biasa dalam pertandingan perdananya di WTA Final 2021 dengan mengalahkan Aryna Sabalenka dengan skor 6-4 dan 6-0.
Kemenangan kali ini juga menjadi yang pertama kali diraih Kontaveit atas Pliskova dari empat pertemuan mereka
Petenis Polandia berusia 20 tahun membuktikan dirinya layak dipandang sebagai fsvorit untuk menjadi juara di Prancis Terbuka setelah tampil impresif melawan Azarenka.
Petenis berusia 21 tahun itu memburu gelar ketiganya secara beruntun di Roma dan tanpa kesulitan mengalahkan Tsurenko.
Petenis putri nomor satu dunia Iga Swiatek mendonasikan hadiah uang kepada lembaga non-profit yang menaungi kesehatan mental di Polandia.
Akibat mundurnya Osaka, petenis peringkat tiga dunia asal Belarus Aryna Sabalenka menjadi unggulan pertama.
Bencic, yang merupakan unggulan ke-11, mendapatkan momentum awal pada set kedua setelah break pada gim keempat saat Swiatek mengendur.
Ketiga petenis itu akan bergabung dengan Aryna Sabalenka, Barbora Krejcikova, Karolina Pliskova, dan Maria Sakkari, yang telah terlebih dahulu lolos di nomor tunggal.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved