PB ESI Hormati IOC tidak Pertandingkan Gim Populer di Pekan Olimpiade

Budi Ernanto
24/6/2023 10:15
PB ESI Hormati IOC tidak Pertandingkan Gim Populer di Pekan Olimpiade
Timnas e-sports Australia berkompetisi di Olympic Esports Week 2023 di Singapura, Jumat (23/6).(AFP/ROSLAN RAHMAN)

PENGURUS Besar Esports Indonesia (PB ESI) menghormati keputusan Komite Olimpiade Internasional (IOC) yang tidak mempertandingkan gim populer dalam Olympic Esports Week, ajang yang menjadi langkah awal memasukkan e-sports ke dalam program Olimpiade. Olympic Esports Week, yang digelar di Singapura pada 22-25 Juni, mempertandingkan olahraga tradisional secara virtual.

Alih-alih gim populer seperti Counter-Strike dan Dota 2, acara tersebut menampilkan 10 simulasi olahraga, di antaranya panahan, bisbol, catur, dan taekwondo.

"Kami meyakini bahwa keputusan IOC tentu telah dipertimbangkan dengan sangat baik," ujar Kepala Bidang Humas dan Komunikasi PB ESI Ashadi Ang seperti dilansir dari Antara.

Menurut Ashadi, e-sports memiliki keunikan ketika dipertandingkan di penyelenggaraan multievent, seperti SEA Games maupun Asian Games di mana jenis gim yang dipertandingkan tidak selalu sama.

Baca juga: PB ESI Berharap Menpora Motori Perkembangan E-sports

"SEA Games Filipina, Vietnam, dan yang baru saja usai SEA Games Kamboja, mempertandingkan gim-gim yang tidak 100% sama. Di Asian Games 2022 nanti pun, akan terjadi hal yang serupa," kata Ashadi.

Artinya, Ashadi menambahkan, gim yang dipertandingkan tidak sama persis dengan gim yang dipertandingkan secara ekshibisi pada Asian Games Jakarta 2018 lalu.

Bahkan, beberapa gim khusus telah dikembangkan untuk Asian Games 2022 di Tiongkok nanti. Contohnya adalah PUBG Mobile yang akan menampilkan versi khusus untuk perhelatan terbesar di Asia tersebut.

"Kami melihat sah-sah saja terhadap apapun pilihan gim yang akan dipertandingkan di sebuah perhelatan multievent. Kami tidak mempunyai kapasitas untuk memberikan penilaian terhadap pilihan-pilihan tersebut," ujar Ashadi.

Menurut Ashadi, salah satu delegasi yang berpartisipasi dalam Olympic Esports Week adalah Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) terkait dengan NBA2K.

Baca juga: Atlet E-sports dengan Pendapatan Tertinggi

"Pekan lalu kami melakukan silaturahmi dan membahas tentang bagaimana mendukung optimalisasi pengembangan electronic sports yang berbasis olahraga konvensional di Indonesia dan sinergi ke depan yang dibangun oleh PB ESI dengan masing-masing federasi cabang olahraga terkait," kata Ashadi. "Tentunya, kami membutuhkan arahan dari pemangku kebijakan olahraga prestasi di Indonesia," sambung dia.

PB ESI optimistis Indonesia punya peluang besar untuk tetap dapat berbicara banyak di kejuaraan-kejuaraan tingkat dunia untuk jenis gim baru sekali pun.

"Kuncinya tentu pada intensitas penetrasi gim-gim baru tersebut di Indonesia. Namun, untuk Olimpiade 2024, kami perlu untuk menelaah gim-gim baru apa saja yang akan dipertandingkan karena hingga kini belum ada informasi maupun konfirmasi resmi mengenai hal tersebut," ujar Ashadi.

Menurut Kepala Olahraga Virtual IOC Vincent Pereira tidak dimasukkannya gim tembak-menembak dalam Olympics Esports Week karena kekerasan bertentangan dengan nilai-nilai Olimpiade. Dia mengatakan saat ini  tidak ada diskusi tentang mengintegrasikan e-sports tradisional dan video gim ke dalam program Olimpiade.

"Kesempatan untuk mengintegrasikan olahraga virtual ke dalam program Olimpiade adalah sesuatu yang telah kami diskusikan dengan beberapa federasi dan peluang selanjutnya adalah LA (20)28, tetapi untuk saat ini kami sedang menjajaki diskusi," kata Pereira.

"Bagi kami, ada batasan yang jelas bahwa tembak-menembak tidak akan pernah diintegrasikan ke dalam kompetisi kami. Kami dapat memahami bahwa persepsi bisa saja berbeda tetapi kami tidak dapat membuat permainan ini mempromosikan nilai-nilai Olimpiade," kata Pereira. (Z-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya