Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
WTA akan kembali menggelar turnamen tenis putri di Tiongkok pada September mendatang setelah melakukan boikot selama 16 bulan terhadap negara itu terkait kekhawatiran mengenai keselamatan Peng Shuai. Hal itu diungkapkan WTA dalam pernyataan resmi, Kamis (13/4).
Peng sudah tidak pernah terlihat di luar Tiongkok setelah melontarkan tudingan dan kemudian mencabutnya bahwa dirinya menjadi korban kekerasan seksual yang dilakukan pejabat tinggi 'Negeri Tirai Bambu' itu.
"Pada 2021, ketika Peng Shuai dengan berani tampil, WTA mengambil sikap dan menangguhkan semua ajang di Tiongkok karena khawatir dengan keselamatannya dan keselamatan para pemain dan staf WTA," ungkap WTA di laman daring resmi mereka.
Baca juga: WTA Baru akan Kembali Gelar Turnamen di Tiongkok Setelah Bertemu Peng Shuai
WTA mengaku sempat tidak yakin keputusan mereka itu akan diterima namun kemudian mendapatkan dukungan dari banyak pihak karena dianggap mengirimkan pesan yang kuat kepada dunia.
"Setelah 16 bulan menangguhkan kompetisi di Tiongkok, situasi yang ada tidak menunjukkan tanda-tanda akan berubah," kata WTA.
"Kami memutuskan bahwa kami tidak akan pernah benar-benar meraih tujuan itu dan pada akhirnya para pemain yang terkena dampak luar biasa dari keputusan kami."
Baca juga: WTA Tegaskan tetap Khawatirkan Peng Shuai
"Karenanya, WTA mencabut penangguhan operasi turnamen di Tiongkok dan akan menggelar turnamen di negara itu pada September," lanjut WTA.
WTA melanjutkan mereka telah menjalin komunikasi dengan orang-orang terdekat Peng dan memastikan dia tinggal dengan aman bersama keluarganya di Beijing.
Pada 2021, Peng, lewat media sosial mengungkapkan dugaan pelecehan seksual oleh pejabat senior pemerintahan Tiongkok terhadap dirinya.
Peng menyebut pejabat itu memaksa dirinya melakukan hubungan seksual saat keduanya menjalin hubungan asmara selama beberapa tahun.
Namun, Peng kemudian mencabut pernyataannya itu dan mengatakan telah terjadi kesalahpahaman besar.
Tiongkok merupakan salah satu pasar terbesar WTA selama satu dekade terakhir dan organisasi itu mengalami kerugian besar sejak turnamen di negara itu dibatalkan karena covid-19 pada 2020.
Kembalinya turnamen di Tiongkok berarti WTA Finals akan melanjutkan kontraknya selama 10 tahun dengan Kota Shenzhen. (Ant/Z-1)
Turnamen yang menampilkan delapan peringkat teratas tenis putri di nomor tunggal dan ganda itu kembali digelar setelah dibatalkan pada 2020.
Dalam laman resminya, Asosiasi Tenis Wanita (WTA) mengumumkan tiga petenis tersebut berhasil mengamankan diri menuju gelaran WTA Finals ke-50.
PETENIS Estonia Anett Kontaveit berhasil mengamankan satu tempat di semifinal WTA Finals 2021
Peng, juara ganda Wimbledon dan Prancis Terbuka, sudah tidak diketahui kabarnya sejak menuding seorang politisi Tiongkok melecehkan dirinya, dua pekan lalu.
Simon mengaku mengkhawatirkan keselamatan Peng setelah petenis itu menuding seorang politisi papan atas Tiongkok melakukan pelecehan seksual terhadap dirinya.
Petenis berusia 40 tahun itu hanya memainkan enam turnamen pada 2021 dan absen sejak tersingkir dari putaran pertama Wimbledon karena cedera kaki.
Teknik makeup Tiongkok yang unik, mencakup fokus pada kontur wajah, penciptaan dimensi pada mata, penggunaan warna yang menarik, serta rahasia menciptakan tampilan yang seimbang dan menawan.
Akupuntur dapat dilakukan sedini mungkin. Yang terpenting jangan sampai proses penuaan sudah terjadi baru dilakukan akupuntur.
Gaya makeup ini menciptakan tampilan yang cerah, segar, dan playful. Aplikasinya membuat wajah terkesan lebih imut, cocok untuk perempuan muda.
peninggalan kerajaan samudra pasai dalam berbagai bentuk benda, tempat bersejarah hingga kebudayaan yang hingga kini masih dilestarikan
negara tertua di dunia yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu, bahkan 6000 sebelum masehi dan hingga kini masih bertahan
Eni Joe memaknainya sebagai The Beautiful Heart for Difabel, meskipun dengan segala keterbatasannya atlet difabel mampu turut serta mendukung dan melestarikan budaya Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved