Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Jelang Seri Pembuka F1 2020, Ferrari Masih Harus Berbenah

Mediaindonesia.com
29/2/2020 12:42
Jelang Seri Pembuka F1 2020, Ferrari Masih Harus Berbenah
Pembalap Charles Leclerc melakukan uji coba di musim terbaru Kejuaraan F1 di Sirkuit Catalunya, Barcelona.(AFP/Josep Lago)

KEPALA tim Ferrari, Matttia Binotto, mengungkapkan tim asal Italia itu masih harus berbenah. Setelah tes pramusim Formula 1 di Barcelona, Spanyol, pada Jumat waktu setempat, atau dua pekan jelang seri perdana musim 2020 di Melbourne, Australia.

Kendati Sebastian Vettel mencetak waktu tercepat di hari pertama dalam enam hari tes, namun itu berarti banyak. Pasalnya, sejumlah tim lain menurunkan mobil dengan komponen ban yang berbeda, berikut konfigurasi aerodinamika dan jumlah bahan bakar.

Secara umum, kesan yang diperlihatkan mobil SF1000 tidak secepat W11 milik Mercedes. "Performa secara umum harus ditingkatkan. Power unit, bahkan set-up. Jadi saya kira bukan satu area yang kita fokuskan, namun lebih ke semua area," ujar Binotto di Sirkuit Catalunya, Barcelona, melalui keterangan resmi.

Binotto membantah jika mereka melakukan sandbagging. Istilah itu kerap muncul ketika sesi tes pramusim. Artinya, tim sengaja tidak ingin mengeluarkan performa mobil dengan maksimal, sehingga terlihat lambat. Hal itu terjadi ketika Mercedes kalah gesit dari Ferrari, yang mendominasi sesi tes pramusim tahun lalu.

Baca juga: F1 Gandeng Atlet Esports untuk Uji Regulasi Baru

Akan tetapi, tim Silver Arrow tiba di seri perdana di Melbourne untuk meraih delapan juara seri awal secara beruntun. "Kami tidak main-main. Ini adalah performa kami yang sebenarnya. Bagus atau tidak, hanya setelah tiga balapan pertama kami akan mendapat gambaran yang jelas. Tekanan itu harus dilihat sebagai motivasi, bukan drama," pungkas Binotta.

Data F1 menunjukkan jika Ferrari, yang pekan ini menggunakan sayap depan, memiliki downforce tidak sebanyak ketika pekan pertama tes Barcelona. Sehingga, terjadi defisit kecepatan puncak dari tim rival mereka. Di lain sisi, Mercedes sempat mempertanyakan tim berlogo kuda jingkrak yang menjalankan power unit di level performa lebih rendah dibandingkan yang lain.

Ferrari sepertinya ingin belajar dari pengalaman tahun lalu. Mengingat mobil mereka saat itu, SF90, terpantau paling kencang di lintasan lurus. Akan tetapi, kalah gesit ketika melibas tikungan. Dari tujuh pole positionm hanya tiga yang dikonversi menjadi kemenangan.(Antara/OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya