Headline
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
LANGKAH pasangan ganda putra nomor satu dunia Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon di ajang Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2019 secara mengejutkan harus terhenti di awal laga.
Setelah mendapat bye di babak pertama, pasangan yang dijuluki Minions ini langsung menyerah di babak dua dari pasangan Korea, Choi Solgyu/Seo Seung Jae.
Bertarung selama 64 menit, Kevin/Marcus harus mengakui kegigihan pasangan Korea yang mampu memaksa permainan rubber game dengan skor akhir 21-16, 14-21, 21-23. Kevin/Marcus pun menerima kekalahan dalam pertemuan pertama mereka dengan Choi/Seo.
"Mereka bermain bagus sekali, nggak gampang mati sendiri. Dan kami banyak melakukan kesalahan sendiri. Di poin-poin akhir kami kurang tenang dan banyak melakukan kesalahan sendiri,” ungkap Kevin usai pertandingan yang dihelat di St Jakobshalle Basel, Swiss.
Marcus menambahkan bahwa pasangan Korea ini berhasil memberikan tekanan pada mereka. Kesiapan Minions pun dirasakan kurang matang dalam laga pertama yang mereka jajaki ini.
Baca juga: Jonatan Christie Siap Kalahkan Jan O Jorgensen
"Mereka banyak menekan kami, mereka nggak gampang mati. Kami banyak nggak siap, buru-buru. Mereka memperlambat tempo, jadi mengganggu mainnya," tambah Marcus menambahkan.
Kevin/Marcus sebenarnya bisa membuka gim pertama tanpa banyak kendala dari lawan. Namun di gim kedua, kondisi justru berbalik, pasangan Indonesia terus berada di bawah tekanan Choi/Seo.
Gim penentu berlangsung lebih ketat sejak awal. Kevin/Marcus membuka peluang dengan menyentuh match point lebih dulu, 20-19. Namun secara tak terduga, Choi/Seo justru merebut tiga game berurutan. Kevin/Marcus balik tertinggal 20-21. Selanjutnya, Kevin/Marcus hanya bisa menciptakan satu poin, sebelum akhirnya kalah 21-23.
Hasil ini memupuskan harapan Kevin/Marcus untuk merebut medali kemenangan bagi Indonesia. Sejak 2015 berpasangan, Kevin/Marcus masih harus menunda waktunya untuk duduk di podium tertinggi kejuaraan dunia.
"Pasti ada (beban). Tapi setiap turnamen juga ada. Cuma kami melakukan yang terbaik saja," ungkap Marcus dengan singkat.
"Untuk ke depannya kami akan terus melakukan yang terbaik saja," tambah Kevin. (OL-1)
Berlari adalah salah satu olahraga yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh, mulai dari menurunkan tekanan darah hingga menjaga berat badan ideal.
Ajang ini diikuti 335 atlet terdiri dari 128 atlet disabilitas dari 13 provinsi dan lebih dari 200 peserta umum.
Olahraga selama ini identik dengan tubuh bugar dan sehat. Namun, manfaatnya melampaui aspek fisik — kesehatan mental juga ikut terjaga.
Langkah ini merupakan bentuk investasi jangka panjang untuk mencetak atlet profesional yang dapat mengharumkan nama Kabupaten Tangerang di kancah nasional dan internasional.
Wapres RI, Gibran secara khusus menyoroti partisipasi luar biasa dari peserta lanjut usia (lansia). Ia menyebut fenomena ini sebagai hal yang paling menarik dari seluruh gelaran FORNAS VIII.
Kualitas tulang yang baik sudah harus dipersiapkan sedari muda agar bisa menjadi 'tabungan' yang bisa digunakan saat memasuki usia tua.
Pebulu tangkis Indonesia yang masuk daftar unggulan di Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2025 adalah Jonatan Christie, Gregoria Mariska Tunjung, Fajar/Rian, dan Sabar/Reza.
Bagi Fajar/Rian, Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2025 bisa menjadi yang terakhir sebagai pasangan tetap setelah 11 tahun bersama.
Meski berperingkat ke-35 dunia, Rinov/Pitha tetap mendapatkan undangan untuk tampil di Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2025.
Indonesia terakhir kali meraih gelar juara di Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis pada 2019 melalui ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.
Pasangan ganda putri Indonesia, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti takluk dari pasangan Malaysia, Pearly Tan/Thinaah Muralitharan
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved