Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
CUACA ekstrem berpotensi di 27 daerah di Jawa Tengah, air laut pasang (rob) di perairan utara dan gelombang tinggi di perairan selatan juga masih berlangsung Rabu (7/5), diminta warga bsik di darat maupun laut mewaspadai dampak kondisi cuaca tersebut.
Pada pagi cuaca umumnya cerah dan berawan, namun memasuki siang, sore hingga awal malam hujan ringan-sedang mengguyur merata di Jawa Tengah dengan waktu bervariasi, cuaca ekstrem yakni hujan sedang-lebat disertai angin kencang dan sambaran petir berpotensi di puluhan daerah terutama di kawasan pegunungan, dataran tinggi, daerah Jawa Tengah bagian selatan dan Solo Raya.
Di perairan kondisi juga belum baik-baik saja, gelombang tinggi 2,5-4 meter terjadi di perairan selatan dan air laut pasang (rob) dengan ketinggian 1,1 meter di perairan utara Jawa Tengah masih tetap berlangsung, sehingga diminta warga berkegiatan di pesisir dan perairan seperti nelayan, penyeberangan antar pulau, kapal tongkang dan kapal barang untuk waspada.
"Rob diperkirakan berlangsung mulai pukul 14.00-18.00 WIB, diminta warga berada di sejumlah daerah di Pantura untuk kembali siaga terhadap banjir rob, karena akan mengganggu sejumlah kegiatan seperti transportasi, bongkar muat barang di pelabuhan, budidaya perikanan darat dan petani garam," kata Prakirawan BMKG Stasiun Maritim Tanjung Emas Semarang Wahyu Sri Mulyani Rabu (7/5).
Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang Arif N secara terpisah mengatakan selain kondisi di perairan tersebut, di daratan cuaca ekstrem juga berpotensi di 27 daerah di Jawa Tengah, sehingga diminta warga di puluhan daerah tersebut untuk waspada terhadap ancaman bencana hidrometeorologi seperti tanah longsor, banjir dan angin puting beliung.
Daerah di Jawa Tengah berpotensi terjadi cuaca ekstrem, ungkap Arif, yakni Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Mungkid, Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Wonogiri, Karanganyar, Sragen, Grobogan, Blora, Kudus, Ungaran, Temanggung, Kajen, Slawi, Magelang, Surakarta, Salatiga, Bumiayu, Majenang dan Ambarawa.
"Angin bertiup dari arah timur ke selatan dengan kecepatan 5-30 kilometer per jam, suhu udara berkisar 19-33 derajat celcius dan kelembaban udara berkisar 55-95 persen," ujar Arif. (H-2)
BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa kondisi cuaca ekstrem berupa curah hujan sangat tinggi akan terus bertahan hingga Maret-April 2025.
PLN terus mengupayakan penanganan pemulihan gardu listrik yang rusak akibat cuaca ekstrem
BADAN Meteorologi Klimatologi dan Geosofika (BMKG) memprakirakan hujan akan terjadi di sejumlah daerah di Jawa Barat (Jabar) dalam sepekan ke depan.
Oktober merupakan masa transisi anomali cuaca. Pasalnya, pada momen itu terjadi peralihan dari musim kemarau ke hujan.
Nenek dan seorang cucunya yang berusia 1 tahun tewas tertimbun longsor di Ciamis, Jawa Barat.
Kecamatan Ciwidey, Kecamatan Dayeuhkolot dan Kecamatan Cicalengka terendam banjir pada Kamis (30/11) malam.
Cuaca ekstrem kembali berpotensi di 25 daerah Jawa Tengah terutama di pegunungan, dataran tinggi, Solo Raya dan Jawa Tengah bagian barat dan timur.
Berdasarkan pengamatan citra satelit cuaca pukul 05.30 WIB, daerah berpotensi dilanda cuaca ekstrem antara lain Cilacap, Purwokerto, Purbalingga, Banjarnegara, Mungkid, dan Boyolali.
Pada pagi cuaca pada umumnya cerah berawan dan berawan, namun memasuki siang, sore hingga awal malam seluruh daerah berpeluang diguyur hujan ringan-sedang.
Hujan dengan intensitas sedang-lebat berpeluang terjadi di kawasan pegunungan, dataran tinggi, Solo Raya, Jawa Tengah bagian timur dan pesisir selatan.
Purwokerto, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Mungkid, Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Wonogiri, Karanganyar, Sragen berpotensi mengalami cuaca ekstrem.
Cuaca pagi secara umum berawan, namun memasuki siang, sore hingga awal malam hujan ringan-sedang tersebar merata daerah di Jawa Tengah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved