Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Program MBG di Cianjur dalam Tahap Persiapan, Pusat Alokasikan Anggaran Rp2,2 Triliun

Benny Bastiandy
17/1/2025 16:15
Program MBG di Cianjur dalam Tahap Persiapan, Pusat Alokasikan Anggaran Rp2,2 Triliun
Pekerja menyiapkan paket makanan yang akan didistribusikan pada program makan bergizi gratis (MBG) di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Jebres, Solo, Jawa Tengah, Senin (13/1/2025).(ANTARA/Maulana Surya)

PROGRAM makan bergizi gratis (MBG) di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, masih dalam tahap persiapan. Saat ini masih menunggu terbitnya surat keputusan dari Badan Gizi Nasional (BGN).

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Cianjur, Ganjar Ramadhan, mengatakan belum dilaksanakannya program MBG di Kabupaten Cianjur karena masih menunggu SK penetapan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di daerah. Sehingga, sampai sekarang program MBG masih bersifat uji coba.

"Jadi, kalau ada oknum-oknum yang memungut uang pada program MBG, saya garis bawahi itu bohong," kata Ganjar, Jumat (17/1).

Ganjar menjelaskan, belum lama ini unsur pimpinan DPRD Kabupaten Cianjur bersama jajaran Komisi D menyambangi Badan Gizi Nasional. Kedatangan mereka untuk beraudiensi membahas pelaksanaan program MBG di Kabupaten Cianjur.

"Informasi yang kami peroleh, insya Allah untuk Kabupaten Cianjur pada tahap awal dialokasikan anggarannya sebesar Rp2,2 triliun untuk MBG," ujar Ganjar yang juga Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Cianjur.

Anggaran itu bersumber dari APBN. Artinya, anggaran sebesar itu di luar alokasi APBD.

"Tentunya yang nanti akan dilaksanakan 100% (dari APBD) pada 2026. Tahap awal dialokasikan anggarannya dari pusat," terangnya.

Secara teknis, penyaluran MBG harus dibangun dapur-dapur umum. Pengelolaannya bisa dilaksanakan pihak ketiga dengan badan usaha berupa yayasan, perseroan terbatas (PT), bahkan BUMDes. 

"Yang penting pihak pengelola harus menyediakan dapur umum dengan luasan  800-1.000 meter persegi. Itu nanti bisa dibiayai dulu sendiri, kemudian di-rembuist. Sistem penggajian dilakukan langsung pusat," ungkapnya.

Pemilihan menunya, kata Ganjar, tentu harus memenuhi kebutuhan gizi. Terpenting mencakup protein hewani dan nabati yang seimbang. 

"Bisa ayam fillet, ikan, lele, dan sejenisnya. Kemudian sayur-sayuran. Pokoknya yang bisa memenuhi kebutuhan gizi seimbang," pungkasnya. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya