Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Lembata Kehilangan Dokter Ahli Kandungan, Ibu Hamil Terpaksa Dirujuk ke Larantuka

Alexander P Taum
30/8/2024 15:36
Lembata Kehilangan Dokter Ahli Kandungan, Ibu Hamil Terpaksa Dirujuk ke Larantuka
Pemandangan RSUD Lewoleba, Jumat (30/8/2024). RSUD Lewoleba di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, tidak memiliki dokter ahli kandungan.(MI/Alexander P Taum)

KETIADAAN dokter ahli kandungan menyebabkan ibu hamil di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, harus dirujuk ke RSUD Hendrik Fernandez, Larantuka, Kabupaten Flores Timur. 

RSUD Lewoleba di Lembata tak bisa menangani ibu hamil yang hendak melahirkan dengan kondisi khusus. Sebelumnya, terdapat dua dokter ahli kandungan yakni Jimi Sunur. Namun, ia mengundurkan diri karena mencalonkan diri menjadi calon Bupati Lembata.

Sedangkan dokter spesialis kandungan lainnya tengah menjalani proses pengunduran diri PNS dengan alasan keluarga.

Baca juga : Liburan Usai, Ratusan Calon Siswa Baru Padati Sekolah

Direkrut RSUD Lewoleba, Yosep Freinademetz Paun, membenarkan pihaknya terpaksa merujuk pasien ibu hamil ke RSUD Larantuka karena ketiadaan dokter ahli kandungan.

"Kemarin dokter Ina ada kegiatan seminar, sudah kembali. Beliau sementara sedang proses pengunduran diri dari PNS dengan alasan keluarga. Dalam proses tersebut tetap menjalankan tugas seperti biasa sampai ada SK," ujar Direktur RSUD Lembata, Yosep Freinademetz Paun, saat dikonfirmasi, Jumat (30/8).

Ia mengatakan, pihak RSUD sedang berpsoses mencari dokter kandungan. Ia pun meminta dukungan doa dalam upaya pencarian dokter ahli kandungan itu.

Baca juga : Sepuluh Siswa SMK di Lembata Ikuti Program Magang ke Jepang

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata, Geril Huar Noning, membenarkan pemerintah masih berupaya mencari dokter ahli kandungan.

"Direktur RSUD sedang menjajaki kerja sama dengan Universitas Hasanudin Makassar dan Universitas Brawijaya Malang, agar dapat ditempatkan dokter SpOG/residen di RSUD," ujarnya.

Sementara itu, jumlah ibu hamil di Kabupaten Lembata bisa mencapai ratusan orang dalam satu bulan. Ketiadaan dokter ahli kandungan menyebabkan para bidan desa harus menguras energi lebih banyak untuk membawa pasien para ibu hamil itu menyeberang ke Larantuka guna menjalani rujukan.

Baca juga : Duel Maut di Lembata, Polisi Tahan Pelaku

"Saat ini misalnya, ibu hamil di desa dipaksa untuk rujuk ke RSUD Lewoleba saja sulit sekali. Sekarang mau rujuk ke Larantuka, kami harus ekstra keras," ungkap salah seorang bidan di Kota Lewoleba.

"1 bulan bisa ada ratusan ibu hamil di dua Kecamatan di wilayah Kedang. Ibu berisiko dan risiko tinggi wajib ditangani ahli kandungan. Kalau yang normal tidak masalah dan bisa ditangani," ungkap sang bidan.

Ketiadaan dokter ahli kandungan di RSUD Lembata memantik perhatian Penjabat Bupati Lembata, Paskalis Ola Tapobali. Menurut Tapobali, pengunduran diri dua dokter ahli kandungan masih belum diproses, sebab diperlukan pertimbangan teknis dari Kemenkes RI.

"Dokter Ina ada ajukan surat pengunduran diri, tapi kami belum proses karena harus mendapat pertimbangan teknis dari Kemenkes terlebih dahulu. Karena yang bersangkutan pernah dibiayai dari APBN. Jadi untuk sementara waktu, yang bersangkutan harus tetap melaksanakan tugas sebagai ASN," ujar Tapobali.

Meski ada dokter yang disarankan untuk tetap menjalankan tugas sebagai ASN, pihak RSUD Lewoleba tetap merujuk pasien ibu hamil ke RSUD Larantuka di Kabupaten Flores Timur. (PT/J-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri yuliani
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik