Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
PEMERINTAH Provinsi Jawa Tengah (Jateng) bakal menggelar gerakan pangan murah (GPM) sebanyak 100 kali hingga Idul Fitri mendatang.
Program itu digencarkan guna menstabilkan inflasi dan menurunkan harga beras di pasaran.
"Sampai saat ini sudah terealisasi 72 kegiatan GPM," kata Pj Gubernur Jateng, Nana Sudjana usai meninjau kegiatan Gerakan Pasar Murah di halaman Kantor Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Rabu (28/2/2024).
Baca juga : Rakor Pengendalian Inflasi, Bupati Marwan Sampaikan Terobosan Stabiliasi Harga Pangan di Sukabumi
Sebab, lanjut Nana, hingga kini sejumlah harga sembako mengalami kenaikkan. Ia menyebutkan, harga beras medium sekitar Rp15 ribu sampai Rp16 ribu, dan beras premium kisaran Rp19 ribu sampai Rp20 ribu. Selain itu, harga komoditas cabai, telur, dan daging juga fluktuatif.
Dikatakan dia, tujuan GPM ini selain menstabilkan inflasi, juga membantu keterjangkauan masyarakat untuk membeli bahan-bahan pangan.
Sebab, harga komoditas di GPM lebih murah jika dibandingkan dengan harga di pasar, karena Pemprov Jateng memberikan subsidi transportasi kepada para vendor.
Baca juga : Jelang Ramadan, Pemprov DKI Diminta Waspadai Lonjakan Harga Pangan
Setidaknya ada 13 vendor yang dilibatkan dalam GPM di Kabupaten Magelang. Mereka menyediakan bahan pangan berupa beras, gula, minyak goreng, ayam potong, telur, hingga tepung.
Misalnya Bulog Cabang Magelang semula menyediakan stok 6 ton beras, setelah melihat antusias masyarakat, Bulog kemudian menambah stok 2 ton, jadi total 8 ton beras SPHP dari Bulog.
Lalu ada stok beras yang dijual oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) setempat sekitar 2 ton.
Baca juga : Stabilkan Harga Pangan, Pemprov DKI Gelar Pasar Murah di 44 Kecamatan
"Alhamdulillah pelaksanaan GPM tadi cukup ramai. Ini terus akan kita gelorakan, tidak hanya Provinsi, tetapi mungkin nanti dari kabupaten/kota melakukan hal sama," kata Nana.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah Dyah Lukisari menambahkan, pemilihan Kabupaten Magelang sebagai lokasi Gerakan Pasar Murah (GPM) dikarenakan daerah itu pernah masuk dalam kategori indeks perkembangan harga (IPH) tinggi.
"Selain itu menjadi salah satu daerah dari 17 kabupaten dengan kemiskinan ekstrem di Jawa Tengah," katanya.
Baca juga : Legislator Minta Pemerintah Harus Gerak Cepat Atasi Inflasi Harga Beras
Salah seorang warga Mungkid, Ani mengaku, gerakan pasar murah itu sangat membantu sekali untuk kalangan menengah ke bawah.
"Sekarang harga beras minimal Rp15 ribu bahkan bisa lebih. Adanya pasar murah begini dengan harga Rp10.900 perkilogram sangat menghemat sekali untuk belanja," kata dia.
Ia berharap, pemerintah bisa menurunkan dan menstabilkan harga bahan pokok. (S-4)
Melemahnya daya beli masyarakat menyebabkan penjual beras menurun hingga 50%.
Nantinya, beras konsumsi harian akan disederhanakan hanya menjadi satu jenis, yaitu beras reguler.
Hasil pengamatan Ombudsman menunjukkan bahwa isu pengoplosan beras yang selama ini menimbulkan kekhawatiran masyarakat sebenarnya tidak sepenuhnya tepat.
Setelah ada keputusan, pemerintah akan memberikan waktu transisi untuk penyesuaian sehingga tidak serta merta langsung diterapkan.
BPS melaporkan kenaikan harga beras pada Juli 2025, dengan inflasi mencapai 4,14%. Beras medium mengalami lonjakan tertinggi. Simak detail selengkapnya.
Harga beras terus merangkak naik terutama terjadi pada beras premium super semula dijual Rp13.500 perkg menjadi Rp 15 ribu hingga Rp 16 ribu per kg.
Awalnya, penyesuaian direncanakan mulai berlaku pada 1 Mei 2025. Nsmun pelaksanaan serentak akhirnya diputuskan pada Senin, 16 Juni 2025.
KPPU mengungkapkan berdasarkan hasil survei pemantauan di pasar tradisional, ditemukan bahwa mayoritas komoditas pangan mengalami lonjakan harga menjelang Lebaran 2025.
Kenaikan juga terjadi pada sayuran, bawang putih, bawang merah, minyak goreng, gula pasir, beras dan terigu.
Bank of Japan (BOJ) menaikkan suku bunga kebijakan jangka pendeknya menjadi 0,5%, level tertinggi dalam 17 tahun, sebagai respons terhadap kenaikan harga konsumen.
PEMERINTAH memastikan barang-barang kebutuhan pokok yang dikonsumsi oleh masyarakat luas tak akan mengalami kenaikan harga meski PNN 12 persen.
Harga beras dan daging ayam di Kota Medan dan sekitarnya mulai merangkak naik menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (nataru).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved