Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Anggota Komisi XI DPR RI Anis Byarwati meminta pemerintah untuk segera melakukan langkah-langkah antisipatif untuk menstabilkan harga beras.
Pemerintah pun disarankan untuk lebih sering melakukan operasi pasar guna mengintervensi harga beras kembali normal.
Jadi, saya mendorong pemerintah untuk lebih cepat bergerak, sementara harga beras ini yang menjadi kebutuhan pokok bangsa Indonesia ini masih terus naik," kata Anis di Jakarta Timur, Selasa (24/10).
Baca juga: Industri Penggilingan Padi Berperan Jaga Stabilitas Harga
"Pemerintah harus cepat melakukan langkah-langkah antisipatif. Jadi sebetulnya banyak yang bisa dilakukan operasi pasar, misalnya. Dan pemerintah mengambil intervensi untuk bisa menstabilkan harga-harga beras,” jelas Anis.
Politikus Fraksi PKS ini pun menyampaikan keprihatinannya atas kejadian ini. Ia menyebut Indonesia yang dikatakan sebagai negara gemah ripah loh jinawi, lumbung padi, lumbung beras, ternyata mengalami kesulitan beras.
“Memang ada pengaruh-pengaruh cuaca, pengaruh-pengaruh lain yang membuat produksi beras itu menjadi menurun," ucapnya.
"Kemudian juga kondisi luar negeri yang tidak menentu yang membuat impor beras itu juga tidak bisa sesuai dengan yang diharapkan. Akibatnya adalah terjadi kelangkaan beras tidak mudah didapatkan dan kalaupun ada itu harganya tinggi,” kata Wakil Ketu Badan Akuntabilitas Keuangan (BAKN) DPR RI ini.
Baca juga: Pemerintah Beri Sinyal Bakal Subsidi Harga Beras
Lebih lanjut, Anis juga meminta pemerintah melakukan kerja sama lintas kementerian untuk segera melakukan langkah efektif dan tidak mengeluarkan pernyataan-pernyataan provokatif yang bisa memancing kegaduhan di tengah masyarakat.
“Beras ini adalah makanan pokok bagi bangsa Indonesia. Ya kita tidak bisa mengganti dengan serta merta begitu. Ayo sekarang makan singkong dan sebagainya’, sampai saat ini beras jadi makanan pokok, karena itu memang tugas pemerintah untuk bisa mengatasi inflasi beras ini,” pungkasnya. (RO/S-4)
Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus berupaya menekan inflasi dengan mengendalikan kenaikan harga-harga barang dan jasa.
Hingga Oktober 2023, inflasi tahunan Kota Bandung berada pada posisi paling rendah di Jawa Barat.
Badan Pusat Statistik dan Bank Indonesia menyatakan pada Oktober, inflasi masihcukup terkendali. Namun ada potensi kenaikan inflasi di minggu-minggu berikutnya.
Laju inflasi tahun ini sebetulnya diprediksi melandai. Namun perlu diantisipasi dampak risiko beberapa sektor yang akan memengaruhi inflasi.
PEMERINTAH daerah dan kalangan pebisnis di Jawa Barat optimistis investasi yang masuk ke wilayah ini pada 2024 masih akan tinggi.
Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Bandung terus mengoptimalkan berbagai program untuk terus menjaga angka inflasi
Cabai rawit hijau mengalami kenaikan harga dari sebelumnya Rp40 ribu per kilogram kini dijual Rp50 ribu per kilogram.
Harga sayuran, di antaranya seluruh jenis cabai, harganya turun.
Harga beras sudah cukup stabil. Tapi dengan memasukinya musim panen padi yang diperkirakan bulan ini, kami harapkan harganya bisa kembali normal.
Beras kualitas premium kini dijual Rp15 ribu/kg dari sebelumnya Rp13 ribu. Sementara beras medium, kini dijual Rp13 ribu dari sebelumnya Rp11 ribu.
Tingginya harga beras mengakibatkan masyarakat mengurangi pembelian karena mereka lebih tertarik membeli beras yang harganya murah
DUA hari menjelang Pemilu 2024, harga beras di Kota Bandung Jawa Barat (Jabar) mengalami kenaikan yang signifikan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved