Headline

Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.

Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II 2025 Tembus 5,12 Persen di Tengah Ketidakpastian Global

Ihfa Firdausya
05/8/2025 19:42
Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II 2025 Tembus 5,12 Persen di Tengah Ketidakpastian Global
Pertumbuhan ekonomi kuartal II.(MI/Ihfa Firdausya)

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025 mencapai 5,12% (yoy), meski dihadapkan pada ketidakpastian global yang tinggi.

“Pertumbuhan ini ditopang oleh konsumsi rumah tangga, investasi, dan ekspor. Aktivitas usaha juga tetap ekspansif, terutama di sektor manufaktur, perdagangan, transportasi, serta akomodasi dan makanan-minuman,” ujarnya dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Perekonomian, Selasa (5/8).

Peran APBN sebagai Penyangga Ekonomi

Sri Mulyani menegaskan bahwa APBN memainkan peran kunci sebagai instrumen counter-cyclical.

“Kami menggunakan APBN untuk menjaga stabilitas dan memperkuat optimisme ekonomi, melalui fungsi alokasi, distribusi, dan stabilisasi fiskal,” jelasnya.

Stimulus yang disalurkan termasuk insentif diskon transportasi, penguatan bantuan sosial, dan subsidi upah langsung ke rekening pekerja formal. “Langkah ini efektif menjaga daya beli, terutama kelompok menengah bawah,” tambahnya.

Konsumsi rumah tangga tumbuh 4,97% yoy, turut didukung inflasi yang terkendali di 2,18%. Di sisi lain, pencairan gaji ke-13 lebih dari Rp37 triliun turut mendorong konsumsi domestik.

Outlook Semester II: Target 5,2%

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan bahwa target pemerintah untuk semester II adalah 5,2%. “Dengan capaian BPS hari ini, Indonesia kembali ke jalur 5%,” ujarnya.

Ia membandingkan capaian Indonesia dengan beberapa negara lain: Tiongkok (5,2%), Malaysia dan Singapura lebih rendah, sementara AS hanya 2% dan Korea juga melambat. “Indonesia termasuk yang tertinggi di G20 dan ASEAN,” tegas Airlangga.

Stabilitas Eksternal dan Fokus Pemerintah ke Depan

Menurutnya, indikator eksternal Indonesia masih solid: cadangan devisa mencapai US$152,6 miliar, neraca perdagangan mencatat surplus selama 62 bulan berturut-turut, dan rasio utang tetap terkendali di kisaran 30%.

Pemerintah juga menyoroti beberapa program strategis ke depan, termasuk percepatan program Makan Bergizi Gratis (MBG), bantuan sosial, subsidi perumahan FLPP, serta dorongan investasi melalui deregulasi, penguatan SDM, dan insentif fiskal seperti tax holiday dan super deduction.

“Meski ketidakpastian global masih tinggi, ada sinyal positif dari perbaikan sisi perdagangan global, termasuk meredanya dampak tarif Trump. IMF memproyeksikan pertumbuhan global naik ke 3%, dengan AS tumbuh 1,8% dan China 4,8%,” pungkasnya. (Z-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya