Headline
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
Ekonom Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Riandy Laksono berpandangan fokus belanja besar pada program makan bergizi gratis (MBG) berisiko menekan stabilitas fiskal dan makroekonomi. Sebab, tingkat penyerapan program ini masih rendah dan dampak produktivitas ekonominya belum jelas jika dibandingkan dengan alokasi belanja yang lebih produktif.
Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026, anggaran pendidikan ditetapkan Rp757,8 triliun, dengan Rp335 triliun atau 44,2% di antaranya khusus untuk MBG. Artinya, hampir setengah anggaran pendidikan terserap untuk MBG, sehingga ruang fiskal untuk infrastruktur pendidikan, kesejahteraan guru, peningkatan kualitas belajar, dan fasilitas sekolah menjadi terbatas.
“Kenapa kita perlu menganalisa rencana belanja 2026? Karena belanjanya masih bertumpu pada MBG. Dengan penyerapan rendah, apalagi jika penerimaan negara mengalami shortfall, potensi tekanan makroekonomi menjadi besar,” ujar Riandy.
Hal ini disampaikan dalam CSIS Media Briefing bertajuk Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026: Menimbang Janji Politik di Tengah Keterbatasan Fiskal, secara daring, Senin (18/8).
Riandy menerangkan pada periode pertama Presiden Prabowo, eksperimen fiskal diarahkan ke kanal baru, yakni MBG. Berbeda dengan era awal Joko Widodo, di mana belanja infrastruktur sudah mapan dan efek ekonominya dinilai cepat terasa.
Hal tersebut dikhawatirkan menghambat pertumbuhan ekonomi karena penyaluran MBG masih menghadapi berbagai hambatan. Padahal, dalam kondisi ketidakpastian global, belanja negara berfungsi sebagai shock absorber atau peredam guncangan.
"Karena program MBG masih dibangun dari nol, belanja pemerintah justru berisiko menjadi faktor yang menahan pertumbuhan ekonomi, bukan menjadi shock absorber," kata Riandy.
Ia menegaskan potensi dorongan pertumbuhan hanya bisa tercapai jika penyaluran MBG lancar. Namun, faktanya saat ini realisasi anggaran baru mencapai 7,1% dari total Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang mencapai Rp71 triliun pada semester I 2025.
Di satu sisi, anggaran pemerintah yang sudah dialihkan dari pos infrastruktur dan perjalanan dinas tidak tersalurkan, sehingga konsumsi pemerintah justru terkontraksi.
"Realisasi anggaran MBG masih jauh sekali. Sementara duit sudah ditarik dari infrastruktur dan dari perjalanan dinas. Jadi, wajar ekonomi kita masih terkontraksi dari sisi government spending," ucapnya.
Peneliti CSIS itu mendorong pemerintah perlu segera meninjau kembali strategi belanja negara yang saat ini terlalu bertumpu pada program populis Presiden Prabowo. Riandy berpendapat fokus belanja pada MBG yang masih bermasalah dari sisi penyaluran (disbursement) membuat pertumbuhan ekonomi tidak cukup terdiversifikasi.
“Jangan taruh semua telur dalam satu keranjang,” ujarnya.
Menurutnya, sambil membenahi hambatan realisasi MBG, sebagian anggaran sebaiknya dialihkan kembali ke pos-pos lain yang sebelumnya sudah dipangkas, seperti perjalanan dinas maupun infrastruktur. “Di saat ekonomi sedang sulit, yang terpenting uangnya cepat mengucur ke masyarakat, bukan justru ditahan di kantong pemerintah,” tegasnya.
Dengan diversifikasi belanja, ketika realisasi MBG tersendat, masih ada sumber pertumbuhan lain yang bisa menjadi penopang.
“Masalahnya sekarang, pemerintah seolah-olah all-in hanya untuk MBG,” tutupnya. (Ins)
pemerintah dinilai telah menabrak konstitusi. Sebab, sebanyak 44,2% dari alokasi pendidikan dialihkan untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) dalam RAPBN 2026
BP Taskin lakukan percepatan program MBG dilakukan dengan pendekatan targeting yang lebih tepat sasaran berbasis data pada wilayah kantong kemiskinan dan daerah 3TÂ
Hingga saat ini, sebanyak 6.435 UMKM telah terlibat dalam rantai pasok MBG, mulai dari pemasok bahan baku seperti petani, nelayan, peternak, hingga pedagang pasardi tiap daerah.
KETUA MPR RI Ahmad Muzani menyinggung soal program makan bergizi gratis (MBG) yang memberikan manfaat bagi masyarakat dan perekonomian nasional.
Selain MBG, Pemprov Papua Tengah juga mengimplementasikan pemberian Makanan Tambahan dan BLT untuk balita, Cek Kesehatan Gratis, pembentukan 1.045 koperasi desa.
WAKIL Ketua Badan Anggaran DPR Wihadi Wiyanto menilai anggaran yang ada di dalam RAPBN 2026 sebesar Rp757,8 triliun untuk pendidikan telah sesuai dengan ketentuan UU.
WAKIL Ketua Badan Anggaran DPR Muhidin Mohamad Said menuturkan, pihaknya belum melihat mendetail perihal rancangan anggaran yang diberikan oleh pemerintah.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4% pada RAPBN 2026 akan sangat berat dicapai jika tak diiringi dorongan besar.
PRESIDEN Prabowo Subianto menyampaikan janjinya untuk membawa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia menuju kondisi tanpa defisit pada 2007
ANGGOTA Komisi X DPR RI dari Fraksi PKS, Ledia Hanifa menegaskan bahwa pembahasan anggaran pendidikan tidak bisa hanya sebatas pada penyelenggaraan sekolah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved