BPBD Klaten Selenggarakan Diklat Dasar Manajemen Bencana

Djoko Sardjono
25/2/2024 19:45
BPBD Klaten Selenggarakan Diklat Dasar Manajemen Bencana
Gedung BPBD Klaten(MI/Djoko Sardjono)

BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, menyelenggarakan pendidikan dan latihan (diklat) dasar manajemen bencana.

Kegiatan diklat tersebut, diikuti staf BPBD, OPD (organisasi perangkat daerah) terkait, dan kecamatan yang memiliki tingkat kerawanan bencana cukup tinggi.

Sekretaris BPBD Klaten, Nur Tjahjono, mengatakan tujuan diklat dasar manajemen bencana, adalah untuk meningkatkan kapasitas kebencanaan dan penanggulangan bencana.

Baca juga : Ini Langkah BPBD Jabar Antisipasi Potensi Bencana Hidrometeorologi di Awal 2024

"Diklat dasar manajemen bencana bagi staf BPBD, OPD terkait, dan kecamatan rawan bencana itu dilaksanakan pada 20-27 Februari 2024," jelasnya.

Hal penting dalam diklat dasar tersebut, adalah menciptakan frame tentang penanggulangan bencana mulai menyiapkan rencana atau pra, saat, dan pascabencana.

Menurut Nur Tjahjono, ada beberapa OPD terkait yang mengikuti diklat dasar manajemen bencana, antara lain Dinsos, Dinkes, DPUPR, Disbudporapar, dan Disperakim.

Baca juga : BPBD Klaten Giatkan Pelatihan Relawan Tanggap Bencana

"Peserta diklat mendapat materi tentang penanggulangan bencana dari BNPB, BPBD Provinsi Jawa Tengah, dan BPBD Klaten yang sudah bersertifikat," imbuhnya.

BPBD Klaten berharap kepada para peserta diklat menginternalisasikan dan mendiseminasikan hasil diklat dasar manajemen bencana ini di OPD masing-masing.

Sementara, BPBD Klaten juga sedang memfasilitasi empat desa tangguh bencana (destana). Sehingga, sekarang di Klaten ada 25 destana yang berbasis APBD.

Baca juga : Mitigasi Potensi Bencana Hidrometeorologi, Sulsel Manfaatkan TMC

"Sebenarnya, kita juga sudah memiliki 150 destana tapi berbasis kemandirian. Destana ini mendapat dukungan anggaran dari dana desa," ungkap NurTjahjono.

Perlu diketahui, Kabupaten Klaten termasuk daerah rawan bencana. Ada dua jenis bencana yang perlu diwaspadai, yakni bencana geologi dan bencana hidrometeorologi.

Dijelaskan, bahwa bencana geologi itu erupsi dan gempa bumi. Sedangkan bencana hidrometeorologi yang terjadi setiap tahun ini berupa banjir dan angin puting beliung.

"Tetapi, kerusakan dan kerugian besar justru bencana geologi, seperti gempa 2006 yang menewaskan 1.046 orang dan ratusan ribu rumah dan bangunan rusak," tandasnya. (Z-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya