Headline

Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.

Pertajam Kualitas Komunikasi Perkuat Sisi Humanis Polri

M Ilham Ramadhan Avisena
13/8/2025 15:40
Pertajam Kualitas Komunikasi Perkuat Sisi Humanis Polri
Direktur Pemberitaan Media Indonesia Abdul Kohar (tengah) bersama jajaran Divisi Humas Polri.(MI/M. Ilham Ramadhan Avisena)

Kepolisian Negara Republik Indonesia terus berupaya menjadi institusi yang humanis dan dekat dengan masyarakat. Salah satu cara yang ditempuh oleh institusi keamanan tersebut ialah melalui penajaman kualitas komunikasi publik dan penyediaan data yang baik.

Karenanya, Media Indonesia bersama Divisi Humas Polri menyelenggarakan pelatihan kehumasan pada 11-13 Agustus 2025. Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari itu diikuti oleh anggota Polri di Divisi Humas di Gedung Divisi Humas Polri, Jakarta.

Melalui pelatihan tersebut para Perwira Utama (Pama) dan Perwira Remaja (Paja) Divisi Humas Polri diharapkan mampu memahami dan menerapkan pemberian dan penyajian informasi kepada masyarakat secara tepat dan baik. 

Biro Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PID) Divisi Humas Polri AKP Tyan Ludiana Prabowo mengatakan, kegiatan tersebut menjadi penting lantaran peran humas yang kian krusial. 

"Humas dulu fungsinya hanya pembantu pimpinan, sekarang humas menjadi fungsi utama dalam operasi Kepolisian, sehingga diharapkan oleh Kadiv Humas maupun Polri, seluruh personel Polri itu mengemban fungsi kehumasan. Sebelum memulai itu, ada baiknya personel humas sendiri dibekali dengan pemahaman seputar media, jurnalistik, public speaking, dan crisis management," ujarnya, Rabu (13/8).

Pada hari pertama, kegiatan pelatihan diisi dengan materi dan kegiatan interaktif seputar public speaking. Mater disampaikan oleh public speaker Naila Husna. AKP Tyan mengatakan, pada sesi tersebut para Paja dilatih untuk berani berbicara di depan publik.

"Sangat baik untuk perwira ini karena mereka di lini tengah dalam manajemen, jadi mereka harus menjembatani permintaan pimpinan dan bagaimana menerjemahkan kepada anggotanya," tuturnya. 

Pada hari kedua, kegiatan pelatihan diisi dengan materi penulisan berita dan penulisan siaran pers yang diberikan oleh praktisi media Eko Suprihanto. Pada sesi ini, peserta pelatihan mendapatkan pemahaman dan metode yang tepat dalam memberikan informasi kepada publik melalui siaran pers maupun berita. 

Sedangkan pada hari ketiga, para peserta mendapatkan materi Media Relation/Media Handling, Handling krisis oleh Direktur Pemberitaan Media Indonesia Abdul Kohar di sesi pertama. Sementara di sesi kedua para peserta mendapatkan materi pengolahan data untuk informasi oleh Redaktur Litbang Media Indonesia Gurit Adi Suryo. 

"Manajemen krisis, itu baik sekali. Divisi humas itu pasti berhadapan dengan krisis, karena dari 450 ribu Polri, pasti ada satu dua oknum yang membuat berita negatif, tetapi kewajiban Polri secara moril adalah memberitakan hal yang positif, humanis, dan dapat dipercaya oleh masyarakat," jelas AKP Tyan.

Dia berharap melalui pelatihan tersebut Divisi Humas Polri dapat meningkatkan kualitas pemberian informasi kepada masyarakat. Itu sekaligus menjadi bagian dari pembuktian bahwa Polri merupakan sahabat dari masyarakat. 

"Polri adalah bagian dari masyarakat dan masyarakat adalah bagian dari Polri. Dengan komunikasi yang baik, hubungan yang baik dengan masyarakat, tokoh masyarakat, komunitas, apa pun media utamanya. Saat polisi dan masyarakat sepaham, itu sudah pasti keamanan akan dapat lebih terjaga dengan baik," terang AKP Tyan. 

Direktur Pemberitaan Media Indonesia Abdul Kohar menuturkan, kerja sama antara Media Indonesia dengan Divisi Humas Polri telah dilakukan secara berkelanjutan. Itu diharapkan mampu mengiringi perbaikan kualitas pelayanan kepada masyarakat, terutama dalam bentuk pemberian informasi.

"Dalam paparan saya tekankan divisi humas polri harus proaktif untuk menyampaikan, tidak hanya narasi, gambar video, atau audio, tapi hal yang bisa dilihat dengan mata langsung, seeing is believing, misal, polisi dikatakan berubah, apa perubahannya, tolok ukurnya apa, bentuknya apa, itu harus banyak diproduksi oleh Polri," kata dia. 

"Menghadapi situasi sekarang ini, banyak informasi di drive oleh media sosial, jangan defensif, tapi proaktif, memberikan penjelasan, membuat narasi alternatif, yang tidak kalah penting adalah menunjukkan hal itu dalam bukti nyata di lapangan. Latihan-latihan di kelas ini untuk me-remind kita bahwa polri merupakan bagian dari masyarakat, pengayom masyarakat," pungkas Kohar. (Mir/P-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya