Mahasiswa dan Rakyat Jatim Tolak Politik Dinasti dan Tuntut Pelanggar HAM

Media Indonesia
16/11/2023 08:25
Mahasiswa dan Rakyat Jatim Tolak Politik Dinasti dan Tuntut Pelanggar HAM
Kegiatan "Mimbar Bebas Mahasiswa Bersama Rakyat Selamatkan Demokrasi" di Universitas dr Soetomo (Unitomo) Surabaya, Rabu (15/11).(Ist)

RIBUAN orang yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Jawa Timur bersama Lapisan Rakyat Jawa Timur (Jatim) menyoroti situasi nasional yang mendera bangsa akhir-akhir ini.

Mereka menyatakan muak dengan banyaknya tindakan ceroboh dari pemerintahan di era rezim Joko Widodo, yang tidak berkeadilan terhadap rakyat-rakyat kecil. 

Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah Jokowi dinilai semakin memenjarakan rakyat dalam rangka menjaga kekuasan demi kepentingan nafsu oligarki.

Baca juga: BEM SI Menilai Aparat Halangi Mahasiswa yang Ingin Demo Politik Dinasti

Di antara banyak persoalan yang dikritik adalah putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 90/PUU-XXI/2023  terkait batas usia minimal capres dan cawapres.

Putusan yang 'memberi' jalan Gibran Rakabuming Raka, putra Jokowi, menjadi cawapres pendamping Prabowo Subianto, sarat nepotisme dan konflik kepentingan.

Ribuan mahasiswa bersama elemen masyarakat Jatim tersebut menggelar dialog "Mimbar Bebas Mahasiswa Bersama Rakyat Selamatkan Demokrasi" di Universitas dr Soetomo (Unitomo) Surabaya, Rabu (15/11).

Tidak Berkeadilan kepada Rakyat Kecil

Koordinator Aliansi Mahasiswa Jawa Timur, Abi Naga Parawansa, menegaskan bahwa mimbar bebas dilakukan karena para mahasiswa sudah muak terhadap kepemimpinan Presiden Jokowi yang dinilai tidak berkeadilan terhadap rakyat-rakyat kecil.

Terkait putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 90/PUU-XXI/2023 ia sebut menimbulkan munculnya dugaan politik dinasti karena meloloskan putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka menjadi cawapres pendamping Prabowo Subianto.

Baca juga: BEM Nusantara: MK Catatan Hitam Era Jokowi-Ma’ruf

“Peristiwa ini semakin membuat masyarakat bingung dan terheran-heran dengan yang terjadi di dalam tubuh pemerintah,” tegasnya. 

Dalam kegiatan ini, para mahasiswa juga ikut melakukan aksi pembakaran ribuan lilin serta membagikan selebaran bertuliskan: "Lawan Politik Dinasti dan Tolak Pelanggar HAM" kepada para pengemudi kendaraan di depan Universitas dr Soetomo (Unitomo) Surabaya.

“Aksi mimbar bebas yang diisi dengan membagikan stiker memakai topeng Gay Fawkes ini merupakan simbol perlawanan dalam menentang politik dinasti," jelas Abi.

"Aksi pembakaran lilin ini juga menciptakan api pergerakan dalam menyelamatkan demokrasi di Indonesia yang kini sudah dianggap mencederai cita-cita reformasi 1998,” tegas Abi.

Aliansi Mahasiswa Jawa Timur bersama elemen masyarakat ini juga sepakat mengeluarkan sejumlah seruan, yakni:

1. Menentang Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 90/PUU-XXI/2023 dan Menolak Dinasti Politik dengan Mendesak untuk Mereformasi tubuh Mahkamah Konstitusi Guna Mengembalikan Marwah Mahkamah Konstitusi Sejati.

2. Mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk segera memeriksa Presiden RI Joko Widodo atas Dugaan Nepotisme yang disinyalir munculnya putusan Mahkamah Konstitusi perkara 90.

3. Usut Tuntas Pelaku Pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia.

4. Mengajak seluruh mahasiswa bersama rakyat Indonesia untuk tidak membiarkan Joko Widodo turun dan pensiun dengan tenang bersama keluarga berkuasanya tanpa pertanggungjawaban dihadapan rakyat Indonesia.

Baca juga: Inflasi Terus Melonjak, Ratusan Mahasiswa Ancam Duduki dan Boikot Bandara Nabire Papua

Adapun mimbar bebas digelar sejak Pukul 14.00 WIB waktu setempat dan diikuti oleh mahasiswa dari puluhan kampus se-Jawa Timur dan elemen masyarakat.

Salah satu yang ikut berorasi di mimbar bebas adalah Prof. Dr. Soetanto Soepiyadi SH. MH yang merupakan Guru Besar Universitas 17 Agustus.

Hingga pukul 19.00 WIB orasi di mimbar bebas masih terus dilakukan dengan diselingi lantunan musik dan lagu perjuangan mahasiswa. (RO/S-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya