Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KEBAKARAN hutan dan lahan (Karhutla) di sejumlah daerah Provinsi Kalimantan Selatan terus terjadi, meski Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah mengerahkan Satgas darat dan udara untuk operasi pemadaman hingga lebih 1.000 kali. Karhutla yang bertambah luas telah mengancam ekosistem gambut di wilayah ini.
Hampir setiap hari hutan dan lahan termasuk areal lahan gambut terbakar. Kebakaran dipicu faktor alam akibat kemarau dengan udara yang kering serta maraknya aktivitas pembukaan dan pembersihan lahan dengan cara membakar.
Data Pusdalops BPBD Kalsel mencatat hingga pekan kedua September 2023, Satgas darat dan udara Kasel telah menggelar 1.136 kali operasi pemadaman kebakaran dengan luas hutan dan lahan yang ditangani mencapai 3.080 hektare lebih. Jumlah titik api yang terpantau muncul di wilayah Kalsel mencapai 16.106 titik api, sementara luas Karhutla sendiri diperkirakan lebih dari 8.000 hektare.
Baca juga: Asap Karhutla Sumsel Tutupi Akses Jalan
Adapun daerah terparah dilanda Karhutla yaitu Kota Banjarbaru, ibu kota provinsi serta Kabupaten Banjar, Tanah Laut, Tapin dan Hulu Sungai Selatan.
"Berdasarkan data diketahui bahwa selama 2023 telah terjadi ribuan Karhutla, sehingga dapat diprediksi bahwa ekosistem lahan gambut pada semua wilayah di Kalsel semakin berkurang baik luasan, ketebalan/kedalaman dan kandungan karbonnya," ungkap Ketua Pusat Studi Bencana Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, Sidharta Adyatma, Minggu, (17/9).
Baca juga: Ogan Komering Ilir Makin Membara, Modifikasi Cuaca Diintensifkan
Kalsel merupakan salah satu provinsi yang dikelilingi kawasan hutan dan lahan gambut dengan luas mencapai 331.629 hektare berdasarkan hasil penelitian Wetlands International Indonesian Programme 2004. Gambut dangkal dengan ketebalan kurang 50 cm-1 meter seluas 156.153 ha, gambut sedang 1-2 meter 78.786 ha dan gambut dalam 2-4 m seluas 96.710 hektare yang tersebar di beberapa kawasan hidrologis gambut (KHG).
Pasca karhutla tahun 2015 dan 2019, diperkirakan lahan gambut tersisa di wilayah ini tinggal 46.796 hektare. Peneliti Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa Kalsel, Prof Muhammad Noor, menyebut lahan gambut yang tersisa tersebar tujuh kabupaten, yaitu Kabupaten Banjar, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Utara, Balangan, Tabalong dan Barito Kuala.
"Sehingga selama 15 tahun (2004-2019 ) lahan gambut di Provinsi Kalsel telah berkurang seluas 284.833hektare," tutur Sidharta.
Setelah 2019, terjadi fenomena perubahan iklim la nina yaitu fenomena musim penghujan melimpah dan musim kemarau basah hingga 2022. Memasuki 2023 terjadi fenomena el nino yaitu musim kemarau kering dan berkepanjangan, sehingga karhutla kembali marak. Melihat kondisi ini dapat disimpulkan ekosistem gambut Kalsel saat ini mengalami kerusakan dan tersisa kurang dari 10 persen.
(Z-9)
Kerja sama ini dilakukan menyusul adanya pilot project restorasi dan pengelolaan ekosistem gambut di Kalimantan Tengah.
Pemerintah mengusung empat strategi utama: pencegahan deforestasi, pengelolaan hutan lestari, perlindungan ekosistem gambut, dan rehabilitasi hutan dan lahan.
Buruknya perlakuan terhadap ekosistem gambut pun menyebabkan kerentanan terhadap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) ikut meningkat.
Pengelolaan lahan gambut berkelanjutan memerlukan komitmen dan kerja sama antar pemangku kepentingan untuk melaksanakan rencana intervensi secara efektif,
Sudah sejak sepekan terakhir upaya pembasahan gambut dilakukan tim Satgas Karhutla, menyusul mulai terbakarnya area gambut di sekitar bandara dan hutan lindung Liang Anggang
KEBAKARAN hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Kalimantan Selatan terus terjadi dan mulai merambah areal lahan gambut di sejumlah daerah.
Kolaborasi antara IPB University dengan Kyoto University bertujuan meningkatkan peran masyarakat sebagai ujung tombak dalam penuntasan masalah gambut yang masih berkelindan di tanah air,
Kubah gambut merupakan sumber air yang sangat penting bagi kesehatan tanah di sekitarnya, terutama saat musim kemarau.
Delegasi Hakim Lingkungan Hidup Tiongkok mengunjungi Indonesia, audensi terkait ekosistem gambut dan mangrove, upaya rehabilitasi dan penanganan hukum dalam kasus perusakan hutan.
Juru Kampanye Pantau Gambut Abil Salsabila memaparkan sejumlah temuan terkait kondisi gambut di Tanah Air.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved