Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Kekeringan di Pantura Jateng Semakin Luas, Bantuan Air Bersih Terus Digelontorkan

Akhmad Safuan
31/8/2023 08:35
Kekeringan di Pantura Jateng Semakin Luas, Bantuan Air Bersih Terus Digelontorkan
Krisis air bersih di sejumlah daerah di Jawa Tengah mulai terjadi. BPBD terus menggelontorkan pasokan air bersih untuk mereka.(MI/Akhmad Safuan)

BANTUAN air bersih untuk mengatasi krisis air bersih akibat kekeringan ekstrim terus disalurkan ke jumlah desa dilanda kekeringan di Jawa Tengah. Saat ini ada 27 daerah di Jawa tengah yang mengalami krisis air bersih. 

Jumlah desa di Kabupaten Blora yang mengalami kekeringan ekstrim meningkat menjadi 188 desa dari sebelumnya 135 desa. "Kita terus gelontorkan air bersih, terakhir kali sebanyak 116 tangki bantuan bupati didistribusikan ke desa-desa alami krisis air bersih," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Blora Sri Widjanarsih.

Kondisi serupa juga terjadi di Kabupaten Grobogan. Jumlah desa yang alami kekeringan dan kelangkaan air bersih terus bertambah, tercatat telah 74 desa di 15 kecamatan meminta bantuan air bersih atau meningkat sebanyak 58 desa.

Baca juga: Kekeringan Akibat El Nino Meluas di Klaten, BPBD Gencarkan Salurkan Air Bersih

Kepala BPBD Grobogan Endang Sulistyoningsih mengatakan saat ini sebanyak satu juta liter air bersih telah didistribusikan ke desa-desa terlanda krisis air bersih. Bantuan tidak hanya dari BPBD, juga dari berbagai instansi seperti kepolisian, TNI, dan Pemrov Jateng.

Sementara itu Bupati Demak Eisti'anah mengatakan Pemkab Demak akan menggunakan anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk mencukupi pasokan air bersih. Pasalnya Pemkab Demak tidak mempuya angaran khusus bantuan air bersih ini.

Baca juga: Tiga Kecamatan Alami Kekeringan, Sawah di Bombana Gagal Panen

"Anggaran dari BTT siap dikucurkan sebesar Rp5 miliar guna mengatasi krisis air bersih sebagai dampak kemarau, meskipun hingga saat ini belum dianjurkan penggunaan anggaran tersebut," ujar Eisti'anah. (Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya