Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

FPMM Dukung Polri Tindak Tegas Pelaku Rasisme

Media Indonesia
14/4/2023 16:33
FPMM Dukung Polri Tindak Tegas Pelaku Rasisme
Aksi unjuk rasa FPMM di Mabes Polri, Kantor Kemenko Polhukam dan Istana Negara, Jakarta, Kamis (13/4).(Ist)

FRONT Pemuda Muslim Maluku (FPMM) meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, memberikan perhatian terhadap persoalan rasisme di Tanah Air.

Mereka berharap agar para pelaku rasisme ditindak tegas, sehingga timbul efek jera. Ini dilakukan demi terjaganya persatuan dan kesatuan bangsa. 

Hal itu disampaikan FPMM, menyikapi aksi penganiayaan di Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel) yang diiringi isu SARA, saat upaya penarikan sebuah mobil yang pemiliknya menunggak cicilan kredit

Baca juga: Legislator Ajak Masyarakat Hindari Isu SARA di Pemilu 2024

"Kami meminta kepada Polri, agar mengusut kasus hingga tuntas, juga pelaku penganiayaan dijerat pasal rasisme seberat-beratnya," ujar perwakilan FPMM, Fauzan Ohorella saat unjuk rasa di Mabes Polri, Kantor Kemenko Polhukam, dan Istana Negara, Jakarta, Kamis (13/4).

"Kita melakukan aksi damai di depan kantor Menko Polhukam dan Istana Negara, sebagai bentuk kritisi kami kepada negara, yang kami anggap tidak hadir dalam peristiwa rasisme yang terjadi di Tangerang Selatan yang diwarnai aksi penganiayaan beberapa waktu lalu," imbuhnya. 

Bukan Persoalan Orang Maluku

Menurut mereka, peristiwa yang terjadi di Tangsel bukan cuma persoalan orang Maluku, tapi juga suku-suku lainnya di Indonesia. FPMM khawatir apabila perkara ini tak disikapi secara serius, bisa menimbulkan disintegrasi bangsa. 

"Karena menurut kami ini bukan persoalan suku Maluku, tapi juga persoalan suku Madura, suku Batak, dan suku-suku yang lain yang ada di Indonesia. Kita bangsa yang plural. Jangan sampai akibat orang-orang yang tak bertanggung jawab, yang mengangkat isu narasi rasisme, terjadi perpecahan kita semua," kata dia. 

Baca juga: Setahun Jelang Pemilu, Politisasi SARA Harus Dihentikan

"Kita dititipkan oleh Ketua Front Pemuda Muslim Maluku Bang Umar Kei untuk melakukan aksi damai. Dan beliau juga berpesan, apabila negara ini ingin dibangun dengan bambu runcing dan golok, maka kami siap," imbuh Fauzan. 

FPMM meminta Kapolri menyampaikan persoalan rasisme ini ketika sidang kabinet. Sehingga pada akhirnya bisa menjadi perhatian Jokowi, dan diambil kebijakan terkait. 

"Kami juga mendukung kepolisian yang telah mentersangkakan dan ditahan oleh Polda Metro Jaya terkait penganiayaan, pengeroyokan dan disertai oleh rasisme itu," kata perwakilan FPMM lainnya, Faizal J Ngabalin. 

Bidang Hukum dan HAM FPMM Abdul Fatah Pasolo menambahkan, penyampaian persoalan ini di sidang kabinet diharapkan dapat direspons serius, serta lahir solusi yang juga serius. Sehingga, ke depan tidak terulang kembali peristiwa serupa. 

Pihaknya pun mengajak seluruh orang-orang Maluku menahan diri dan tidak terprovokasi menyikapi persoalan ini. FPMM mengajak mereka agar mempercayakan penanganan kasus tersebut kepada Polda Metro Jaya.

Baca juga: Akademisi: Waspada Konflik SARA untuk Goyahkan Stabilitas Bangsa

"Kami dari Front Pemuda Muslim Maluku, mengutuk keras tindakan rasisme terhadap kami, orang Maluku, orang timur. Kami mendesak pemerintah, dalam hal ini Presiden Republik Indonesia untuk menyikapi persoalan rasisme di Republik Indonesia ini, agar ke depan tidak ada lagi tindakan diskriminasi ras terhadap suku apa pun di republik ini," kata dia. 

"Kita cinta republik ini, kita cinta kedamaian. Kita mendorong semua pihak menahan diri, tidak melakukan tindakan-tindakan yang itu mendeskreditkan salah satu suku, agama dan ras tertentu. Kita berharap apa yang kita suarakan hari ini direspons positif oleh pemerintah," lanjut Abdul. (RO/S-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya