Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
LONJAKAN harga kebutuhan pokok mulai terasa di Kabupaten Tanah Datar, Sumbar menjelang bulan Ramadan. Hal ini membuat para ibu-ibu dan pedagang kebingungan karena kenaikannya serentak .
Di Pasar Batusangkar pedagang sembako mengatakan bahwa hampir semua sembako harganya naik. Terutama minyak goreng, cabe dan bawang. Begitupun dengan harga lauk pauk.
Menurut penuturan Nelvi yang sudah berjualan selama 20 tahun di Pasar Jati Batusangkar, kenaikan harga sembako yang sangat drastis yaitu sayur yang mulanya Rp5000 per kg, kini naik dengan harganya Rp9000. Bawang yang mulanya Rp24.000 per kg, naik menjadi Rp28.000 per kg. Tak hanya itu banyak sembako lainnya yang juga naik harga. Berbeda dengan sayur dan bawang, harga cabe justru turun dari Rp54.000 per kg, menjadi Rp48.000 per kg.
"Pembeli cukup sepi, tapi karena mempunyai pembeli langganan jadi sedikit membantu," ujar Nelvi, Rabu (30/3).
Tak hanya sembako, harga bahan lauk pauk juga naik. Seperti ikan yang kini sudah berharga Rp40.000 per kg.
"Harga ikan ini sudah naik dari dua bulan yang lalu. Dulu kan Rp35.000 per kg, sekarang Rp40.000 per kg. Tapi tetap ramai yang membeli," tutur Wesi, salah satu penjual ikan.
Ayam yang amat sangat digemari juga ikut naik harga perkilonya. Menurut survei yang dilakukan, kenaikan harga ini sudah terjadi dari seminggu belakangan.
"Harga ayam gak menentu, kadang satu kilonya Rp20.000, kadang ada Rp23.000. Tergantung kondisinya aja," ujar Anto, penjual ayam potong.
Para pembeli mengeluhkan sembako yang naik, namun lebih kepada minyak goreng yang susah didapatkan.
"Kalau semuanya mahal kami ibu-ibu kebingungan mau masak apa kan. Tapi lebih mendingan ketika mahal tapi barangnya ada, ini minyak goreng susah sekali dicari. Sudahlah mahal, susah juga dicari," keluh Ratna, ibu rumah tangga yang membeli sembako di pasar. (OL-13)
Baca Juga: Ratusan Wanita Tani di Bogor Dukung Sandiaga Uno Nyapres 2024
Penyebabnya, saat ini terjadi penumpukan produksi yang terus-menerus, sehingga terjadi oversupply ayam di tingkat nasional yang mencapai 20% hingga 25%.
Kementerian Pertanian (Kementan) menegaskan komitmennya untuk melindungi peternak ayam rakyat. Selepas Lebaran, harga ayam hidup (livebird) terpantau turun dan berada di bawah HPP.
Di pusat pasar daging ayam pedaging kawasan Pante Teungoh, Kota Sigli, Ibukota Kabupaten Pidie misalnya, harga ayam pedaging yang sepekan lalu Rp19.000/kg, sekarang naik menjadi Rp 25.000/kg.
Stabilnya harga, lanjut dia, akibat pasokan ayam melimpah di pasar sehingga berdampak pada harga jual.
Penurunan harga, lanjut dia, akibat pasokan ayam melimpah di pasar sehingga berdampak pada harga jual.
Data dari Garda Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN) menunjukkan, sejak awal Oktober 2024, harga livebird untuk ukuran 1,6-2,0 kg mengalami peningkatan bertahap.
“Masyarakat jadi mengurangai jumlah pembelian dan itu mengakibatkan stok cabai di pedagang lambat habisnya,”
DUA pekan pascahari raya Idul Fitri atau Lebaran 2025 yakni pada Senin (14/4) harga cabai di Purwokerto, Jawa Tengah masih bertahan di angka yang tinggi.
Sejak beberapa hari terakhir sebelum hari Nyepi hingga tiba hari Idul Fitri, harga cabai rawit masih bertahan tinggi yakni Rp130 ribu/kilogram (kg).
Harga cabai rawit merah di sejumlah pasar di Bali tembus hingga Rp120 ribu hingga Rp130 ribu per kilogram menjelang Hari Raya Nyepi dan Idul Fitri 2025.
Menurut Nasir, kenaikan harga cepat berubah selama Ramadan ini. "Kenaikan harga terjadi dalam sebulan ini,” kata Nasir.
Turunnya harga cabai ini disebabkan oleh pasokan cabai yang mulai melimpah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved