Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Gaya Hidup Warga Aceh Picu Tingginya Kasus Jantung Di Sana

Amiruddin Abdullah Reubee
03/1/2022 07:05
Gaya Hidup Warga Aceh Picu Tingginya Kasus Jantung Di Sana
dr. Iqbal Amin SpJP saat memeriksa jantung pasien di RSU Teungku Chik Ditiro, Kabupaten Pidie, Aceh, pekan lalu.(MI/Amiruddin Abdullah Reubee)

SATU organ vital yang berfungsi memompa darah guna memenuhi oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh manusia adalah jantung.  Kalaulah jantung terjadi gangguan, maka peredaran darah ke seluruh penjuru jasad, tentu terkendala juga.

Karena itu menjaga organ vital tersebut sangat penting dan jangan diabaikan. Muaranya adalah supaya terhindar dari berbagai jenis penyakit jantung dan gejala yang mengancam kesehatan organ penyuplai darah itu.

Demikian disampaikan Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, Iqbal Amin Kardiolog, kepada Media Indonesia, Minggu (2/1/2022) di Rumah Sakit Teungku Chik Ditiro, Sigli, Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh.

dr Iqbal Amin adalah lulusan Kardiologi atau spesialis jantung jebolan UGM yang berhasil meraih nilai Cumlaude. Lekaki muda yang sering terlibat dalam beberapa seminar terkait kesegaran jantung ini, sekarang aktif menangani pasien penyakit jantung di RSU Teungku Chik Ditiro, Sigli, Ibukota Kabupaten Pidie, berlokasi sekitar 112 km arah timur Banda Aceh, Ibukota Provinsi Aceh.

Menurut Iqbal Amin, berdasarkan diagnosis dari pasien di RSU Teungku Chik Ditiro yang menjadi pasiennya, ada sekitar 30 hingga 40 persen diantaranya adalah penderita jantung koroner. Berikutnya adalah mengalami gagal jantung, kelainan irama jantung, kelainan katub atau klep jantung dan gagal jantung.

"Setiap hari ada sekitar 40 pasien yang saya tangani di poliklinik, mereka sebagian besar berumur 50 tahun ke atas. Tapi ada juga pasien muda dan anak kasus jantung bawaan sejak lahir" kata Iqbal.

Umumnya, jelas Iqbal Amin, sering ditemukan penderita jantung koroner itu adalah lelaki berusia 50 tahun ke atas dan perempuan berumur 55 tahun ke atas. Tidak jelas mengapa demikian, tapi bisa saja karena keseimbangan hormonal pada wanita berpengaruh positif terhadap kedegatan jantung.

"Ingat kotoner berpeluang untuk sembuh, asalkan rajin mengotrol ke dokter,mengatur pola hidup secara benar, menghindari konsumsi makanan atau minuman berbahaya, tidur atau istrirahat memadai dan lainnya yang nemicu gangguan kesehatan" tutur Iqbal.

Gaya Hidup

Kasus gangguan kesehatan jantung, lanjut dia, bukan saja tinggi di Pidie, tapi juga di berbagai kabupaten/kota di Aceh. Hasil penelitian terakhir terbukti angka gangguan jantung paling tiggi diataranya adalah warga Kabupaten Bener Meriah, lalu disusul Kabupaten Pidie.

Diantara ada banyak penyebab ganguan jantung, antara lain adalah pola atau gaya hidup warga Aceh. Misalnya suka nongkrong/begadang hingga larut malam yakni kurang peduli dengan kebutuhan organ tubuh yang butuh istirshat.

Lalu banyak merokok, tinggi konsumsi gula, banyak konsumsi garam, konsumsi makanan tinggi berkebihan, pola hidup tidak teratur dan didukung oleh jarang berolah raga.

Iqbal berharap semua orang bisa melindungi, mencegah atau mengidari dari penyakit berbahaya ini. Apa lagi para usia muda yang masih produktif.

"Jangan biarkan masa kesehatan anda tidak terurus. Menuju Aceh sehat, Indonesia sehat bukan hanya sekedar selogan. Cegah lah dengan pola hidup benar dan teratur. Lebih baik lagi kalau rajin perbanyak puasa sunat," sarannya.

Karena, ungkapnya, dengan ibadah puasa berpengaruh positif terhadap metabolisme kesehatan secara umum, termasuk kesehatan jantung. Bahkan itu terungkap dari hasil penelitian ilmiah. Perhatikan juga kalau anak kecil sering batuk atau pilek  karena itu termasik gejala jantung tidak sehat. (OL-13)

Baca Juga: Tokoh Konservasi Dunia Richard Leakey Tutup Usia

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya