Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Longsor Kembali Terjadi di Pegunungan Meratus

Denny Susanto
22/12/2021 10:05
Longsor Kembali Terjadi di Pegunungan Meratus
Warga berjalan melewati tanah longsor yang menutupi jalan antardesa di Desa Datar Ajab, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan.(ANTARA/Bayu Pratama S)

CUACA buruk berupa hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang masih terjadi di sebagian besar wilayah daratan dan perairan, Provinsi Kalimantan Selatan. Longsor kembali terjadi di sejumlah daerah di kawasan Pegunungan Meratus.

Beberapa waktu lalu, longsor terjadi kawasan kaki Pegunungan Meratus tepatnya di aliran sungai Dusun Mangkiling, Desa Datar Ajab, Kabupaten Hulu Sungai Tengah. 

Longsor menutupi badan sungai dan menyebabkan tersumbatnya aliran sungai ke wilayah hilir. 

Baca juga: Akses Jalan Ke Sejumlah Desa di Pegunungan Meratus Masih Tertimbun Longsor

"Areal terkena longsor cukup luas. Upaya membuka aliran sungai oleh tim relawan dan BPBD belum bisa maksimal," ungkap Ketua Posko Meratus, Kasman Susanto, Rabu (22/12).

Menurut Kasman, ada belasan titik longsor terjadi di kawasan Pegunungan Meratus ini. Beberapa di antaranya sempat menutup akses jalan menuju dusun dan desa di kawasan kaki pegunungan meratus. 

Kondisi hujan dan banyaknya volume tanah longsor membuat upaya pembukaan akses jalan menjadi sulit.

Di sisi lain, hujan juga membuat ruas jalan yang didominasi jalan tanah tersebut rusak parah. Longsor juga terjadi di kawasan pegunungan meratus yang menutup akses jalan menuju Desa Tumingki, Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

Sekretaris Daerah Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Ahmad Yani, mengatakan pasca bencana banjir dan tanah longsor, akhir November lalu, Pemkab Hulu Sungai Tengah, mulai menurunkan sejumlah alat berat  guna mengeruk (normalisasi) sungai, pembersihan sampah dan membuka akses jalan tertimbun longsor.

Upaya normalisasi sungai dilakukan di sejumlah kecamatan seperti Hantakan, Haruyan, dan Kayu Rabah. Selain itu, Pemkab setempat juga telah melaporkan dan meminta bantuan Balai Besar Sungai terkait pengerukan dan penanganan permasalahan sampah sungai (raba).

Pada bagian lain, Kepala BPBD Kalsel Mujiyat, dalam laporan kebencanaannya, meminta masyarakat  mewaspadai kondisi cuaca buruk yang diprediksi masih akan terjadi di Kalsel hingga akhir Desember mendatang.

Berdasarkan perkiraan BMKG Kalsel, hujan dengan intensitas sedang dan tinggi disertai angin kencang dan petir terjadi di sebagian besar wilayah Kalsel.

Di perairan, BMKG mengeluarkan peringatan dini ancaman gelombamg tinggi jelang akhir tahun yang mencapai 3-5  meter sehingga berbahaya bagi pelayaran kapal-kapal nelayan, tongkang, dan kapal ferry di perairan selatan Kalsel. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya