Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Restrukturisasi Kredit di Jawa Tengah Menurun

Widjajadi
04/8/2021 21:00
Restrukturisasi Kredit di Jawa Tengah Menurun
Kepala Otoritas Jasa Keungan Solo Eko Yunianto(MI/WIDJAJADI)


OTORITAS Jasa Keuangan (OJK) Solo, Jawa Tengah, mencatat pada masa pandemi covid-19 tahun ini, jumlah debitur yang mendapat restrukturisasi kredit oleh industri jasa keuangan jumlahnya semakin menurun. Hingga Juni, jumlahnya tinggal 225.142 debitur, dengan jumlah fasiltias kredit tersedia mencapai Rp16,51 triliun.

Mereka terdiri dari 145.925 debitur perbankan dan 79.217 debitur industri keuangan non bank.

Kepala OJK Solo, Eko Yunianto mengungkapkan untuk kredit atau pembiayaan yang disalurkan bank-bank Himbara dan Bank Jateng yang bersumber dari penempatan dana pemerintah sebanyak Rp 6,79 tiriliun kepada 167.715 debitur.

Sejauh ini, lanjut Eko, stabilitas sektor jasa keuangan hingga semester I tahun ini tetap terjaga, meski indikator ekonomi domestik masih dalam pemulihan. Setidaknya, hal ini tercermin dari membaiknya sejumlah indikator utama, seperti intermediasi perbankan, dan penghimpunan dana di pasar modal, serta terjaganya rasio kehati-hatian di lembaga jasa keuangan.

Dia menambahkan kredit perbankan secara nasional tumbuh positif 0,59% yoy, sementara dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 11,28% yoy, dan penghimpunan dana di pasar modal tumbuh 211% yoy. Pada bagian lain kredit bermasalah mencapai 3,24%, rasio permodalan perbankan 24,33% dan likuiditas perbankan masih berada pada level memadai.

Stabilnya industri perbankan di Solo Raya tecermin dari pertumbuhan kredit bank umum (konvensional dan syariah) 3,28% yoy atau menjadi Rp84,52 triliun. Lebih tinggi dibanding pertumbuhan kredit perbankan secara nasional.

Eko menegaskan, sektor industri pengolahan mendominasi outstanding kredit bank umum yang mencapai 30,21% dari total kredit, diikuti sektor perdagangan besar dan eceran 28,00% dan sektor rumah tangga 13,84%.

Berdasarkan jenis usaha, kredit bank umum didominasi kredit bukan mikro, kecil dan menengah yang mencapai 64,58%, diikuti kredit kecil 14,79%, kredit menengah 12,43% dan kredit mikro 8,20%.

OJK juga mencatat, bahwa di periode sama, pertumbuhan kredit BPR/BPR syariah tercatat 11,34% yoy menjadi Rp 7,16 triliun. Sementara di sektor ekonomi perdagangan besar dan eceran mendominasi kredit BPR yakni 30,80%, diikuti sektor bukan lapangan usaha lainnya 27,02% dan jasa kemasyarakatan, sosial budaya, dan hiburan 12,50%.

Penghimpunan dana pihak ketiga bank konvensional dan syariah di Solo Raya hingga semester I tahun 2021 tumbuh 5,58% yoy menjadi Rp 79,48 triliun. Dari total DPK itu didominasi tabungan yang mencapai 56,86%, diikuti deposito 29,04% dan giro 14,10%.

Pada periode yang sama, dana pihak ketiga BPR/BPRS tercatat Rp 7,12 triliun atau tumbuh 14,14% yoy, lebih tinggi dibanding pertumbuhan DPK BPR-BPR secara nasional. "Komposisi DPK BPR masih didominasi produk deposito yang mencapai 58,38% dan tabungan 41,62%," jelasnya. (N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : NUSANTARA
Berita Lainnya