Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KEPOLISIAN Daerah Sumatra Selatan bakal melanjutkan pemeriksaan terhadap anak bungsu Akidi Tio, Heriyanti, Selasa (3/7). Sebelumnya, keluarga almarhum Akidi Tio pada 26 Juli lalu memberikan bantuan secara simbolis kepada Irjen Pol Eko Indra Heri yang merupakan Kapolda Sumsel.
Namun hingga kini, bantuan tersebut tak kunjung cair dan diterima. Malah diindikasi bantuan tersebut hoax atau penipuan. Sejak Senin (2/8), Heriyanti diperiksa intensif oleh Direktorat Kriminal Umum Polda Sumsel di Mapolda Sumsel.
Namun pada pukul 23.00 WIB, Heriyanti kembali kerumahnya sehingga pemeriksaan ditunda sementara. "Masih dalam proses pemeriksaan dan dihentikan tengah malam tadi. Pagi ini akan dilanjutkan terkait pendalaman yang bersangkutan," kata Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Pol Supriadi, Selasa (3/8).
Ia mengatakan hingga saat ini pihaknya belum bisa memberikan kepastian mengenai pencairan uang bantuan tersebut. "Kita belum bisa memberikan kepastian, apakah barang bukti (bantuan Rp2 triliun) tersebut tidak bisa dicairkan atau belum," ucapnya.
Supriadi menjelaskan, penghentian pemeriksaan Heriyanti pada Senin malam adalah karena memang sudah larut malam dan Heriyanti butuh istirahat.
Meski pulang kerumah, polisi menjaga ketat rumah Heriyanti. "Statusnya masih kita dalami, penggalian informasi. Yang kita tanyakan, apakah ada
kendala, kita akan bantu. Secara kemanusiaan, pemeriksaan tadi malam kita hentikan. Namanya orang mau memberikan sesuati, kita punya kewajiban (jaga
rumahnya)," ucapnya.
Polisi juga akan memeriksa suami dan anak Heriyanti terkait apakah mereka mengetahui terkait hal ini. "Suami dan anak akan diperiksa juga. Tapi memang sampai tadi malam dana itu masih kita dalami. Pemeriksaan belum selesai. Pagi ini kita dalami dan masih kita pertanyakan. Lebih cepat lebih bagus," kata dia.
Ia mengatakan dalam pemeriksaan Heriyanti, pihaknya tetap memperlakukan baik. "Mereka niatnya baik kan mau menyumbang, masa kita perlakukan tidak
baik. Bukan kita tangkap, kita mengundang untuk beliau memberikan klarifikasi. Namun nanti kita liihat nanti perkembangannya," ujarnya. (OL-13)
Baca Juga: Humas Polda Yakin Sumbangan Rp2 Triliun Ada di Bilyet Giro, BI dan OJK: Ada Tidak Uangnya
HSL diamanakan Polda Jabar karena memiliki puluhan senjata api laras panjang serta laras pendek secara ilegal.
Untuk mendapatkan informasi tambahan terkait penyidikan itu, Polda Jawa Barat membuka hotline seputar penanganan kasus Vina Cirebon.
Pakar hukum pidana dari Universitas Brawijaya, Fachrizal Afandi, menyatakan Pegi Setiawan berhak mengajukan ganti rugi kepada Polda Jawa Barat setelah keputusan praperadilan.
Operasi Patuh Lodaya 2024 ini dilakukan untuk menurunkan angka kecelakaan lalu lintas dan fatalitas korban kecelakaan
Polda Jateng juga mengimbau pendukung klub maupun pecinta sepak bola untuk tidak menonton langsung di stadion. Sehingga, risiko penularan covid-19 dapat ditekan.
Penyidik menerima surat permintaan penundaan pemeriksaan dari Ketua Umum PSSI Iwan Bule dan minta penjadwalan ulang pemeriksaan di Mapolda Jatim pada 3 November.
Hal itu membuat kegaduhan di Tanah Air dan mempermalukan institusi Polri.
Meski sukses dalam bidangnya, Akidi Tio semasa hidup tidak pernah lewat dalam memberikan bantuan kepada orang-orang yang membutuhkan.
Akidi Tio tinggal dan menetap di Palembang serta membangun usahanya di kota ini. Akidi Tio memiliki tujuh anak yang sebagian besar tinggal dan menetap di Jakarta.
Ia berharap akan lebih banyak orang yang tergerak hatinya untuk melakukan kebaikan seperti keluarga almarhum Akidi Tio.
Selain Palembang, keluarga Akidi pun akan memberikan kembali bantuan serupa di provinsi lain.
Ia menjelaskan, amanah dari keluarga pengusaha itu yaitu bantuan Rp2 triliun itu sampai kepada masyarakat yang terdampak covid-19.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved