Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Ajak Vaksin Covid Lebih Mengena dengan Bahasa Gaul

Palce Amalo
06/6/2021 14:00
Ajak Vaksin Covid Lebih Mengena dengan Bahasa Gaul
Ajakan vaksinasi Covid-19 dengan bahasa gaul lebih mudah diterima warga Kota Kupang, NTT.(Antara)

"JANGAN takut divaksin, hanya cusss...dikit langsung tambah cakep," kata Riesta Megasari saat kegiatan vaksinasi covid-19 bagi pelaku usaha mikro
kecil dan menengah (UMKM) di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (5/6).

Penggunaan bahasa gaul seperti itu bukan tanpa alasan. Masih banyak warga belum bersedia disuntik gara-gara termakan hoax yang beredar mengenai kualitas vaksin. Padahal, jika seluruh warga sudah divaksin, akan terbentuk kekebalan kelompok yang pada gilirannya dapat mengendalikan pandemi.

Disuntik vaksin itu tidak sulit, tidak sakit, dan prosedurnya juga sangat mudah. Untuk itu, sosialiasi vaksinasi nasional perlu terus digaungkan mengunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif yang berkembang di masyarakat agar mudah diingat.

"Untuk yang perempuan, kami bilang, cuma cusss dikit langsung tambah cantik," tambah pendiri UMKM ApasA itu sambil melempar senyum.

Menurutnya, rata-rata pelaku usaha takut divaksin karena termakan hoaks, ada juga yang takut dengan jarum suntik. Sampai saat ini baru 100 pelaku UMKM yang sudah divaksin, terlalu sedikit jika dibandingkan pelaku UMKM di Kota Kupang yang mencapai pulahan ribu orang.

Oleh karena itu, selain didorong dengan kampanye manfaat vaksin dan dampak pandemi, perlu juga mengunakan bahasa gaul untuk mengantikan kalimat-kalimat baku yang berkaitan dengan ajakan vaksinasi covid-19.

Jika seluruh pelaku UMKM sudah divaksin, mereka bisa berkreasi dengan tenang namun tetap menjalankan protokol kesehatan secara ketat. Keuntungannya, penyebaran covid-1 dapat diputuskan dan grafik pertumbuhan ekonomi kembali membaik.

Karena itu, mau tidak mau dorongan kepada pelaku UMKM tidak boleh surut agar mereka mau menjadi bagian dalam kegiatan vaksinasi nasional, serta melawan haox. Dorongan juga diberikan kepada guru dan tenaga pendidik agar mereka bersedia mengikuti vaksinasi massal.

Wakil Ketua Komisi V DPRD NTT Muhammad Ansor juga berpendapat vaksinasi massal covid-19 terus didorong untuk mencapai kekebalan komunitas, termasuk pendidikan. "Apalagi, rencana pemerintah menggelar sekolah tatap muka pada tahun ajaran baru 2021," ujarnya.

Tetapi anggapan warga termakan hoaks vaksin, tidak sepenuhnya benar. Umumnya warga bersedia divaksin agar memiliki kekebalan tubuh melawan pandemi.

Seperti data yang dikeluarkan Dinas Kesehatan Kota Kupang, vaksinasi tahap pertama untuk petugas kesehatan di Kota Kupang telah mencapai 123,86 persen atau 4.303 untuk dosis pertama, dan 3.890 orang (111,97%) untuk dosis kedua.

Selanjutnya, 6.700 lansia (30,34%) sudah menjalani vaksinasi dosis pertama dan 5.122 orang (23,11%) telah divaksin dosis kedua. Untuk petugas publik sebanayk 55.627 (172,04%) orang dosis pertama dan 22.844 orang (70,65%) dosis kedua. "Harapannya para pelaku usaha bisa berkreasi lagi seperti dulu, saya bisa berkarya kembali, yang pasti saya tidak takut divaksin," tambah Megasari. (OL-13)

Baca Juga: Brimob Diterjunkan Awasi Warga Kudus yang Isolasi Mandiri

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya