Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
PANDEMI Covid-19 sempat memukul geliat UMKM di Malioboro selama berbulan-bulan. Namun, salah satu pusat perekonomian sektor riil di Jogja ini perlahan bangkit seiring bergeliatnya pariwisata di kota yang dikenal sebagai kota gudeg ini. Teguh, 42 tahun, pedagang angkringan, tampak bersemangat, Sabtu (24/10) petang. Pembeli datang silih berganti mengunjungi gerobak angkringannya.
Pria yang sehari hari berjualan di Jalan Sosrowijayan, kawasan Malioboro, ini bersyukur, pengunjung Malioboro sudah mulai ramai walau belum seramai sebelum pandemi Covid-19. Ia mencontohkan, sebelum pandemi, ia mampu menjual di atas 100 bungkus nasi, sedangkan saat ini 50 bungkus pun belum tentu habis.
Seretnya pendapatannya pada masa pandemi membuatnya harus cermat membelanjakan uang, termasuk kehidupan sehari-hari dan untuk modal usaha. Selain itu, Teguh juga harus mencicil utang ke Baitul Maal wa Tamwil (BMT) setiap bulannya.
"Saya ambil kredit Februari 2020 sebesar Rp70 juta. Sudah saya gunakan untuk membangun rumah. Sekarang di rekening tinggal Rp50 ribu," terang dia yang sempat libur berjualan tiga bulan dari April-Juni.
Teguh pun bersyukur, dirinya merasa terbantu dengan adanya kebijakan restrukturisasi kredit, sehingga BMT memberi kelonggaran untuk mencicil utangnya.
Seharusnya perbulan, ia harus mencicil Rp3,5 juta, tapi sejak April dia hanya mencicil 500 ribu perbulan. Teguh mengatakan, BMT hanya berpesan, kalau bisa tetap setor (angsuran) berapapun besarannya. Sementara itu, Tiyo Isnawan, 27 juga mengaku, pengunjung di Malioboro sudah mulai ramai. Ia pun berharap, kondisi Malioboro bisa pulih seperti sebelum pandemi Covid-19.
"Ya harapannya bisa kembali seperti semula biar bisa bayar angsuran," terang dia yang mempunyai utang Kredit Usaha Rakyat (KUR) di bank Rp10 juta.
Ia pun mengaku dapat sedikit bernafas lega, berkat kebijakan restrukturisasi kredit dari pemerintah, dirinya dapat menangguhkan pembayaran angsuran utangnya hingga tahun depan. Pada masa pandemi Covid-19, pria yang berjualan aneka kerajinan tas ini sempat libur berjualan hingga dua bulan, April-Mei. Saat awal berjualan, pembelinya juga masih sepi, tetapi sekarang sudah mulai ramai. Meningkatnya pengunjung Maliobori juga dirasakan oleh pemilik konveksi pakaian batik di Solo, Fitri,20 tahun.
"Sudah mulai ramai. Lumayan sehari bisa habis 6 kodi, sebelum pandemi bisa di atas dua belas kodi," terang Fitri yang sempat libur tiga bulan ini.
Fitri mengaku, selama tiga bulan, dirinya harus merugi. Namun, ia tidak berani berhutang kepada bank, tetapi memilih berhutang kepada pengusaha kain.
Bantu Debitur
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) DIY, Parjiman menyampaikan, kebijakan relaksasi restrukturisasi kredit untuk membantu likuiditas para debitur pada masa pandemi Covid-19.
"Dengan adanya restrukurisasi ini debitur bisa dibantu dalam hal pengelolaan likuiditasnya (baik lewat penjadwalan ulang, restructuring, atau reconditioning) sehingga likuiditas yang ada di debitur tidak melulu untuk membayar angsuran," terang dia kepada mediaindonesia.com, Jumat (23/10).
Menurut dia, restrukturisasi kredit bermanfaat bagi UMKM untuk bertahan pada masa pandemi Covid-19. Selain itu, dengan restrukturisasi, kualitas kredit debitur tidak turun. Kalau kualitas kredit debitur kurang lancar atau macet, rekam jejak debitur juga akan tidak baik dan tercatat di Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK)
Apabila rekam jejak debitur di SLIK tidak bagus, bank tidak akan mau lagi memberi fasilitas pinjaman.
"Restrukturisasi juga membantu debitur tidak masuk dalam daftar hitam," jelas dia.
Ia mengatakan, total debitur di DIY yang sudah dilakukan restrukturisasi sampai dengan 15 Oktober 2020 sebanyak 219.219 debitur dengan nilai nominal Rp15,20 triliun.Dari jumlah tersebut, 93,37 persen terdiri dari debitur UMKM (128.981 debitur) dengan fasilitas kreditnya sebesar Rp9,3 triliun.
"Kita belum tahu sampai kapan pandemic ini akan berakhir sehingga OJK memperpanjang restrukturisasi ini," kata dia.
Khusus di DIY, pria yang akrab disapa Jimi ini menilai, perekonomian sudah membaik dibanding pada masa awal pandemi. Banyak tempat wisata, termasuk Malioboro, dan hotel-hotel di DIY sudah diverifikasi dan boleh dibuka dengan menerapkan protokol kesehatan.
"Diharapkan, itu menjadi pemicu bangkitnya sektor lain, seperti dagang, kerajinan, hingga kuliner. Diharapkan, itu menjadi pemicu bangkitnya sektor lain, seperti dagang, kerajinan, hingga kuliner," kata dia.
Bangkitnya perekonimian juga terlihat dari peningkatan kredit di perbankan. Pada Agustus, fasilitas kredit sudah naik 2,71 persen YoY, dari posisi Rp45,234 triliun pada 2019 menjadi Rp45,436 triliun pada 2020.
Jimi berharap, UMKM sudah bisa mulai berusaha lagi dengan memanfaatkan fasilitas yang ada di industri jasa keuangan.
"Likuiditas di perbankan masih bagus, bank-bank masih siap memberikan fasilitas kredit," terang dia.
Sebelumnya, lewat siaran pers, Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso menyampaikan, perpanjangan restrukturisasi ini sebagai langkah antisipasi untuk menyangga terjadinya penurunan kualitas debitur restrukturisasi. Kebijakan perpanjangan restrukturisasi diberikan secara selektif berdasarkan asesmen bank untuk menghindari moral hazard agar debitur tetap mau dan mampu melakukan kegiatan ekonomi dengan beradaptasi di tengah masa pandemi ini.
"OJK segera memfinalisasi kebijakan perpanjangan restrukturisasi ini dalam bentuk Peraturan OJK (POJK)," jelas dia.
baca juga: Penyuluh Ajak Petani Food Estate Melek Korporasi
Pihaknya juga memperpanjang beberapa stimulus lanjutan, antara lain pengecualian perhitungan aset berkualitas rendah (loanat risk) dalam penilaian tingkat kesehatan bank, governance persetujuan kredit restrukturisasi, penyesuaian pemenuhan capital conservation buffer, penilaian kualitas Agunan yang Diambil Alih (AYDA), serta penundaan implementasi Basel III.
Berdasarkan data yang diperoleh, realisasi restrukturisasi kredit sektor perbankan hingga 28 September sebesar Rp904,3 triliun untuk 7,5 juta debitur. Sementara NPL pada September 2020 sebesar 3,15% menurun dari bulan sebelumnya sebesar 3,22%. Untuk menjaga prinsip kehati-hatian, bank juga telah membentuk Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) yang dalam 6 bulan terakhir menunjukkan kenaikan. (OL-3)
Riset Ipsos 2025 menyoroti peran e-commerce dalam mendukung UMKM dan brand lokal. Shopee unggul dalam mendorong pertumbuhan dan ekspor bisnis lokal.
Kemendag terus mendorong kurasi produk lokal, khususnya produk UMKM, agar memenuhi standar pasar domestik dan internasional.
Empower Academy merupakan program pemberdayaan yang fokus pada tiga kelompok utama yakni kelompok masyarakat rentan, komunitas pedesaan, dan masyarakat dalam rantai pasok tembakau.
PERUSAHAAN besar seyogianya memiliki komitmen dalam mendukung akses pembiayaan usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi (UMKM-K).
One Stop Solution yang memungkinkan klien mendapatkan layanan komprehensif mulai dari pembuatan website profesional, optimasi toko di marketplace, hingga manajemen iklan.
Festival ini mengangkat nilai Subak, sistem irigasi komunal yang menjadi simbol harmoni ekologis Bali.
KETERTARIKAN masyarakat kepada industri aset kripto dinilai semakin tinggi. Ini berarti tiap pedagang aset kripto teregulasi sangat penting untuk memastikan transaksi berjalan dengan aman.
Di sisi lain, jumlah pelaku yang terdaftar juga melonjak tajam dari 16 menjadi 113 pengguna dalam waktu kurang dari dua tahun.
Rendahnya angka penetrasi menunjukkan terbatasnya peran asuransi dalam menopang stabilitas ekonomi.
PT Pembiayaan Digital Indonesia (AdaKami) ambil bagian dalam kegiatan Fintech Lending Days (FLD) 2025 yang diselenggarakan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia di Kota Sorong.
Sampai dengan periode Maret 2025, LKM yang telah memiliki izin usaha dari Otoritas Jasa Keuangan adalah sebanyak 245 LKM dengan nilai keseluruhan aset LKM mencapai Rp1,609 triliun.
Sejumlah lembaga internasional telah merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global lantaran ketidakpastian dan gejolak geopolitik dunia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved