Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Pemkab Cianjur Kejar Target 10 Ribu Swab Test

Benny Bastiandy
15/8/2020 02:50
Pemkab Cianjur Kejar Target 10 Ribu Swab Test
Ilustrasi(DOK MI)

PEMERINTAH Kabupaten Cianjur, Jawa Barat terus berupaya memasifkan swab test seperti diminta Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Hingga kini, Pemkab Cianjur telah melakukan sekitar 3 ribu swab test kepada warga. Jumlah itu masih di bawah 10 ribu swab test yang diminta Pemprov Jabar.

Pelaksana Tugas Bupati Cianjur, Herman Suherman, mengaku akan melaksanakan instruksi tersebut sebagai upaya mendeteksi penyebaran covid-19 di Kabupaten Cianjur. Menurut, sekitar 7 ribuan swab test lanjutan akan diprioritaskan bagi kalangan guru.

"Saya sudah ada perintah dari pak Gubernur agar penduduk Cianjur sebanyak 10 ribu atau 0,5% dari jumlah penduduk harus di-swab. Sementara kita baru melakukan tes swab bagi 3 ribuan orang. Kita akan prioritaskan untuk guru dulu karena kalau nanti ada kebijakan dari pusat dan provinsi untuk sekolah tatap muka, guru harus dipastikan tidak terpapar covid-19," terang Herman, Jumat (14/8).

Pemkab Cianjur akan meminta bantuan pengadaan alat tes usap ke Pemprov Jabar. Alat tes usap diperlukan untuk memenuhi target jumlah penduduk yang mesti mengikutinya.

Lebih jauh, Herman mengatakan laju pergerakan covid-19 di Kabupaten Cianjur relatif melandai. Artinya, tidak terjadi penambahan kasus baru secara signifikan.

"Mudah-mudahan kita bisa terus mempertahankan tidak adanya penambahan kasus baru yang signifikan. Salah satunya dengan deteksi dini melalui rapid test dan akan terus dilakukan swab test," pungkas Herman.

Di sisi lain, juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Cianjur, Yusman Faisal mengatakan Pemkab Cianjur melalui Gugus Tugas Covid-19 terus berupaya menangkal indikasi penyebaran virus korona dengan berbagai langkah.

"Saat ini kita terus menjaga. Kalau ada indikasi kasus positif, kita berupaya cepat putus mata rantainya. Jadi tidak menyebar menjadi klaster," jelas Yusman.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya