Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Ada Dugaan Provokator di Balik Penolakan Rapid Test di Flotim

Ferdinandus Rabu
09/6/2020 13:13
Ada Dugaan Provokator di Balik Penolakan Rapid Test di Flotim
Petugas kesehatan Kabupaten Flores Timur tetap mendekati warga yang menolak rapid test covid-19 dengan pendekatan persuasif.(MI/Ferdinandus Rabu)

DIDUGA ada provokator di balik penolakan puluhan warga yang akan menjalani rapid test covid-19 di Kabupaten Flores Tinmur, Nusa Tenggara Timur. Sebelumnya, dilaporkan sebanyak 21 warga dari Dusun Binongko, Desa Sagu, Kecamatan Adonara menolak untuk menjalani rapid test setelah diketahui pernah kontak dekat dengan pasien 02 yang terkonfirmasi positif covid-19. 

Sejumlah upaya persuasif terus dilakukan namun sudah lebih dari sepekan sejak Senin (1/6) hingga hari ini Selasa (9/6) belum berhasil mengajak warga untuk melakukan rapid test. Diduga ada upaya provokasi yang dilakukan oleh kelompok atau oknum tertentu yang mempengaruhi warga untuk menolak menjalani rapid test.

Wakil Bupati Flotim, Agustinus Payong Boli saat dikonfirmasi Selasa (9/6), mengakui adanya dugaan provokator di balik penolakan tersebut. Ia akan menelusuri adanya dugaan provokator di balik penolakan warga melakukan rapid test covid-19.

"Iya kita duga ada provokotrar yang sudah memengaruhi warga. Selain warga belum paham, tapi juga ada dugaan provokator di balik itu. Kita akan telusuri dan saya juga minta kepolisian untuk membantu menelusuri. Kita akan tindak tegas jika ditemukan ada upaya provokasi. Terkait penolakan warga untuk dirapid test tersebut, petugas saat ini terus melakukan langkah persuasif. Dan saya juga rencananya akan turun ke sana memberikan pemahaman," kata Agus Boli, Selasa (9/6)

baca juga: OTK Rusak Kantor Kelurahan Tuntut Warga Diisolasi Dibebaskan 

Ia menambahkan akan mengambil langkah tegas dengan melaklukan sweeping jika warga masih menolak. Karena rapid test ini perlu dilakukan sebagai salah satu pencegahan dini memutus mata rantai covid-19.

"Jika masih juga menolak petugas tentu akan mengambil langkah tegas dengan melakukan sweeping. Nama-nama bisa didapat dari informasi pasien 02 yang positif covid-19, juga bisa diperoleh informasi dari orang sekitar yang melihat mereka pernah kontak dekat dengan pasien 02. Semua itu untuk kepentingan banyak orang. Untuk kepentingan daerah ini, juga untuk kepentingan bangsa. Sehingga saya minta kerelaaan warga agar bersedia menjalani rapid test. Tidak perlu terprovokasi. Karena melalui rapid test kita bisa deteksi dini. Kita jaga agar kondisi antar warga desa tetap terjalin baik," ujarnya.

Ia berharap warga harus bisa menjalani rapid test agar diketahui pasti reaktif atau tidak, sehingga warga sekitar atau desa tetangga tidak perlu khawatir. (OL-3)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya