Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Pemkab Pidie Siap Populerkan Kopi Liberika

Amiruddin Abdullah Reubee
01/10/2019 13:33
Pemkab Pidie Siap Populerkan Kopi Liberika
Kepala Bappeda Kabupaten Pidie, Muhammad Ridha mencicipi kopi liberika.(MI/Amiruddin Abdullah Reubee)

PEMKAB Pidie, Provinsi Aceh berupaya mempopulerkan kopi lokal liberika khas dataran tinggi Kecamatan Tangse. Kopi liberika ini memiliki aroma khas seperti buah nangka. Warga Aceh menyebutnya kupi panah (kopi nangka). Kepala Bappeda Kabupaten Pidie, Muhammad Ridha, kepada Media Indonesia, Selasa (1/10) mengatakan, pihaknya sekarang sedang mendata dan menelusuri lebih rinci luas lahan serta menggalakkan budidaya kopi liberika.

Muhammad Ridha menambahkan kopi liberika berasal dari bibit kopi asal Liberia dan dibawa ke dataran tinggi Kecamatan Tangse, oleh Belanda sekitar awal abad ke 19. Namun pemasaran kopi liberika masih kalah dibandingkan kopi arabika maupun robusta. Kawasan perkebunan kopi liberika di Pidie banyak ditemui di Kecamatan Tangse, Mane, dan Geumpang. Untuk itu Pemkab Pidie siap mempopulerkan kopi beraroma buah nangka ini.

"Sangat disayangkan biji kopi liberika Tangse yang pernah populer pada zaman kolonial Belanda itu, sekarang jarang terdengar di pasar kopi terkemuka. Bahkan di tingkat pasar kopi dalam negeri saja hampir tidak diketahui lagi. Padahal di warung-warung kopi terkenal di Aceh yang menggunakan kopi liberika untuk menarik minat penikmat kopi" ujar Muhammad Ridha, Selasa (1/10).

Ridha mengaku program ke depan tidak ingin asal membagi-bagikan bibit kopi kepada petani. Terutama untuk Kecamatan Tangse, Mane dan Geumpang. Dia lebih mengutamakan melakukan base line (pemetaan) dulu kondisi kopi yang sudah ada di Pidie.

"Setelah tahu pemetaannya, baru diketahui kebutuhan petani kopi di lapangan," tambahnya.

baca juga: Warga Sumut Bantu Korban Karhutla di Riau

Bappeda Kabupaten Pidie berencana menciptakan inovasi baru terkait produk hasil perkebunan itu.

"Berinovasi tidak melanggar ketentuan, sesuai blue print dan bermanfaat hingga anak cucu. Saya membutuhkan ide-ide cemerlang dari siapapun" jelas Ridha. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya