Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
POLRI menyatakan bahwa mertua buronan narkoba jaringan internasional, Fredy Pratama merupakan bos kartel di kawasan segitiga emas atau golden triangle.
“Mertuanya Fredy kan kartel di sana (Segitiga Emas),” kata Dirtipid Narkoba Bareskrim Polri, Brigjen Mukti Juharsa (15/9).
Mukti pun menyebutkan bahwa pihaknya meyakini Fredy Pratama masih berada di Thailand. Ia pun mengaku sampai saat ini masih terus memburu Fredy dengan melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak.
Baca juga : Geledah Rumah Anak Buah Fredy Pratama di Tangerang, Polisi Amankan Uang Tunai Hingga BPKB
"Tapi kita yakin bahwa yang bersangkutan masih ada di wilayah Thailand karena istri adalah orang Thailand, dan mertuanya diduga adalah kartel narkotika di daerah Thailand," sebutnya.
Baca juga : Kendalikan Jaringan Internasional, Polri Yakin Fredy Pratama Masih di Thailand
"Kita melakukan kerjasama dengan Interpol, dengan kepolisan dari Thailand, dari Malaysia dan Imigrasi Thailand-Malaysia untuk mengetahui keberadaan Fredy Pratama," imbuhnya.
Sebelumnya, Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada menyebut sebanyak 884 tersangka peredaran gelap narkoba jaringan Fredy Pratama ditangkap dari 2020-2023. Penangkapan berbekal 408 laporan polisi (LP) yang masuk di Bareskrim Polri dan polda jajaran.
"Dari lp sebanyak 408 tersebut, jumlah tersangka sebanyak 884 periode dari Januari 2020 sampai September 2023" kata Wahyu, Rabu, (14/9).
Wahyu mengatakan sebelum penangkapan ratusan tersangka itu, Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri melakukan penelusuran. Diketahui bahwa jaringan Fredy Pratama adalah sindikat narkoba yang cukup besar.
"Karena hasil pengungkapan kasus tindak pidana narkoba oleh Bareskrim Polri dan jajaran dari tahun 2020-2023 ada 408 laporan polisi dan total barang bukti yang disita sebanyak 10,2 ton sabu, dan terafiliasi dengan kelompok Fredy Pratama ini," ujar jenderal bintang tiga itu.
Wahyu mengatakan sindikat Fredy Pratama termasuk organisasi terstruktur. Perannya diatur sedemikian rupa oleh gembong narkoba yang menjadi buron kelas kakap Polri itu.
Ada yang bagian operasional, keuangan, pembuatan dokumen, pengumpul uang dan lain sebagainya. Ada pula pelaku sebagai pengatur aplikasi yang tidak biasa digunakan masyarakat umum. Kemudian, menggunakan banyak rekening bank.
"Dari pengungkapan kasus ini dapat diidentifikasi struktur jaringannya dengan peran masing, tentunya Fredy Pratama master mainnya," ujar Wahyu.
Wahyu menyebut ada pula tersangka berinisial K alias R sebagai pengendali operasional. Lalu, NFM alias Justin sebagai pengendali keuangan. Selanjutnya, ada AR sebagai koordinator dokumen palsu, FA dan SA sebagai kurir manifestasi luar negeri.
KI sebagai koordinator pengumpul uang tunai dan P, YP, DS sebagai koordinator penarikan uang. Ada pula DFM sebagai pembuat dokumen palsu yaitu KTP dan rekening palsu. FR dan AF sebagai kurir pembawa sabu.
Pengungkapan jaringan Fredy Pratama ini dilakukan bekerja sama dengan polda jajaran, Imigrasi, Bea Cukai, PPATK, Kejagung, Kemenkumham, Div Hubinter Polri. Kemudian, Royal Malaysia Police dan Royal Thai Police.
Kini, Polri tengah memburu Fredy Pratama. Perburuan dilakukan bekerja sama dengan Polisi dan Imigrasi Thailand. (Z-8).
KAPAN buronan gembong narkoba Fredy Pratama bisa ditangkap? Polri mengaku masih menunggu dan menjanjikan akan segera meringkus bandar besar sabu yang diketahui tengah berada di Thailand itu.
Presiden Lopez Obrador khawatir warganya dijadikan tameng oleh kartel narkoba dengan memberikan hadiah. Dalam hal ini, warga bisa terlibat melindungi praktik peredaran narkoba di Meksiko.
Ribuan tentara merebut kembali kubu kartel Sinaloa di Culiacan, yang menyerupai zona perang setelah orang-orang bersenjata mengamuk dalam percobaan membebaskan bos mereka.
Seorang jurnalis diculik orang-orang bersenjata di negara bagian Veracruz, Meksiko Timur.
Sebuah serangan bom pada patroli polisi menewaskan enam orang dan melukai 12 orang di Meksiko.
Polri menyatakan telah menerbitkan red notice terhadap buronan narkoba jaringan internasional, Fredy Pratama.
Mukti mengatakan, Fredy mengambil barang haram itu dari jaringan segitiga emas. Lalu selanjutnya diselundupkan Indonesia.
Mukti menyebutkan, penyidik mengamankan barang bukti berupa uang pecahan Rp100 ribu, Rp50 ribu, dan USD 100. Total, uang tersebut senilai Rp1,2 miliar
Modus operandi jaringan ini selalu sama. Yakni mengemas narkoba menggunakan teh China dalam proses penyelundupannya.
Bareskrim Polri menduga kuat gembong narkoba Fredy Pratama masih berada di Thailand. Bandar kelas kakap yang masuk buronan Polri sejak 2014
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved