Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

NOS ITS DKI Diklaim Mampu Kurangi Antrean Kemacetan hingga 20 Persen

Mohamad Farhan Zhuhri
04/7/2023 17:26
NOS ITS DKI Diklaim Mampu Kurangi Antrean Kemacetan hingga 20 Persen
Pengendara terjebak kemacetan saat jam pulang kantor di kawasan Gatot Subroto, Jakarta(MI/Susanto )

PEMPROV DKI Jakarta membuat sistem pemantauan lalu lintas bernama Network Operation Centre (NOS) Intelligent Traffic light System (ITS). Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono meninjau sistem tersebut di Gedung Dinas Teknis Abdul Muis, Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Selasa (4/6) bersama Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekda DKI Jakarta Sri Haryati dan Kepala Dinas Perhubungan Syafrin Liputo

Sistem NOS ITS telah diimplementasikan sejak April 2023 lalu dan terpantau menunjukkan efisiensi dari sisi pengurangan kendaraan di sekitar 20 titik persimpangan yang dipasang.

"Ini untuk mempermudah pantauan kemacetan dan memperlancar lalu lintas, sehingga terpantau terdapat efisiensi (pengurangan antrean) sekitar 20 persen,” ujar Heru.

Baca juga: Pj Gubernur dan Rombongan Kementerian Tinjau Fasilitas JIS Hari Ini

Menurutnya dengan memanfaatkan teknologi Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, sistem tersebut akan mengidentifikasi kemacetan di titik tertentu untuk bisa dilakukan intervensi dalam upaya mengurangi kemacetan.

“Sistemnya dihitung berdasarkan kepadatan (lalu lintas), kalau sedang padat maka lampu hijaunya dipercepat dan sebaliknya,” kata Heru. 

Baca juga: Dishub DKI, Tambah Titik Pemasangan Teknologi AI Pengurai Kemacetan di Persimpangan

 

DKI Anggarkan Rp208 Miliar untuk 60 Kamera AI

Sementara Kepala Dinas Perhubungan Syafrin Liputo menerangkan, sebelumnya jika terjadi kemacetan, pihaknya melakukan pengaturan lampu lalu lintas secara manual dengan turun langsung ke lapangan. 

"Saat ini dengan teknologi AI, maka sistem akan melakukan identifikasi langsung secara real time, berapa waktu (lampu) hijau yang dibutuhkan untuk setiap titik persimpangan agar kendaraan yang melintas dalam periode waktu tertentu keseluruhannya bisa melintas," jelas Syafrin.

Selain itu menambahkan, pemasangan teknologi tersebut dilakukan di sejumlah titik dengan tingkat kemacetan lalu lintas yang tinggi.

Dishub telah menganggarkan ratusan kamera yang akan diletakkan di 20 simpang di Jakarta tahun lalu dengan anggarannya Rp78 miliar. Sedangkan tahun ini Rp130 miliar untuk tambahan 40 simpang.

“Tahun ini akan dilakukan pengembangan tambahan di 40 simpang, kriteria pemilihannya masih sama (rawan macet). Tujuannya agar terjadi efisiensi jumlah antrean di simpang-simpang tertentu," pungkas Syafrin. (Far/Z-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya