Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

DPP KNPI Soroti Sarana Pendidikan di Kabupaten Bekasi Memprihatinkan

Selamat Saragih
09/9/2022 20:43
DPP KNPI Soroti Sarana Pendidikan di Kabupaten Bekasi Memprihatinkan
Ketua Harian DPP KNPI, Muhaimin Syarif.(MI/Selamat Saragih)

DEWAN Pengurus Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPP KNPI) menilai kondisi sarana dan prasarana pendidikan di daerah kondisinya sungguh memprihatinkan.

Hal tersebut disampaikan Ketua Harian DPP KNPI, Muhaimin Syarif, saat pelaksanaan pemberian bantuan mebeleir, santunan bagi guru dan edukasi gizi kepada siswa SD Negeri Sukadaya 02 Sukawangi, Kabupaten Bekasi, Jumat (9/9).

"Kegiatan bhakti sosial DPP KNPI dengan memberikan bantuan mebeleir, santunan guru dan renovasi sekolah pada hari ini (Jumat, 9/9) dengan apa yang kami lakukan mengharapkan bisa menjadi motivasi tersendiri bagi pemerintah daerah bahwa ternyata masih banyak kondisi, fasilitas, sarana dan prasarana sekolah sungguh memprihatinkan", kata Muhaimin Syarif.

Dia merasa ironis dengan kondisi APBD Kabupaten Bekasi yang besar namun masih rendah kreatifitas dan lemahnya tatakelola pemerintahan daerah.

"Dari laporan pengurus KNPI Kabupaten Bekasi bahwa dengan APBD Kabupaten mencapai Rp6 triliun. Tapi kok bisa masih ada sekolah dengan kondisi seperti ini, tidak ada meja kursi belajar, plafon dan jendela sekolah rusak dan intinya tidak ada perhatian sentuhan pemerintah," kritik Syarif.

Dia menyatakan, sektor pendidikan merupakan nadi dari sumber daya manusia (SDM) itu sendiri.

"KNPI meyakini bahwa sektor pendidikan merupakan nadi dari SDM itu sendiri, maka KNPI berkomitmen secara konkret akan terus mengadakan program-program nyata yang dapat mengangkat harkat dan martabat SDM Indonesia melalui program bantuan sekolah karena harus kita sadari atas maju tidaknya suatu bangsa itu tergantung bagaimana SDM-nya," ungkap Syarif.

Sementara itu, Kepala SD Negeri Sukadaya 02, Eko Susanto, mengakui, kondisi sekolah tempatnya mendidik anak-anak bangsa generasi muda itu kurang diperhatikan pemerintah.

"Sekolah kami ini dibangun tahun 1982-an dan dilakukan rehab sekolah terakhir pada 2001, kami juga sudah pernah mengajukan beberapa proposal, namun belum ada realisasi bantuan ya," lirih Eko Susanto.

Eko mengapresiasi bantuan DPP KNPI dan berharap kepedulian ini dapat menyentuh hati pemangku kepentingan.

"Kami sangat terharu dan berterimakasih atas kepedulian DPP KNPI, mudah-mudahan dengan perhatian dan bantuan dari DPP KNPI yang berperan aktif itu dapat perbaiki keadaan sekolah kami, dan semoga pemda serta pemerintah pusat segera memperhatikan dan memberikan bantuan kepada sekolah kami," harap Eko. (OL-13)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya