Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Sianida Gampang Didapat

Ardi Winata Sitepu
09/2/2016 06:00
Sianida Gampang Didapat
Ilustrasi(Ilustrasi)

"ADA sianida, Pak?" tanya Media Indonesia pada sebuah toko kimia dalam jejaring (daring) yang berbasis di Yogyakarta, pekan silam, setelah memperkenalkan diri sebagai seseorang yang membutuhkan sianida (CN).

Bahan kimia beracun itu kini mencuat pascakematian Wayan Mirna Salihin, 27, di Kafe Olivier pada 6 Januari 2016.

Mirna tewas setelah menyeruput es kopi vietnam yang mengandung 15 gram sianida.

"Keperluannya untuk apa, ya Pak?" timpal si penjual.

Setelah beralasan untuk penelitian barulah si penjual mengaku siap memenuhi permintaan natrium sianida (NaCN), juga kalium sianida (KCN).

Sejak kematian Mirna, lulus-an Billy Blue College, Sydney, Australia, Media Indonesia menelusuri bagaimana mendapatkan bahan berbahaya tersebut dan pengawasan penjualannya di Tanah Air.

Penelusuran dimulai dengan mencari penjual sianida di mesin pencari secara acak. Kemudian, sebuah toko daring bahan kimia yang berbasis di Kota Gudeg pun diperoleh.

Awalnya si penjual meminta surat keterangan penelitian dan hasil scan kartu tanda penduduk, tetapi dengan berbagai alasan permintaan itu tak bisa dipenuhi.

Kendati demikian, gayung tetap bersambut dan layanan tetap berjalan mulus.

Untuk memulai transaksi, Media Indonesia meminta harga jual per gram kepada penjual.

Selanjutnya, penjual memberikan detail harga dan jumlah minimal pemesanan.

Penjual mengonfirmasi bahwa NaCN hanya boleh dipesan dalam jumlah besar atau per drum. Kecuali KCN, yang tersedia dalam bentuk eceran.

"Harga NaCN Rp16.800 per gram, tapi maaf bahan NaCN tidak ada yang eceran. Kalau KCN, ada eceran, harganya Rp19.200 per gram. KCN tipe serbuk kristal pun tersedia eceran dengan harga Rp38.700 per gram. Pemesanan di bawah jumlah minimal 50 gram dikenai biaya tambahan supplier senilai Rp25 ribu," ujar si penjual.

Untuk mendapatkan 25 gram KCN berikut biaya pengiriman dikenai Rp1.044.500.

Perinciannya, serbuk kristal KCN 25 gram Rp967.500, ditambah biaya penyuplai Rp25.000, pengemasan bahan Rp25.000, dan ongkos kirim Rp27.000.

Totalnya Rp1.044.500.

Seiring dengan kasus kopi maut, sebuah toko kimia di Jakarta memilih tutup mulut soal sianida.

"Usaha saya jadi terganggu gara-gara kasus itu (kasus Mirna)," cetusnya.

Hal berbeda terjadi di Lahat, Sumatra Selatan.

Seorang warga mengaku tidak ada kendala untuk mendapatkan potasium sianida.

Saat Media Indonesia mencoba memesan 1 kilogram, warga itu menyanggupinya.

Pengawasan

Pakar toksikologi kimia Universitas Indonesia Budiawan membenarkan pengawasan bahan kimia di Indonesia masih lemah.

"Indonesia sangat tertinggal dengan Eropa, Amerika, Australia, Jepang, dan beberapa negara ASEAN terkait pengaturan bahan kimia," katanya saat dihubungi, kemarin.

Secara umum, lanjut dia, peraturan terkait dengan bahan kimia menggunakan Peraturan Pemerintah No 74/2001 tentang Bahan Beracun dan Berbahaya (B3), juga UU No 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

"Regulasinya masih terlalu luas," ujarnya.

Budiawan mencurigai asal sianida yang meracuni Mirna bukan dari Australia, melainkan dari Indonesia.

"Indonesia harus membentuk chemical board (badan khusus yang mengawasi bahan kimia) untuk mengawasi dan mendata peredarannya," pungkas dosen MIPA itu. (Sru/X-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya