Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Ganjil-Genap Perbaiki Kondisi Udara Jakarta

Iqbal Al Machmudi
21/8/2019 07:45
Ganjil-Genap Perbaiki Kondisi Udara Jakarta
Sosialisasi perluasan area ganjil genapdari arah Benhil menuju Jalan Sudirman, Jakarta, Kamis (15/8/2019).(MI/RAMDANI)

PEMERINTAH Provinsi Jakarta mengklaim uji coba perluasan sistem ganjil-genap di 25 sejumlah ruas jalan berhasil memperbaiki kondisi udara Ibu Kota menjadi lebih sehat.

Perbaikan kualitas udara mulai terlihat setelah tujuh hari perluasan ganjil-genap. "Data hasil pemantauan kualitas udara di dua SPKU (stasiun pemantauan kualitas udara) selama seminggu ini menunjukkan penurunan polusi udara dengan rata-rata 18,9%," ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup Andono Warih, Selasa (20/8).

Sebelumnya, konsentrasi udara di DKI tertinggi 75,05 ug/m3 dan terendah 54,9 ug/m3. Setelah sepekan ganjil-genap, berdasarkan alat ukur PM 2,5 milik Pemprov DKI, konsentrasi udara paling tinggi 63,43 ug/m3. Pada hari ketiga uji coba kenaikan signifikan terjadi dengan kadar partikel 42,37 ug/m3.

"Alat ukur PM 2,5 itu menunjukkan ada perbaikan, artinya konsentrasi partikel di udara lebih kecil setelah ganjil-genap," sebutnya. Andono optimistis kualitas udara di DKI terus membaik seiring berlakunya perluasan ganjil-genap.

Ia menunjukkan contoh kualitas udara di Stasiun Kelapa Gading sebelum dan sesudah perluasan ganjil-genap. Sebelumnya, rata-rata 56,06 ug/m3 dan setelah penerapan menjadi 48,48 ug/m3.

Begitu juga Stasiun Bundaran Hotel Indonesia yang tersibuk dilalui kendaraan setiap hari kerja rata-rata 63,29. Sepekan setelah penerapan uji coba ganjil-genap atau sampai Sabtu (17/8) menurun menjadi 51,29.

Data Air Visual, Selasa (20/8) pukul 16.05 WIB, menunjukkan kualitas udara Jakarta berada pada angka moderat. Jakarta merambat turun dari posisi teratas ke peringkat 10 dunia, sedangkan peringkat pertama udara terburuk di dunia diduduki Kota Johannesburg, Afrika Selatan.

Sebelumnya, Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Tulus Abadi meragukan kebijakan perluasan sistem ganjil-genap akan efektif menekan kemacetan dan polusi di Jakarta.

Menurutnya, Pemprov DKI melakukan kebijakan perluasan sistem ganjil-genap setengah hati. "Pengecualian sepeda motor yang tak terkena ganjil-genap akan mendorong masyarakat pengguna roda empat bermigrasi atau berpindah ke sepeda motor," cetusnya.

Motor pengecualian

Secara terpisah, pandangan Tulus Abadi ditepis Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo. Menurutnya, penerapan sistem ganjil-genap untuk kendaraan roda empat sudah cukup optimal. "Dari hasil simulasi yang kami lakukan, sampai sekarang hasilnya cukup efektif," katanya.

Ia menyebutkan sampai saat ini pihaknya masih dalam tahap evaluasi penerapan ganjil-genap. Empat aspek yang menjadi indikator ganjil-genap, yaitu kinerja lalu lintas, perbaikan udara, aspek sosial, dan ekonomi, tergolong berhasil.

"Misalnya, kalau sepeda motor diterapkan tentu kita harus paham, efektivitas kebijakan harus sampai ke level implementasi. Ini juga pernah dikaji dan dianalisis, tapi kemudian kita ambil kesimpulan yang oke, yakni sekarang yang sedang diimplementasikan," jelasnya.

Saat disinggung mengenai kemungkinan sepeda motor terkena ganjil-genap ke depan, ia menegaskan tidak ada wacana tersebut. Kebijakan perluasan ganjil-genap tertuang dalam Instruksi Gubernur DKI Nomor 66 Tahun 2019 tentang Pengendalian Kualitas Udara. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berharap perluasan ganjil-genap bisa mengurangi polusi udara Jakarta. (J-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya