Headline

Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.

Anies: Adolf Heuken Jendela Dunia untuk Memelajari Jakarta

Putri Anisa Yuliani
26/7/2019 19:20
Anies: Adolf Heuken Jendela Dunia untuk Memelajari Jakarta
Pastor dan Sejarawan Adolf Heuken(MI/Usman Iskandar)

GUBERNUR DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku kehilangan sosok Adolf Heuken SJ sebagai sejahrawan Jakarta. Anies mengucapkan duka citanya atas meninggalnya pastor sekaligus sejarahwan yang juga menulis buku tentang sejarah Jakarta berjudul Historical Sites of Jakarta itu.

Hal itu disampaikan Anies kala melayat ke persemayaman Heuken di Kapel Kolese Kanisus, jakarta, Jumat (26/7).

"Atas nama Pemprov DKI Jakarta, kami menyampaikan turut berbela sungkawa atas berpulangnya Pastor Adolf Heuken SJ. Beliau sepanjang hidupnya lebih lama dicurahkan untuk Indonesia. Bagi Jakarta khususnya, beliau telah menjadi jendela bagi dunia untuk memelajari Jakarta," kata Anies.

Baca juga: Kejiwaan Penembak Polisi Harus Diperiksa

Sebagai rohaniwan Katolik, minat Adolf Heuken terhadap sejarah Jakarta dan keberagaman budaya yang ada sangat mendalam. Sosoknya lekat dengan sejarah Jakarta. Itu dibuktikan dalam berbagai karyanya.

Selain Historical Sites of Jakarta yang sudah dicetak tujuh kali, dia juga menulis buku Mesjid-mesjid Tua di Jakarta, Menteng ”Kota Taman” Pertama di Indonesia, Sumber-sumber Asli Sejarah Jakarta Jilid I dan Jilid II, Kamus Jerman-Indonesia, Gereja-gereja di Jakarta, hingga Kelenteng di Jakarta.

"Jadi kami di Jakarta merasa bersyukur salah seorang warganya telah ikut mendorong Jakarta dikenal dunia," terang mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan periode 2014-2016 itu.

Heuken yang juga dikenal sebagai pengolektor ratusan buku sejarah Jakarta itu mengembuskan napas terakhir di RS St Carolus, Kamis (25/7) malam, setelah dirawat sejak 30 Juni.  Heuken lahir di Coesfeld, Jerman pada 17 Juli 1929. Ia masuk Indonesia 1961 setelah ditahbiskan sebagai pastor dari Ordo Serikat Jesus (SJ) pada tahun yang sama di Jerman. Sejak 1963, ia menetap di Jakarta hingga sisa hidupnya.

Secara pribadi, Anies mengaku belum pernah berinteraksi dengan Heuken. Ia justru mengenalnya lewat sekitar 15 buku karya Heuken.

"Jadi mudah-mudahan ini bisa mejadi inspirasi bagi orang banyak bahwa dia tidak pernah mengenal kata tua karena muda-tua tetap saja menulis produktif," ungkapnya. (OL-8)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya