Headline

Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.

Anies Bandingkan Banjir Saat Masa Ahok, DPRD: Gak Nyambung

Putri Anisa Yuliani
02/5/2019 20:50
Anies Bandingkan Banjir Saat Masa Ahok, DPRD: Gak Nyambung
Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono.(ANTARA FOTO/M Agung Rajasa )

PEMBANDINGAN banjir Jakarta yang terjadi tahun ini dengan 2015 saat Jakarta masih dipimpin oleh mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dianggap tidak nyambung atau tidak sesuai.

Hal ini dikemukakan oleh Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono. Ia menyebut apa yang dilakukan oleh Anies itu tidak tepat karena faktor penyebab banjir serta upaya yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI pada kedua masa itu berbeda.

"Membandingkan parahnya banjir Jakarta tahun 2015 dengan saat ini tentunya tidak 'apple to apple' lah. Penyebabnya saja berbeda," ujar Gembong saat dihubungi Media Indonesia, Kamis (2/5).

Menurut Gembong banjir di Jakarta memiliki beberapa tipe yakni banjir karena disebabkan oleh kiriman air dari hulu semata. Kedua banjir yang disebabkan oleh kiriman air dari hulu dan hujan lokal. Ketiga ialah banjir yang disebabkan hujan lokal dan pasang air laut serta keempat ialah kombinasi dari hujan lokal, kiriman air, serta pasang air laut dan tipe ini merupakan tipe yang paling parah serta terjadi pada 2015 silam.

Banjir tahun 2015 ini juga parah karena disebabkan belum berjalannya program normalisasi Kali Ciliwung. Akibatnya, banjir melanda hampir sebagian besar wilayah Ibu Kota hingga menyebabkan 200 ribu warga mengungsi.


Baca juga: Program Penanganan Banjir Anies Dinilai tidak Jelas


Sementara, banjir yang dialami pada masa pemerintahan Anies pekan lalu ialah banjir yang hanya disebabkan oleh air kiriman. Sehingga warga yang terdampak hanya 2500 jiwa.

Gembong pun menyayangkan sikap Anies yang arogan hingga justru membandingkan kondisi banjir. Seharusnya Anies berlapang dada dan menerima saran saat terjadi bencana agar menjadi intropeksi program Pemprov ke depan.

"Kalau model banding-bandingkan nanti beliau tersinggung juga kan gitu. Gak perlu lah. Saya pikir kita harus arif ketika ada orang yang memberi masukan ya terima kasih saja. Apa yang bisa kita lakukan untuk perbaikan itu, kan gitu. Saya kira akan jauh lebih baik daripada saling menuding kesalahan orang," tegasnya.

Ia pun menyarankan agar Anies kembali melanjutkan program normalisasi sungai serta waduk dengan pola membebaskan lahan. Program itu terbukti dapat mengurangi banjir. Ia pun tidak keberatan meski nanti dikombinasikan dengan konsep naturalisasi yang mengembalikan ekosistem sungai.

"Normalisasi harus dilanjutkan," tandasnya. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya