Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
BAGI sebagian perempuan, belanja menjadi salah satu kegiatan favorit. Bahkan, tak sedikit yang memanfaatkan belanja sebagai sarana healing. Nah, perilaku kita dalam berbelanja ternyata turut berpengaruh pada kelestarian lingkungan hidup dan kesejahteraan pekerja yang terlibat dalam proses produksi. Idealnya, saat berbelanja, kita menerapkan prinsip-prinsip belanja etis.
Mengapa demikian? Apa yang dimaksud dengan belanja etis? Mari simak penjelasan Manfred Borer, CEO dan Co-Founder Koltiva, startup di bidang pertanian berkelanjutan dan pelacakan rantai pasokan.
Perilaku konsumsi, termasuk belanja, yang cenderung boros dan mengabaikan aspek berkelanjutan turut berkontribusi terhadap kerusakan lingkungan dan praktik produksi yang tidak etis. Sebagai contoh, permintaan akan produk murah dan mudah didapat kadang mendorong pelaku bisnis atau produsen untuk menggunakan metode yang merugikan, menyebabkan deforestasi, mempercepat laju perubahan iklim, dan eksploitasi tenaga kerja. Praktik-praktik ini tidak hanya menguras sumber daya alam, tetapi juga merusak hak-hak dan penghidupan masyarakat.
Baca juga : Medsos Turut Pengaruhi Orangtua dalam Beli Produk untuk Anaknya
Bersyukur, saat ini gerakan menuju konsumsi sadar dan bertanggung jawab (conscious consumption) semakin populer. Hal itu karena kesadaran akan dampak negatif konsumerisme terhadap lingkungan dan masyarakat semakin meningkat. Kini, lebih banyak konsumen berupaya memilih merek-merek yang menerapkan praktik etis dan berkelanjutan, seperti perdagangan adil, menentang praktik buruh paksa dan anak, serta menghindari deforestasi dalam rantai pasokan. Inilah yang disebut belanja etis.
“Mengutip data Euromonitor International, secara global ada lebih dari 64% konsumen berusaha memberikan dampak positif terhadap lingkungan melalui tindakan sehari-hari mereka. Mari kita juga turut berkontribusi, berbelanja secara etis serta mengonsumsi dengan penuh kesadaran dan bertanggung jawab akan kemungkinan dampak yang ditimbulkan,” kata Manfred.
Greenwashing adalah praktik memalsukan klaim keberlanjutan yang dilakukan pelaku usaha untuk mengesankan bahwa mereka sudah melakukan upaya-upaya menjaga lingkungan hidup. Sejatinya, praktik greenwashing akan merugikan pelaku bisnis sendiri. Praktik ini dapat mengakibatkan hilangnya loyalitas, kepercayaan, dan kepuasan konsumen terhadap produk. Data dari Shift-Sustainability menunjukkan, 48% konsumen menyatakan kecenderungan untuk mengurangi pembelian dari merek yang gagal memenuhi komitmen keberlanjutan, dan 14% bahkan tidak akan membeli produk dan layanan dari merek tersebut kembali.
Baca juga : Start-up Pembayaran Raih Berkah dari Maraknya E-commerce
“Oleh karena itu, bisnis atau merek harus mengadopsi prosedur transparan dan memastikan kemudahan penelurusan di seluruh rantai pasokan. Proses ini melibatkan verifikasi untuk memastikan setiap tahap, mulai dari pengadaan bahan baku hingga pengiriman produk akhir, mematuhi norma-norma yang berkelanjutan dan etis,” papar Manfred.
Salah satu cara untuk berbelanja secara etis ialah melalui e-commerce yang mendukung keberlanjutan, seperti KoltiTrace Shop yang diluncurkan oleh Koltiva. Tempat belanja daring ini mencegah greenwashing dengan menyediakan akses yang memungkinkan konsumen menelusuri setiap perusahaan atau merek.
“Konsumen dapat dengan mudah memindai kode QR untuk melacak asal usul dan proses produksi, menjamin bahwa pembelian mereka sejalan dengan nilai-nilai mereka dan berkontribusi pada dunia yang lebih berkelanjutan dan etis,” terang Manfred.
Tak hanya itu, KoltiTrace Shop juga giat melakukan edukasi. Baru-baru ini, mereka menggelar kegiatan Eco-Conscious Week. Inisiatif ini menyoroti merek-merek lokal yang berkomitmen pada keberlanjutan, juga menekankan kekuatan konsumsi yang bertanggung jawab. (B-1)
PT Nusa Halmahera Minerals (NHM) menyelenggarakan serangkaian kegiatan lingkungan bertema Beat Plastic Pollution atau Hentikan Polusi Plastik.
Sebagai bentuk implementasi nyata dari komitmen terhadap prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG), Krakatau Posco menjalankan program konservasi mangrove di Desa Lontar, Serang
Hotel ibis Palembang Sanggar dengan bangga mengumumkan keberhasilan meraih sertifikasi Green Key, sebuah penghargaan prestisius bertaraf internasional
Kepolisian RI dan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk sinergi dalam penegakan hukum guna memastikan kelestarian lingkungan hidup Indonesia.
Medco Energi Internasional melalui Medco E&P Natuna Ltd mengembangkan Sekolah Adiwiyata di Kepulauan Anambas, wilayah terluar Indonesia di Laut Natuna, Kepulauan Riau.
Peringatan Hari Bumi atau Earth Day yang jatuh setiap tanggal 22 April menjadi momen penting untuk merefleksikan hubungan manusia dengan planet ini.
DI tengah ketidakpastian global dan naiknya tensi geopolitik, Indonesia justru mencuri perhatian sebagai salah satu primadona investasi asing di kawasan Asia Tenggara.
Draf naskah akademik maupun masukan masyarakat tidak pernah dipublikasikan secara terbuka di situs resmi DPR atau kanal YouTube DPR.
Wakil Ketua MPR, Lestari Moerdijat mengatakan kesadaran bersama setiap warga negara untuk fokus mengatasi persoalan sampah harus segera dilakukan.
Lestarikan bumi! Pelajari sumber daya alam terbarukan untuk masa depan berkelanjutan. Energi bersih, lingkungan sehat, generasi bahagia.
Seluruh kekayaan alam yang dimiliki Indonesia tak ada artinya tanpa diimbangi dengan rasa membangun sebuah harkat martabat dan budaya yang lebih ketat.
Ketum NasDem Surya Paloh menyebut Remaja Bernegara akan menumbuhkan lagi optimisme akan masa depan Indonesia untuk menggerakkan roda perubahan dalam rangka restorasi bangsa.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved