Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
DOKTER Spesialis Gizi Fiastuti Witjaksono mengatakan bahwa asupan gula, garam dan lemak berlebih menjadi penyebab terjadinya penyakit jantung.
“Pedoman umum gizi seimbang merekomendasikan asupan gula hanya 5% dari kalori total atau hanya 25 gram. Namun laporan dari USDA dan OECD pada 2021, konsumsi gula orang Indonesia per tahun mencapai 27,54 kg atau perhari itu 75,45 gram dan pada 2022 naik per tahun mencapai 28,8 kg atau mencapai 76,93 gram per hari,” ungkapnya diskusi daring beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut, terdapat beberapa makanan yang mengandung tinggi sodium atau garam seperti mie instan yang satu bungkusnya mencapai sekitar 1.700 mg garam, lalu makanan yang diawetkan, keripik dan lainnya. “Garam yang dianjurkan untuk dikonsumsi kurang dari 2.000 mg per hari dan lebih dari 50% masyarakat Indonesia itu mengonsumsi garam melebihi batas ini,” kata Fiastuti.
Baca juga : Nutrifood Bersama Kemenkes dan BPOM Ajak Publik Hentikan Rantai Obesitas
Lalu terkait dengan lemak, terdapat tiga jenis lemak yang perlu diperhatikan masyarakat. Pertama ialah lemak jenuh, di mana umumnya berbentuk padat dan umumnya berasal dari hewani, seperti daging, susu, daging merah muda, minyak, dan mentega.
Kemudian lemak tidak jenuh banyaknya terdapat di ikan laut, biji-bijian, alpukat dan lainnya yang membantu menurunkan kolesterol LDL dan meningkatkan kadar HDL, sehingga lemak tidak jenuh menjadi kolesterol yang bersikap protektif sehingga mengurangi resiko penyakit jantung koroner.
“Ada juga lemak lain yang berbahaya yaitu lemak trans yaitu merupakan lemak yang berasal dari lemak tidak jenuh dan mengalami proses hidrogenasi. Contoh minyak diubah menjadi margarin. Dari yang tadinya bentuk cair menjadi bentuk padat lemaknya tinggi dan ini merupakan penyumbang terbesar penyumbatan dalam pembuluh darah,” tegasnya.
Baca juga : Pakar: Atasi Penyakit Jantung dengan Preventif, bukan Kuratif
Fiastuti menegaskan, terdapat beberapa rekomendasi dari American College of Cardiology yang dapat dilakukan masyarakat untuk menghindari penyakit jantung, di antaranya mengonsumsi sayur, buah, polong-polongan, kacang-kacangan, biji-bijian dan ikan untuk menurunkan resiko penyakit jantung.
“Disarankan juga mengganti lemak jenuh dengan lemak tidak jenuh tunggal dan lemak tidak jenuh ganda dapat bermanfaat untuk menurunkan resiko penyakit jantung koroner. Lalu diet yang mengandung kolesterol dan garam rendah itu juga bermanfaat untuk menurunkan risiko,” ucap Fiastuti.
“Anjuran dari kementerian kesehatan untuk gula itu tidak lebih dari empat sendok makan per hari garam tidak lebih dari satu sendok teh dan lemak jenuh tidak lebih dari lima sendok makan,” sambungnya. (H-2)
Benarkah hukum masih dijadikan alat pemukul dan sarana penindas? Betulkah ada yang meng-order Kejagung untuk menerungku Tom?
Ketua Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Niar Umar menyayangkan masih adanya produk susu anak dan Makanan Pendamping ASI (MPASI) menggunakan gula tambahan.
Dalam upaya menurunkan berat badan, pilihan makanan tidak selalu menjadi fokus utama. Minuman yang dikonsumsi juga dapat berperan penting.
Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menyebut 96% orang Indonesia sering mengomsumsi produk manis karena rasanya enak; 91% mudah didapat;dan 79,3% beralasan murah.
Kebiasaan ibu dalam mengonsumsi gula dapat sangat memengaruhi pola makan anak, terutama dalam hal preferensi terhadap baik makanan maupun minuman manis.
Studi terbaru menunjukkan penggunaan garam yang lebih sedikit dalam makanan Anda tidak hanya membosankan, juga memiliki manfaat besar seperti risiko kematian yang lebih rendah.
Kendalikan tekanan darah, jangan sampai hipertensi! Salah satu caranya ialah dengan membatasi asupan garam.
PAKAIAN yang luntur jarang dipakai, sebab pakaian tersebut sudah tampak kusam dan tidak menarik lagi. Ada beberapa faktor yang menyebabkan pakaian menjadi luntur,
“Kita juga perlu mengenal gula tersembunyi. Di kemasan biasanya diakhiri dengan “ol” seperti manitol, sorbitol, xylitol, hingga istilah lain."
Pentingnya bagi orang tua mengetahui perbedaan berbagai jenis gula seperti gula alami, gula tambahan dan gula bebas. Hal itu akan memengaruhi kualitas gula dalam tubuh.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved