Headline

Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.

Fokus

Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.

BUMD Pemprov Jateng Serap 30 Ribu Ton Garam Petambak Lokal, Suplai Kebutuhan Industri

Media Indonesia
24/6/2025 20:42
BUMD Pemprov Jateng Serap 30 Ribu Ton Garam Petambak Lokal, Suplai Kebutuhan Industri
BUMD Pemprov Jateng serap 30 ribu ton garam petambak lokal(Doc Pemprov Jateng)

BADAN Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah (SPTJT), resmi memulai operasional pabrik garam untuk industri pada Juni 2025.

Berdiri di atas lahan seluas 2,5 hektar di Desa Raci, Kecamatan Batangan, Kabupaten Pati, pabrik tersebut mampu memproduksi garam 25.000 ton per tahun dan menyerap garam petambak lokal mencapai 30.000 ton per tahun.

Sekretaris Daerah Pemprov Jateng, Sumarno mengatakan, Pati merupakan daerah penghasil garam terbesar kedua di Indonesia setelah Madura. Jumlahnya mencapai 150 ribu ton per tahun. Namun kualitasnya biasa, atau tidak memenuhi standar Natrium Klorida (NaCl) untuk garam industri.

Guna meningkatkan NaCl sampai dengan kadar minimum 97%, maka garam dari petani perlu diolah lagi oleh pabrik, sehingga sesuai standar yang dibutuhkan industri. Banyak industri yang membutuhkan garam, seperti industri pakan ternak, kosmetik, farmasi dan tekstil.

"Pabrik garam industri SPJT ini bagian dari hilirisasi pengolahan garam. Meningkatkan nilai tambah, peningkatan suplai kebutuhan dan petambak garam menikmati hasil," kata Sumarno usai peresmian operasional pabrik garam Industri PT SPJT, Selasa, 24 Juni 2025.

Melihat tingginya kebutuhan garam, Pemprov mendorong edukasi pada petambak agar terus meningkatkan kualitas hasil produksinya. Peningkatan NaCl bakal memudahkan keterserapan garam ke industri.

Sumarno menekankan, keberadaan pabrik garam industri SPJT, nantinya ikut menjaga stabilitas harga garam hingga level petambak, sehingga menjadi bagian dari pengendalian inflasi.

"Salah satu yang diharapkan adalah kepastian harga," ujarnya.

Dirut PT SPJT, Untung Juanto mengatakan, saat ini kebutuhan garam di tingkat nasional mencapai 4,9 juta ton setahun. Namun, produksi baru terpenuhi 2,04 juta ton. Maka sisanya harus dipenuhi dari kran impor.

Untuk mengurangi impor dan mewujudkan swasmbada pangan nasional sebagaimana Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2025, maka Pemprov Jateng ikut berkontribusi meningkatkan produksi garam.

"Kapasitas produksi 25 ribu ton per tahun atau 2 ribu ton per bulan. Kadar NaCl 97 persen dan kadar air 0,5 persen. Pabrik garam Pati berpotensi menyerap 30 ribu ton dan yang diserap 100 persen dari petambak lokal lokal Pati," jelas Untung.

Dalam proses produksinya, lanjut dia, pabrik garam menggunakan bahan bakar CNG yang ramah lingkungan. Kebutuhan CNG disuplai dari PT Jateng Petro Energi (JPEN).

Terkait pemasaran hasil produksi, PT SPJT telah menggandeng 21 perusahaan. Masing-masing sudah menyatakan minat. Rata-rata total kebutuhan garam industri di 21 perusahaan tersebut sebanyak 1.500 ton per bulan.

Salah satu petambak asal Batangan Pati, Joko Senawi mengaku senang dengan hadirnya pabrik garam industri SPJT.  Alasannya, lebih mudah menjual garam dan harga stabil Rp1.600 per kg. Dalam setahun atau 6 bulan musim panas, ia bisa memproduksi 130 ton dengan kadar NaCl 94 persen.

"Ya senang, harganya tinggi dan stabil," ungkapnya. (Adv)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Reynaldi
Berita Lainnya