Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KONSULTAN Nutrisi Metabolik Anak FKUI-RSCM Yoga Devaera menyatakan bahwa kandungan garam yang ada di dalam masakan rumah tangga atau makanan sehari-hari lebih sedikit daripada makanan olahan (processed food).
"Kalau kita masak sendiri, masak sayur sop misalnya, itu kandungan garamnya jauh berbeda dibandingkan dengan yang menggunakan bumbu instan, rasanya sangat jauh berbeda," kata Yoga dalam diskusi daring di Jakarta, Selasa (10/6).
Yoga menekankan setiap orang terlahir dengan insting menyukai rasa gurih karena adanya kesadaran membutuhkan natrium yang biasanya terkandung dalam makanan.
Namun, dalam pemberiannya pada anak-anak, takarannya perlu diatur secara tepat.
Pada makanan yang dimasak di rumah, setiap porsinya dapat ditakar sesuai kebutuhan. Hal ini berbeda dengan langsung menggunakan bumbu cepat saji ataupun makanan olahan berupa nugget atau kentang goreng yang sudah dicampur dengan bahan lainnya.
"Tingkat kegurihannya kan beda tapi kita bisa melatih anak kita supaya sukanya kentang yang goreng yang dibuat sendiri saja, tambahkan garam boleh, tapi sewajarnya," ujar dia.
Ia menyampaikan bahwa pengaturan rasa dimaksudkan agar dapat menggugah selera makan anak untuk sekadar menambah rasa saja.
Sementara terkait dengan penggunaan MSG atau Monosodium Glutamat, ia membenarkan apabila MSG mengandung garam, namun karena rasanya sudah gurih, orangtua dianjurkan untuk mengurangi tambahan garam.
Sedangkan untuk penambahan bumbu aromatik seperti daun jeruk, salam dan serai diperbolehkan.
"Di sisi lain penggunaan kaldu ini punya rasa yang juga gurih ini bisa digunakan tapi ibu-ibu jangan salah juga ada banyak di diiklankan atau
dijual, ini kaldu tanpa MSG, bisa untuk bayi tapi kaldu itu kalau diperhatikan dia pasti akan menggunakan garam yang cukup banyak karena
kalau enggak ada garamnya, dia enggak bisa gurih jadi lebih berbahaya sebenarnya," kata dia.
Ia menyampaikan kandungan garam dalam kaldu yang dijual secara komersil dapat lebih tinggi dan dikhawatirkan dapat memicu anak terkena hipertensi, terutama pada anak-anak yang masih mengonsumsi Makanan Pendamping ASI (MPASI). (Ant/Z-1)
Proses menggoreng menghasilkan senyawa berbahaya, termasuk senyawa karsinogenik yang berpotensi meningkatkan risiko kanker jika dikonsumsi dalam jangka panjang.
Orangtua perlu memberikan contoh kepada anak dan menjelaskan pentingnya mengonsumsi makanan yang bergizi.
Oat dan gandum utuh terbukti secara ilmiah bisa membantu menurunkan kolesterol karena tinggi serat larut yang dapat mengikat kolesterol dalam usus.
Sarapan adalah bagian penting dari rutinitas harian yang tidak boleh dilewatkan, baik oleh anak-anak maupun orang dewasa. Faktanya, sarapan menyumbang sekitar 20% energi harian
Jaja Mihardja mengalami sejumlah penyakit seperti infeksi pernapasan, infeksi ginjal, dan diabetes.
Menurut Chef Fahmi, memasak Mie dan Bihun terbilang mudah, sederhana namun berkualitas dan sehat, sehingga cocok bagi para pelaku usaha maupun ibu rumah tangga.
Makanan rumahan dianggap mampu menghadirkan kenyamanan emosional, bukan hanya sekedar mengenyangkan.
Minyak wijen sering dikenal sebagai penyedap rasa dalam berbagai masakan, terutama dalam masakan Asia.
Dengan mempertahankan kekayaan cita rasa dan budaya kuliner, para chef diharapkan memanfaatkan sumber daya Indonesia dan mengeksplorasi teknik memasak yang lebih kreatif.
Dalam proses seleksi produk bumbu ini, BPKH Limited difasilitasi oleh Kemeparekraf, Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah, serta Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Jeddah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved