Headline
RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
KONSULTAN Nutrisi Metabolik Anak FKUI-RSCM Yoga Devaera menyatakan bahwa kandungan garam yang ada di dalam masakan rumah tangga atau makanan sehari-hari lebih sedikit daripada makanan olahan (processed food).
"Kalau kita masak sendiri, masak sayur sop misalnya, itu kandungan garamnya jauh berbeda dibandingkan dengan yang menggunakan bumbu instan, rasanya sangat jauh berbeda," kata Yoga dalam diskusi daring di Jakarta, Selasa (10/6).
Yoga menekankan setiap orang terlahir dengan insting menyukai rasa gurih karena adanya kesadaran membutuhkan natrium yang biasanya terkandung dalam makanan.
Namun, dalam pemberiannya pada anak-anak, takarannya perlu diatur secara tepat.
Pada makanan yang dimasak di rumah, setiap porsinya dapat ditakar sesuai kebutuhan. Hal ini berbeda dengan langsung menggunakan bumbu cepat saji ataupun makanan olahan berupa nugget atau kentang goreng yang sudah dicampur dengan bahan lainnya.
"Tingkat kegurihannya kan beda tapi kita bisa melatih anak kita supaya sukanya kentang yang goreng yang dibuat sendiri saja, tambahkan garam boleh, tapi sewajarnya," ujar dia.
Ia menyampaikan bahwa pengaturan rasa dimaksudkan agar dapat menggugah selera makan anak untuk sekadar menambah rasa saja.
Sementara terkait dengan penggunaan MSG atau Monosodium Glutamat, ia membenarkan apabila MSG mengandung garam, namun karena rasanya sudah gurih, orangtua dianjurkan untuk mengurangi tambahan garam.
Sedangkan untuk penambahan bumbu aromatik seperti daun jeruk, salam dan serai diperbolehkan.
"Di sisi lain penggunaan kaldu ini punya rasa yang juga gurih ini bisa digunakan tapi ibu-ibu jangan salah juga ada banyak di diiklankan atau
dijual, ini kaldu tanpa MSG, bisa untuk bayi tapi kaldu itu kalau diperhatikan dia pasti akan menggunakan garam yang cukup banyak karena
kalau enggak ada garamnya, dia enggak bisa gurih jadi lebih berbahaya sebenarnya," kata dia.
Ia menyampaikan kandungan garam dalam kaldu yang dijual secara komersil dapat lebih tinggi dan dikhawatirkan dapat memicu anak terkena hipertensi, terutama pada anak-anak yang masih mengonsumsi Makanan Pendamping ASI (MPASI). (Ant/Z-1)
Ingin ginjal tetap sehat? Konsumsi apel, putih telur, dan ikan salmon yang kaya serat, protein, dan omega-3 untuk melindungi ginjal dari kerusakan.
SAAT berada di masa sulit, sejumlah orang memilih meminta bantuan. Namun, hal itu tidak dilakukan oleh putra dari musisi Ahmad Dhani dan Maia Estianty, Dul Jaelani.
Ginjal berperan penting dalam membuang limbah metabolik melalui urin, menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, serta memproduksi hormon pengatur tekanan darah.
Total 531 pertemuan bisnis berhasil digelar sepanjang K-Food Fair 2025, menghasilkan 27 Nota Kesepahaman (MoU) dan kontrak potensial antara pelaku usaha kedua negara.
Walaupun tubuh manusia secara alami memproduksi vitamin D, banyak orang tidak mendapatkan paparan sinar matahari yang memadai untuk memproduksi vitamin D yang cukup.
Memasuki usia 50 tahun, penting untuk lebih selektif dalam memilih makanan. Simak daftar 10 jenis makanan yang perlu dihindari.
Meski termasuk bumbu tradisional, terasi justru semakin relevan di era modern. Mulai dari sambal terasi, nasi goreng, tumis kangkung, sampai pelengkap hidangan kekinian.
Menurut Chef Fahmi, memasak Mie dan Bihun terbilang mudah, sederhana namun berkualitas dan sehat, sehingga cocok bagi para pelaku usaha maupun ibu rumah tangga.
Makanan rumahan dianggap mampu menghadirkan kenyamanan emosional, bukan hanya sekedar mengenyangkan.
Minyak wijen sering dikenal sebagai penyedap rasa dalam berbagai masakan, terutama dalam masakan Asia.
Dengan mempertahankan kekayaan cita rasa dan budaya kuliner, para chef diharapkan memanfaatkan sumber daya Indonesia dan mengeksplorasi teknik memasak yang lebih kreatif.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved