Headline

PPATK sebut pemblokiran rekening dormant untuk lindungi nasabah.  

Fokus

Pendidikan kedokteran Indonesia harus beradaptasi dengan dinamika zaman.

Trump Ultimatum Rusia: Gencatan Senjata Ukraina Harus Disepakati Sebelum 8 Agustus

Ferdian Ananda Majni
30/7/2025 13:06
Trump Ultimatum Rusia: Gencatan Senjata Ukraina Harus Disepakati Sebelum 8 Agustus
Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Gedung Putih di Washington, D.C., Amerika Serikat (15/7/2025).(Xinhua)

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump menegaskan bahwa Rusia harus menyetujui gencatan senjata di Ukraina sebelum tanggal 8 Agustus, atau akan menghadapi sanksi baru dari Amerika Serikat. Peringatan ini mempercepat tenggat waktu yang sebelumnya belum memiliki batas yang jelas.

Pada bulan Juli, Trump menetapkan tenggat waktu selama 50 hari untuk tercapainya kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina, dengan ancaman penerapan tarif jika tidak tercapai. 

Namun, dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer pada hari Senin, Trump menyatakan bahwa tenggat tersebut akan dipersingkat menjadi 10 atau 12 hari.

Saat dalam penerbangan kembali ke Amerika Serikat menggunakan Air Force One pada hari Selasa, Trump menyampaikan bahwa waktu semakin menipis, menyisakan hanya 10 hari lagi. 

"Kemudian kita akan mengenakan tarif," katanya sambil menyinggung bahwa sanksi mungkin tidak berdampak besar karena Presiden Rusia Vladimir Putin jelas ingin melanjutkan perang

Trump menunjukkan perubahan sikap terhadap konflik di Ukraina selama masa jabatan keduanya dan baru-baru ini mengungkapkan kekecewaannya terhadap Putin. Ia mengakui belum menerima respons dari Rusia terkait batas waktu baru ini. 

"Kita menerima banyak omong kosong yang dilemparkan kepada kita oleh Putin, jika Anda ingin tahu kebenarannya. Dia sangat baik sepanjang waktu, tetapi ternyata tidak berarti," kata Trump dalam rapat Kabinet.

Dorongan Trump untuk mendorong gencatan senjata merupakan bagian dari ambisinya untuk membangun citra sebagai pembawa perdamaian global. Dalam pidato pelantikannya yang kedua, ia menyebut peran tersebut sebagai warisan paling membanggakan.

Trump juga menyesalkan lambatnya tercapainya kesepakatan damai dalam konflik yang dimulai sejak invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada 2022, saat Joe Biden masih menjabat sebagai presiden. 

Dia menegaskan bahwa jika terpilih kembali, dirinya akan mengakhiri perang di Ukraina pada hari pertama masa jabatan barunya dan menyalahkan Biden karena telah membiarkan konflik tersebut meletus. (Politico/Fer/I-1).



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya