Headline

Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan

Fokus

Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah

Trump Geram Melihat Warga Gaza Terbunuh saat Antre Bantuan

Irvan Sihombing
22/7/2025 19:46
Trump Geram Melihat Warga Gaza Terbunuh saat Antre Bantuan
Warga Palestina yang mengungsi menunggu untuk menerima makanan gratis dari pusat distribusi makanan di Kota Gaza, Palestina, Senin (14/7/2025).(Antara/Xinhua)

KEMENTERIAN Kesehatan Gaza menyebut sedikitnya 95 warga sipil tewas akibat tembakan militer Israel dalam 24 jam terakhir saat sedang menunggu bantuan di lokasi distribusi yang dikelola oleh Amerika Serikat di Jalur Gaza, Palestina.

Dirjen Kementerian Kesehatan Gaja, Muneer Alboursh, menambahkan, belasan warga Gaza meninggal dunia akibat kelaparan. “Kelaparan juga telah menewaskan 19 orang dalam 24 jam terakhir di tengah blokade total yang diberlakukan Israel,” kata Muneer kepada Anadolu, kemarin.

Rezim Zionis Israel telah menutup semua pintu perbatasan Gaza sejak 2 Maret, sehingga aliran bantuan kemanusiaan, makanan, dan obat-obatan terputus. 

Kemudian, Israel dan Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) yang didukung AS dalam dua bulan terakhir membuka titik-titik distribusi makanan di Jalur Gaza. Namun, penyaluran bantuan ini sering diwarnai dengan serangan mematikan terhadap warga Palestina.

Sejumlah pejabat dan lembaga PBB mengecam mekanisme bantuan Israel tersebut sebagai “perangkap maut.” Dalam pernyataan pada Senin (21/7), Komisaris Jenderal UNRWA mengatakan skema distribusi oleh GHF adalah jebakan maut yang sadis.

"Penembak jitu melepaskan tembakan serampangan di tengah kerumunan seolah-olah mereka mendapat izin untuk membunuh," ujar Lazzarini seraya mengatakan terjadi perburuan massal tanpa adanya hukuman sama sekali. 

Lebih jauh dia mengatakan lebih dari 1.000 orang kelaparan dilaporkan terbunuh saat mencoba mendapatkan makanan sejak akhir Mei.

Donald Trump geram

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengaku geram setelah melihat laporan dan gambar mengerikan mengenai warga Gaza yang terbunuh saat mengantre bantuan kemanusiaan. Demikian disampaikan oleh juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt pada Senin.

Kegeraman Trump sekaligus menandakan ketidaksenangan pemerintahan AS terhadap sejumlah aksi militer Israel baru-baru ini. Amerika juga mengecam serangan Negeri Zionis yang mengenai gereja di Gaza dan serangan udara ke wilayah Suriah.

"Presiden tidak suka melihat hal seperti itu. Ia ingin kekerasan dihentikan dan menginginkan adanya perundingan gencatan senjata di kawasan ini," ujar Leavitt menanggapi insiden berdarah yang menewaskan puluhan warga Gaza saat mencoba mendapatkan bantuan pada Minggu lalu.

Ia menambahkan, Trump sangat terganggu melihat gambar kelaparan, terutama perempuan dan anak-anak. "Presiden sangat membenci gambar kelaparan di mana perempuan dan anak-anak yang sangat membutuhkan bantuan itu," kata Leavitt.

Ia juga menggarisbawahi pentingnya distribusi bantuan kemanusiaan bisa berlangsung damai tanpa ada korban jiwa lagi. Yang tidak kalah mendesaknya, lanjut Leavitt, bantuan tersebut jangan sampai jatuh ke tangan Hamas.

Situasi distribusi yang kacau ini membuat tidak jelas apakah bantuan benar-benar sampai ke warga Gaza yang membutuhkan. Hamas secara terbuka menolak keberadaan GHF dan memperingatkan penduduk setempat untuk tidak bekerja sama dengan organisasi tersebut.

Buat akibat agresi

Kepala RS Mata Gaza dr. Abdel Salam Sabah mencatat total 1.500 kasus kebutaan sebagian atau total akibat cedera mata. Ia menambahkan 4.000-5.000 pasien lainnya, yang sebelumnya kerap melakukan kontrol rutin ke RS Mata Gaza dan kini tak bisa lagi mengakses pengobatan lanjutan, turut terancam kehilangan penglihatannya.

Ia menegaskan malanutrisi parah menyebabkan kekurangan vitamin dan mineral yang melemahkan saraf optik dan meningkatkan risiko cacat mata berangsur atau permanen, khususnya di kalangan pengidap diabetes.

Sejak 2 Maret 2025, pasukan penjajah Israel menutup seluruh titik penyeberangan ke Jalur Gaza dan melarang masuknya semua bentuk bantuan makanan dan obat-obatan ke wilayah tersebut, sehingga menyebabkan bencana kelaparan yang luas.

Pengumuman gencatan senjata

Di sisi lain, Hamas telah memberikan tanggapan positif atas proposal kesepakatan gencatan senjata Gaza dan pembebasan sandera, yang kemungkinan diumumkan dalam pekan ini.

"Gerakan Hamas telah menanggapi positif atas usulan yang diajukan, yang mencakup gencatan senjata 60 hari, dan pertukaran tahanan," demikian dilaporkan kantor berita Palestina Maan pada Senin yang mengutip berbagai sumber.

Sementara itu, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel (IDF), Letnan Jenderal Eyal Zamir, mengusulkan pengambilalihan lebih banyak wilayah di Gaza secara bertahap. Langkah itu sebagai rencana untuk menguasai Gaza demi mencapai dua tujuan utama perang yaitu menghancurkan Hamas dan membebaskan para sandera.

"Kami telah menyampaikan beberapa opsi kepada pimpinan politik untuk melanjutkan tindakan ofensif terhadap Hamas," kata Zamir saat berkunjung ke Kota Gaza, Minggu (20/7). "Pencapaian di lapangan akan memungkinkan perubahan pola operasi IDF," imbuhnya. (WAFA/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya