Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Serangan Udara Terbesar Rusia Guncang Ukraina, Trump Kembali Kirim Bantuan Militer

Thalatie K Yani
10/7/2025 05:38
Serangan Udara Terbesar Rusia Guncang Ukraina, Trump Kembali Kirim Bantuan Militer
Ukraina mengalami serangan udara terbesar sejak invasi 2022 dengan ratusan drone dan rudal diluncurkan Rusia. (Media Sosial X)

PRESIDEN Volodymyr Zelensky mengungkapkan Ukraina baru saja mengalami serangan udara terbesar yang pernah dilakukan Rusia sejak invasi besar-besaran pada 2022. Dalam serangan yang terjadi secara bertahap dalam semalam, Rusia meluncurkan total 728 drone serta 13 rudal jelajah dan balistik ke berbagai kota di Ukraina.

"Ini adalah serangan yang sangat jelas pesannya," kata Zelensky. "Serangan ini terjadi tepat saat banyak upaya telah dilakukan untuk mencapai perdamaian dan gencatan senjata. Namun, hanya Rusia yang terus menolaknya."

Trump Kirim Bantuan Senjata

Serangan itu terjadi tak lama setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan pembalikan kebijakan dengan kembali mengirimkan bantuan senjata ke Kyiv. Pekan lalu, Trump sempat menghentikan bantuan tersebut, keputusan yang menurut laporan media AS tidak diketahui sebelumnya oleh dirinya.

Trump, yang semakin frustrasi terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin, menyampaikan pernyataan keras. “Kami terus-terusan disuguhi omong kosong dari Putin, sejujurnya begitu,” ujarnya kepada wartawan. “Dia tampak ramah, tapi ternyata itu tak ada artinya.”

Trump Bisa Bicara Keras dan Kasar

Menanggapi pernyataan tersebut, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyatakan bahwa Moskow tetap tenang. “Trump memang biasa berbicara dengan cara yang keras dan penuh ungkapan kasar,” ucapnya.

Kendati kedua pemimpin negara tersebut kerap berkomunikasi, hingga kini belum ada hasil nyata menuju gencatan senjata di Ukraina—sesuatu yang pernah diklaim Trump bisa diselesaikannya hanya dalam sehari.

Pekan lalu, setelah panggilan telepon dengan Putin, Trump mengatakan dirinya "sangat tidak senang". “Dia ingin terus maju, terus membunuh orang. Itu tidak benar,” kata Trump mengenai Putin.

Pernyataan ini muncul di tengah laporan bahwa penghentian bantuan militer sebelumnya disetujui oleh Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth dan Wakil Menteri Pertahanan bidang kebijakan, Elbridge Colby. Ketika ditanya siapa yang sebenarnya mengambil keputusan tersebut, Trump—yang duduk berdampingan dengan Hegseth—menjawab, “Saya tidak tahu. Kenapa kamu tidak memberitahuku saja?”

10 Sistem Rudal Patriot

Kini, keputusan tersebut dibatalkan, dan menurut laporan Axios, AS berencana mengirimkan 10 sistem rudal Patriot ke Ukraina. Rudal ini sangat dibutuhkan Kyiv untuk menghadang gempuran drone dan rudal Rusia yang semakin masif.

Trump juga mengatakan tengah mempertimbangkan rancangan sanksi dari Senator Republik Lindsey Graham, yang akan memberlakukan tarif hingga 500% bagi negara-negara yang berdagang dengan Rusia. Meskipun Trump telah mengancam akan menjatuhkan sanksi sejak awal menjabat pada Januari, hingga kini belum ada sanksi yang benar-benar diberlakukan. Ia sempat menyebut bahwa sanksi “mahal” dan lebih memilih menunggu kemungkinan kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina.

Namun, pekan lalu, Trump mengaku telah beberapa kali membahas sanksi dengan Putin dan menyatakan, “Dia tahu itu bisa saja terjadi.”

Ukraina Terus Dibombardir, Rusia Juga Serang Balik

Meski wilayah timur dan ibu kota Kyiv rutin diserang, tak ada satu pun sudut Ukraina yang luput dari target rudal Rusia. Kota Lutsk yang berada hanya 90 km dari perbatasan Polandia menjadi salah satu lokasi yang paling parah terdampak serangan semalam. Kota ini dikenal sebagai jalur transit penting bagi bantuan militer dan kemanusiaan.

Ledakan juga dilaporkan terjadi di Lviv dan Rivne, dua kota besar lainnya di Ukraina bagian barat.

Di sisi lain, Rusia melaporkan bahwa serangan drone Ukraina ke wilayah perbatasan Kursk telah menewaskan tiga orang dan melukai tujuh lainnya pada hari Selasa. Seorang anak laki-laki berusia lima tahun dilaporkan meninggal dunia sehari kemudian akibat luka yang diderita.

Upaya Damai Masih Jalan di Tempat

Dua putaran perundingan gencatan senjata antara Ukraina dan Rusia telah dilakukan awal tahun ini, tetapi tidak ada pertemuan lanjutan yang dijadwalkan hingga kini. Baik Moskow maupun Kyiv tampaknya tidak lagi berharap pada jalur diplomasi untuk menyelesaikan konflik.

Zelensky saat ini berada di Roma dalam rangka menghadiri Konferensi Pemulihan Ukraina. Ia telah bertemu dengan Paus Leo dan dijadwalkan bertemu utusan AS, Keith Kellogg. Sejumlah pemimpin Eropa turut hadir, termasuk Kanselir Jerman Friederich Merz yang menyatakan bahwa "jalur diplomatik telah buntu" dan menjanjikan dukungan sistem pertahanan udara tambahan untuk Ukraina.

Sementara itu, Rusia terus melanjutkan ofensif musim panas mereka di wilayah timur Ukraina. "Kami terus maju," kata Peskov pada Rabu. "Setiap hari, Ukraina harus menerima kenyataan baru." (BBC/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya