Headline
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.
SERANGAN militer Amerika Serikat terhadap tiga fasilitas nuklir Iran akhir pekan lalu dilaporkan tidak berhasil menghancurkan komponen inti dari program nuklir Iran. Menurut penilaian awal dari badan intelijen AS, dampak serangan ini kemungkinan hanya akan menunda kemajuan program nuklir Teheran selama beberapa bulan.
Laporan penilaian tersebut dibuat Defense Intelligence Agency (DIA), unit intelijen militer di bawah Departemen Pertahanan AS. Temuan ini didasarkan pada analisis kerusakan pascaserangan yang dilakukan Komando Pusat AS (CENTCOM), seperti disampaikan empat narasumber yang mengetahui isi laporan tersebut.
Meski masih bersifat awal dan bisa berubah seiring terkumpulnya data intelijen baru, temuan ini bertentangan dengan klaim Presiden Donald Trump dan Menteri Pertahanan Pete Hegseth. Trump sebelumnya menyatakan serangan itu telah “menghancurkan total” fasilitas pengayaan nuklir Iran, sementara Hegseth mengklaim ambisi nuklir Iran telah "dilenyapkan."
Namun, dua narasumber menyebut stok uranium yang sudah diperkaya milik Iran tidak hancur dalam serangan tersebut. Bahkan, menurut salah satu dari mereka, mayoritas sentrifugal masih dalam kondisi utuh.
"Penilaian dari DIA menyimpulkan bahwa serangan AS kemungkinan hanya menunda program nuklir Iran selama beberapa bulan, maksimal," ujar sumber tersebut.
Gedung Putih mengakui keberadaan penilaian ini, tetapi membantah isinya. Sekretaris pers Karoline Leavitt menyebut laporan itu “salah total” dan mengklaim kebocoran informasi rahasia ini sebagai upaya untuk merusak reputasi Presiden Trump dan menjatuhkan para pilot yang menjalankan misi.
"Semua orang tahu apa yang terjadi ketika Anda menjatuhkan 14 bom seberat 30.000 pon secara presisi ke target: itu berarti kehancuran total," kata Leavitt dalam pernyataannya kepada CNN.
Pihak militer AS sendiri menyatakan bahwa operasi berjalan sesuai rencana dan merupakan “sukses besar.” Namun, hingga kini, belum ada gambaran menyeluruh tentang dampak sesungguhnya dari serangan tersebut. Intelijen AS masih mengumpulkan informasi, termasuk dari dalam Iran.
Sebelum operasi AS, Israel telah meluncurkan serangan terhadap beberapa fasilitas nuklir Iran, namun menyatakan membutuhkan bom bunker-buster AS untuk menuntaskan misi tersebut. Meski pembom B-2 AS menjatuhkan lebih dari selusin bom di dua fasilitas utama — Fordow dan Natanz — serangan tersebut ternyata belum menghancurkan sentrifugal dan uranium yang sudah diperkaya.
Sebaliknya, menurut para narasumber, kerusakan terbesar terjadi pada infrastruktur di atas tanah seperti jaringan listrik dan fasilitas konversi uranium, yang mengalami kehancuran parah. Sementara struktur bawah tanah, tempat penyimpanan dan pengolahan utama, tetap utuh.
Meski demikian, Hegseth tetap menyatakan serangan menghancurkan kemampuan Iran dalam mengembangkan senjata nuklir. "Bom kita menghantam tepat di titik sasaran dan bekerja dengan sempurna. Siapa pun yang meragukannya hanya ingin menjatuhkan Presiden dan misi yang sukses ini," ujarnya.
Trump juga kembali menegaskan keyakinannya fasilitas nuklir Iran “telah dihancurkan total.” Saat ditanya mengenai kemungkinan Iran membangun kembali program nuklirnya, ia menjawab, “Tempat itu sekarang berada di bawah puing-puing.”
Namun, Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Dan Caine menyatakan masih terlalu dini untuk menyimpulkan apakah Iran masih memiliki kemampuan nuklir. Hal senada disampaikan anggota DPR dari Partai Republik, Michael McCaul, yang menyebut serangan tersebut memang sejak awal hanya ditujukan memberikan kerusakan signifikan, bukan penghancuran total.
Pakar senjata dari Middlebury Institute, Jeffrey Lewis, yang menganalisis citra satelit komersial dari lokasi serangan, menyatakan fasilitas nuklir utama seperti di Natanz, Isfahan, dan Parchin tetap utuh dan dapat digunakan untuk memulihkan program nuklir Iran dengan cepat.
Sementara itu, briefing tertutup untuk anggota DPR dan Senat mengenai operasi tersebut dibatalkan secara mendadak tanpa penjelasan. Beberapa sumber menyebut briefing Senat akan dijadwalkan ulang pada Kamis, sementara jadwal baru untuk DPR belum dipastikan. Anggota Kongres dari Partai Demokrat, Pat Ryan, mengkritik pembatalan itu sebagai upaya menutupi fakta bahwa klaim Presiden Trump tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Sebagaimana dilaporkan sebelumnya, banyak analis telah meragukan kemampuan bom bunker-buster AS, yang dikenal sebagai Massive Ordnance Penetrators, dalam menembus fasilitas nuklir Iran yang tersembunyi jauh di bawah tanah, terutama di Fordow dan Isfahan.
Menariknya, fasilitas Isfahan justru diserang menggunakan rudal Tomahawk dari kapal selam, bukan bom penghancur bunker. Hal ini diduga karena para perencana militer sadar bahwa kedalaman struktur bawah tanah Isfahan lebih dalam dari Fordow, sehingga bom mungkin takkan efektif.
Dua sumber juga menyebut bahwa Iran diduga masih menyimpan fasilitas nuklir rahasia lainnya yang belum tersentuh serangan dan tetap beroperasi. (CNN/Z-2)
Presiden AS Donald Trump mengeklaim berperan penting dalam menghancurkan fasilitas nuklir Iran sebelum gencatan senjata diumumkan.
Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran menegaskan bahwa serangan Amerika Serikat (AS) terhadap fasilitas nuklir Iran tidak akan dibiarkan begitu saja.
Wakil Presiden AS JD Vance enggan menjawab soal lokasi uranium Iran yang diperkaya tinggi, menyusul klaim Trump fasilitas nuklir Iran telah "dihancurkan total".
Parlemen Iran sedang mengupayakan pengesahan undang-undang menangguhkan kerja sama Iran dengan IAEA.
Brigadir Jenderal Ebrahim Jabbari, penasihat Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) mengatakan fasilitas nuklir Iran tidak bisa dihancurkan dalam satu serangan.
SEBANYAK 11 warga negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Iran akibat konflik yang terjadi di negara tersebut dan Israel tiba di Bandara Soekarno Hatta pada hari ini, Selasa (24/6) malam.
GEDUNG Putih mengeluarkan pernyataan keras menyusul laporan dari CNN, The New York Times dan sejumlah media besar lainnya tentang serangan AS ke fasilitas nuklir Iran akhir pekan lalu.
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) mengungkapkan sebanyak 68 dari total 97 Warga Negara Indonesia (WNI) yang sudah dievakuasi dari Iran masih menunggu jadwal pemulangan ke Tanah Air.
Komandan Pasukan Quds dari Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), Brigadir Jenderal Iran Esmail Qaani, terlihat dalam keadaan hidup dan sehat saat menghadiri perayaan kemenangan.
Menteri Agama Nasaruddin Umar mengungkapkan kepulangan Jemaah haji Indonesia mulai lancar seusai serangan Iran ke pangkalan udara (lanud) militer Amerika Serikat di Qatar.
Pemerintah Iran menyerukan komunitas internasional untuk tidak tinggal diam terhadap serangan militer Israel yang didukung oleh Amerika Serikat (AS) terhadap sejumlah wilayah di Iran.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved