Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

AS Tambah Kekuatan Militer dan Perkuat Pertahanan di Timur Tengah

Ferdian Ananda Majni
19/6/2025 11:02
AS Tambah Kekuatan Militer dan Perkuat Pertahanan di Timur Tengah
Asap mengepul di wilayah Teheran, Iran, imbas serangan Israel.(Xinhua)

AMERIKA Serikat (AS) telah memindahkan pesawat tempur dan kapal perang ke wilayah Timur Tengah guna memperkuat pertahanan terhadap potensi serangan Iran, seiring meningkatnya ketegangan antara Teheran dan Tel Aviv. 

Presiden AS Donald Trump pun mengeluarkan peringatan keras kepada Iran untuk tidak melanjutkan eskalasi konflik.

Lewat unggahan di media sosial, Trump menyatakan bahwa "Kita sekarang memiliki kendali penuh dan total atas langit di atas Iran".

Hal ini menjadi sebuah pernyataan yang menimbulkan spekulasi bahwa AS mungkin bersiap untuk melibatkan diri secara lebih dalam, termasuk kemungkinan penggunaan bom penghancur bunker terhadap fasilitas nuklir bawah tanah Iran.

Israel sendiri tidak memiliki persenjataan yang cukup besar untuk menghancurkan pabrik pengayaan uranium seperti Fordo, yang terletak jauh di bawah permukaan pegunungan. 

Sementara itu, AS adalah satu-satunya negara yang memiliki kemampuan tersebut.

Meskipun para pejabat AS menegaskan hingga Selasa (17/6) bahwa militer mereka hanya menjalankan operasi defensif, berbagai pergerakan strategis menunjukkan bahwa persiapan intens tengah dilakukan untuk menghadapi potensi serangan balasan dari Iran.

Jet tempur dan pesawat pengisian bahan bakar tambahan telah dikerahkan ke berbagai lokasi strategis di Timur Tengah dan Eropa, termasuk di Inggris, Spanyol, Jerman dan Yunani. 

Jet tempur berpatroli

Menurut data dari situs pelacakan penerbangan publik, pesawat-pesawat ini telah ditempatkan untuk mendukung operasi di kawasan tersebut.

Jet-jet tempur AS berpatroli secara aktif di langit Timur Tengah, melindungi pasukan dan fasilitas militer, sementara pangkalan-pangkalan militer dalam kondisi siaga tinggi. 

Pejabat Pentagon yang enggan disebutkan namanya mengatakan bahwa langkah-langkah pencegahan telah dilakukan, termasuk pengamanan terhadap keluarga personel militer yang berada di pangkalan.

Menteri Pertahanan Pete Hegseth menegaskan bahwa seluruh pergerakan ini bertujuan untuk memastikan keselamatan pasukan. “Langkah ini diambil agar orang-orang kita aman,” ujarnya dalam wawancara dengan Fox News.

Sementara itu, kapal perang AS seperti USS The Sullivans dan USS Arleigh Burke telah menembak jatuh rudal balistik yang ditembakkan Iran ke arah Israel pada akhir pekan lalu. 

USS The Sullivans kini berada di Mediterania Timur, bergabung dengan USS Thomas Hudner, sementara Arleigh Burke telah mundur dari kawasan tersebut.

Amankan Pangkalan AS

Kapal induk USS Carl Vinson bersama empat kapal pendukungnya berada di Laut Arab, menjaga keamanan wilayah Teluk Persia dan Oman. 

Meski tidak terlibat langsung dalam pertahanan Israel, mereka siap mengamankan pangkalan-pangkalan AS di kawasan. 

USS Nimitz juga tengah dalam perjalanan dari wilayah Indo-Pasifik untuk menggantikan Vinson, dengan jadwal tiba akhir bulan ini.

Di wilayah Laut Merah dan Mediterania Barat, kapal-kapal perusak lainnya juga bersiaga, sementara sebagian kapal ikut dalam latihan militer di Laut Baltik.

Peningkatan jumlah pasukan AS di kawasan juga tercatat signifikan. Dari biasanya sekitar 30.000 personel, kini terdapat sekitar 40.000 tentara yang ditempatkan di Timur Tengah. 

Bahkan, sempat melonjak hingga 43.000 pada Oktober lalu, menyusul serangan dari kelompok Houthi di Laut Merah yang didukung Iran.

Miliki B-52

Meski belum ada pesawat pengebom siluman B-2 di kawasan tersebut, yang mampu membawa bom penghancur bunker GBU-57 seberat 30.000 pon, Angkatan Udara AS memiliki B-52 di Diego Garcia sebagai alternatif. 

Jika dibutuhkan, B-2 bisa terbang dari Pangkalan Whiteman di Missouri dalam misi pulang-pergi selama 30 jam dengan pengisian bahan bakar di udara.

Kemungkinan keterlibatan AS secara langsung masih belum pasti, tetapi semua sinyal menunjukkan kesiapan penuh. 

Trump sendiri menegaskan bahwa kesabarannya terhadap Iran "semakin menipis", memberikan indikasi bahwa aksi militer besar bisa terjadi kapan saja jika situasi terus memburuk. (Fer/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya