Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Lebih darii 50 Warga Gaza Tewas Ditembak Saat Distribusi Bantuan

Thalatie K Yani
18/6/2025 07:13
Lebih darii 50 Warga Gaza Tewas Ditembak Saat Distribusi Bantuan
Warga Palestina membawa karung tepung.(AFP)

LEBIH dari 50 warga Palestina dilaporkan tewas dan ratusan lainnya terluka akibat tembakan pasukan Israel di dekat lokasi distribusi bantuan di Khan Younis, Gaza selatan, Selasa (17/6). Peristiwa ini disebut sebagai salah satu insiden paling mematikan dalam rangkaian penembakan yang terus berulang di sekitar titik-titik bantuan kemanusiaan di wilayah tersebut.

Menurut badan pertahanan sipil yang dikelola Hamas, serangan terjadi ketika ribuan warga berkumpul di area perempatan jalan timur Khan Younis untuk mendapatkan bantuan berupa tepung dari World Food Programme (WFP) dan dapur umum yang berdekatan. Saksi mata mengatakan, serangan diawali dengan dua tembakan rudal dari drone, disusul oleh tembakan artileri dari tank Israel yang berada sekitar 400-500 meter dari kerumunan.

Ledakan tersebut menimbulkan puluhan korban jiwa di lokasi. Seorang jurnalis lokal dan beberapa saksi menyebutkan korban tewas mencapai sedikitnya 51 orang, dengan lebih dari 200 orang lainnya mengalami luka-luka.

Rumah Sakit Penuh, Korban Tergeletak di Lantai

Lonjakan korban membuat Rumah Sakit Nasser, fasilitas medis utama di wilayah tersebut, kewalahan. Banyak korban luka terpaksa dirawat di lantai karena ruang perawatan sudah tidak mencukupi. 

Para petugas medis sebelumnya telah memperingatkan rumah sakit ini nyaris lumpuh akibat kekurangan suplai medis, banyaknya korban harian, serta perintah evakuasi dari militer Israel di sekitar lokasi.

Respons Tentara Israel dan Komunitas Internasional

Militer Israel (IDF) menyatakan insiden terjadi di dekat truk bantuan yang mogok di area operasi militer mereka. IDF mengaku sedang menyelidiki laporan mengenai korban sipil, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut selain menyebut adanya "kerumunan mencurigakan" yang mendekati pasukan mereka.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut peristiwa ini sebagai insiden korban massal dan mengungkapkan sebagian besar luka dalam beberapa hari terakhir disebabkan tembakan senjata api. WHO juga menyoroti adanya korelasi kuat antara lokasi distribusi bantuan dan terjadinya penembakan.

Sementara itu, sistem distribusi bantuan yang dikelola Gaza Humanitarian Foundation (GHF)—yang didukung Israel dan AS—juga menjadi sorotan. Meskipun GHF menegaskan insiden terjadi di luar area operasi mereka, banyak pihak menilai sistem distribusi saat ini justru menciptakan konsentrasi massa yang rawan kekerasan. GHF bahkan sempat menutup beberapa titik bantuan demi alasan keamanan.

Israel sebelumnya melarang pengiriman bantuan melalui badan PBB seperti UNRWA, dan berupaya menggantikannya dengan sistem baru. Namun, distribusi yang kacau dan minim pengawasan di tengah kondisi kelaparan massal telah menyebabkan kerumunan besar tanpa perlindungan memadai.

Tuduhan Internasional dan Kritik terhadap Israel

Komisioner Tinggi HAM PBB, Volker Turk, menuduh Israel menjadikan makanan sebagai senjata dan mendesak penyelidikan menyeluruh atas insiden tersebut. Sementara itu, kepala UNRWA, Philippe Lazzarini, menyatakan bahwa "tragedi di Gaza terus terjadi tanpa henti, sementara perhatian dunia mulai berpaling."

Kelompok Hamas menyebut titik-titik distribusi bantuan sebagai “jebakan maut.” Kondisi semakin memburuk karena meningkatnya penjarahan oleh kelompok kriminal dan milisi bersenjata, termasuk dari internal Hamas sendiri.

Krisis Kemanusiaan yang Tak Kunjung Usai

Sejak serangan Hamas ke wilayah Israel pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 lainnya, Israel melancarkan serangan militer besar-besaran ke Gaza. Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, lebih dari 55.000 warga Palestina telah tewas dalam 20 bulan terakhir.

Namun, hingga kini belum ada rencana konkret dari Israel, GHF, maupun komunitas internasional untuk menghentikan kekerasan yang terus menelan korban dari kalangan sipil yang hanya berusaha mendapatkan makanan untuk bertahan hidup. (BBC/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya