Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Ketegangan Israel-Iran Meningkat Tajam

Khoerun Nadif Rahmat
14/6/2025 17:54
Ketegangan Israel-Iran Meningkat Tajam
Iron dome milik Israel(Dok. britannica.com)

KETEGANGAN di Timur Tengah meningkat tajam setelah Israel melancarkan gelombang serangan udara besar-besaran terhadap instalasi militer dan nuklir Iran, termasuk sistem pertahanan udara di sekitar ibu kota Teheran, pada Jumat (13/6) dan Sabtu (14/6) waktu setempat.

Dalam pernyataan resmi, militer Israel menyatakan bahwa angkatan udaranya terus menggempur puluhan peluncur rudal di Iran, termasuk infrastruktur sistem rudal pertahanan udara. Serangan ini, menurut Israel, bertujuan melumpuhkan kemampuan pertahanan udara Iran.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menegaskan bahwa serangan akan terus berlanjut jika Iran kembali meluncurkan rudal. “Teheran akan terbakar jika mereka menembakkan lebih banyak rudal ke arah Israel,” tegasnya dikutip dari AFP.

Sementara itu, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dalam pidato di televisi pada Jumat malam menegaskan bahwa “Israel akan kami hancurkan hingga lenyap.”

Serangan terbaru ini menewaskan sedikitnya 78 orang dan melukai 320 lainnya, menurut pernyataan Duta Besar Iran untuk PBB. Sementara di Israel, roket dari Iran menyebabkan dua warga sipil tewas dan 19 lainnya luka-luka di wilayah Ramat Gan, dekat Tel Aviv.

Jenderal dan Ilmuwan Tewas

Iran juga kehilangan sejumlah petinggi militer akibat serangan Israel. Media pemerintah melaporkan bahwa Jenderal Gholamreza Mehrabi, Wakil Kepala Intelijen Staf Umum Angkatan Bersenjata, dan Jenderal Mehdi Rabbani, Wakil Kepala Operasi, tewas pada Sabtu.

Sehari sebelumnya, Komandan Garda Revolusi Hossein Salami dan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Mohammad Bagheri juga dilaporkan gugur. Pemimpin Tertinggi Khamenei langsung menunjuk pengganti untuk posisi-posisi strategis tersebut.

Selain itu, Iran mengonfirmasi bahwa Komandan Divisi Dirgantara Garda Revolusi, Amirali Hajizadeh, yang mengawasi arsenal rudal balistik Iran, juga tewas.

“Israel menargetkan semua pihak yang kami anggap ancaman langsung. Ini bagian dari strategi bertahan kami,” ujar seorang pejabat militer Israel yang enggan disebutkan namanya.

Iran juga mengklaim bahwa sembilan ilmuwan nuklir mereka telah tewas, termasuk tiga orang yang dikonfirmasi pada Sabtu.

Situs Nuklir Dihantam

Israel juga menyerang fasilitas nuklir strategis Iran, termasuk pusat pengayaan uranium bawah tanah di Natanz serta pabrik konversi uranium di Isfahan. Media pemerintah Iran menyebut serangan itu terjadi pada hari Jumat pagi, yang bertepatan dengan hari ibadah di negara tersebut.

Meski demikian, Iran menyatakan bahwa kerusakan di fasilitas Isfahan dan Fordo “masih dalam batas minimal”.

Pembicaraan Nuklir Terancam

Serangan Israel dilakukan di tengah rencana perundingan putaran keenam antara Iran dan Amerika Serikat mengenai program nuklir Iran, yang sedianya berlangsung di Oman, Minggu ini.

Namun, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baqaei, menyatakan ketidakpastian kelanjutan pertemuan tersebut. “Masih belum jelas keputusan apa yang akan kami ambil untuk hari Minggu,” katanya.

Teheran secara konsisten membantah tuduhan bahwa mereka tengah mengembangkan senjata nuklir, meskipun level pengayaan uranium Iran telah mencapai 60 persen, jauh di atas batas 3,67 persen dalam kesepakatan nuklir 2015. Namun, angka itu tetap di bawah ambang batas 90 persen untuk membuat hulu ledak nuklir. (M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya