Headline

Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.

Fokus

Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.

Kesepakatan Energi dan Perdagangan: Trump dan Modi Perkuat Hubungan Ekonomi AS-India

Thalatie K Yani
14/2/2025 10:00
Kesepakatan Energi dan Perdagangan: Trump dan Modi Perkuat Hubungan Ekonomi AS-India
Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri India Narendra Modi mencapai kesepakatan meningkatkan impor minyak dan gas AS oleh India guna mengurangi defisit perdagangan.(Media Sosial X)

PRESIDEN AS Donald Trump mengumumkan kesepakatan dengan Perdana Menteri India Narendra Modi untuk meningkatkan impor minyak dan gas AS oleh Delhi guna mengurangi defisit perdagangan antara kedua negara.

"Mereka akan membeli banyak minyak dan gas kami. Mereka membutuhkannya. Dan kami memilikinya," kata Trump dalam konferensi pers bersama di Washington.

Modi mengatakan "untuk memastikan keamanan energi India, kami akan fokus pada perdagangan minyak dan gas", serta berjanji untuk berinvestasi lebih banyak dalam energi nuklir.

Kunjungan dua harinya terjadi saat Trump memerintahkan agar mitra dagang AS menghadapi tarif timbal balik, pajak impor yang disesuaikan dengan bea masuk serupa yang telah dikenakan negara-negara tersebut pada ekspor Amerika.

Trump dan Modi membangun hubungan pribadi yang baik selama bertahun-tahun, meskipun ada gesekan dalam perdagangan. "Kami memiliki hubungan yang luar biasa," kata Trump saat menyambut Modi di ibu kota AS pada Kamis.

Ia juga mengatakan AS akan meningkatkan penjualan perangkat militer ke India dengan nilai jutaan dolar, termasuk rencana memasok jet tempur F-35 ke Delhi.

Masalah imigrasi juga menjadi topik utama, dengan Trump diperkirakan akan meminta India menerima kembali ribuan imigran tanpa dokumen.

Sebelumnya, Modi mengatakan telah membahas isu luar angkasa, teknologi, dan inovasi dalam pertemuan dengan sekutu Trump, Elon Musk. "Saya yakin bahwa dengan Trump, kami akan bekerja dengan kecepatan dua kali lipat dibandingkan masa jabatan pertamanya," ujar Modi.

Tak lama sebelum pertemuan bilateral mereka, Trump memerintahkan penasihatnya untuk menghitung tarif baru yang lebih luas terhadap mitra dagang AS di seluruh dunia, dengan peringatan kebijakan tersebut bisa mulai berlaku pada 1 April.

Trump mengatakan kepada wartawan bahwa "sekutu kita lebih buruk daripada musuh kita" dalam hal pajak impor. "Kami memiliki sistem yang sangat tidak adil bagi kami," kata presiden dari Partai Republik itu sebelum bertemu Modi. "Semua orang mengambil keuntungan dari Amerika Serikat."

Gedung Putih juga mengeluarkan pernyataan yang menyoroti ketidakseimbangan perdagangan antara AS dan negara-negara lain, termasuk India.

Dokumen tersebut mencatat rata-rata tarif AS untuk barang pertanian adalah 5% bagi negara-negara yang mendapat status Most Favoured Nation (MFN) dari Washington. "Tapi rata-rata tarif MFN India yang diterapkan adalah 39%," kata lembar fakta Gedung Putih.

"India juga mengenakan tarif 100% pada sepeda motor AS, sementara kami hanya mengenakan tarif 2,4% pada sepeda motor India."

Pada Kamis, Trump mengakui risiko dari kebijakan tarifnya, karena para ekonom memperingatkan pajak impor dapat meningkatkan harga barang konsumsi. "Harga bisa naik sedikit dalam jangka pendek, tetapi harga juga akan turun," katanya di Oval Office.

Namun, ia berpendapat kebijakan ini akan meningkatkan manufaktur di AS dan menciptakan banyak lapangan pekerjaan.

Trump sebelumnya telah memberlakukan tarif tambahan 10% untuk impor dari China, dengan alasan produksi fentanyl—opioid mematikan yang menyebabkan epidemi overdosis di AS.

Ia juga telah menyiapkan tarif untuk Kanada dan Meksiko, dua mitra dagang terbesar Amerika, yang bisa mulai berlaku pada Maret setelah ditangguhkan selama 30 hari.

Pada Senin, ia mencabut pengecualian dari tarif baja dan aluminium yang ia terapkan pada 2018. (BBC/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya