Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
AKHIR pekan ini Perdana Menteri India Narendra Modi akan bertemu Presiden Donald Trump di Washington. Kedua pemimpin kemungkinan akan menghabiskan waktu untuk merancang langkah-langkah selanjutnya dalam kemitraan strategis AS-India, yang saat ini sudah berada dalam posisi yang baik.
Modi dilaporkan akan bertemu dengan beberapa anggota kabinet Trump, serta para pemimpin bisnis AS dan anggota komunitas India-Amerika.
Ia mungkin juga akan bertemu dengan CEO SpaceX dan Tesla, Elon Musk. Modi, yang ingin mempercepat perkembangan sektor kendaraan listrik India, akan senang jika Musk membuka pabrik Tesla di India.
Namun, di balik keakraban Trump-Modi dan pembicaraan tentang kemitraan strategis, ada realitas yang lebih serius: selama kunjungan ini, sisi transaksional dari hubungan kedua negara akan menjadi sorotan, dengan masing-masing pemimpin membawa berbagai tuntutan.
Delhi sudah memahami gaya kepemimpinan Trump. Banyak menteri dalam kabinet Modi saat ini juga menjabat selama periode pertamanya, yang tumpang tindih dengan sebagian pemerintahan Trump sebelumnya. Pemahaman ini telah terlihat sejak pelantikan Trump bulan lalu: Delhi secara terbuka menyatakan kesiapannya untuk menurunkan tarif, menerima kembali imigran India yang tidak berdokumen, dan membeli minyak dari AS.
India bahkan menurunkan beberapa tarif dan menerima kembali 104 warga negara India tanpa dokumen, dengan pesawat pertama tiba di India minggu lalu. Langkah-langkah ini dilakukan untuk mencegah Trump mengajukan tuntutan lebih spesifik kepada India dan mengurangi kemungkinan ketegangan dengan pemerintahan Trump yang baru.
Meski demikian, Trump mungkin akan meminta Modi untuk menurunkan tarif lebih lanjut guna mengurangi defisit perdagangan barang dan jasa AS-India yang telah mendekati US$46 miliar (sekitar Rp725 triliun) dalam beberapa tahun terakhir. Namun, hambatan ini bisa menjadi peluang: Modi dapat mengajak Trump untuk mengadakan pembicaraan bilateral mengenai perjanjian kemitraan ekonomi yang bertujuan menurunkan tarif di kedua negara.
Dalam beberapa tahun terakhir, India semakin terbuka terhadap kesepakatan perdagangan. Pemerintahan Trump mungkin menjadi mitra negosiasi yang lebih bersedia dibandingkan pemerintahan Biden, yang memberlakukan syarat ketat terkait lingkungan dan tenaga kerja dalam perjanjian dagang baru.
Trump mungkin juga meminta Modi untuk menerima kembali lebih banyak imigran India yang tidak berdokumen. Mengingat beberapa perkiraan menyebut jumlah mereka lebih dari 700.000 ini akan menjadi isu yang sulit dan sensitif bagi India.
Pekan lalu, Menteri Luar Negeri India S. Jaishankar mengatakan kepada parlemen bahwa pemerintah sedang bekerja sama dengan AS untuk memastikan warga India tidak diperlakukan buruk saat dideportasi, setelah muncul laporan tentang mereka yang diborgol, yang memicu kemarahan. Trump juga mungkin akan meminta Modi untuk membeli lebih banyak minyak AS.
Pada 2021, India adalah tujuan utama ekspor minyak AS, tetapi invasi Rusia ke Ukraina mengubah pasar minyak global dan mendorong India untuk meningkatkan impor minyak murah dari Rusia. Harga akan menjadi faktor penentu seberapa banyak minyak yang bersedia dibeli India dari AS.
Modi juga mungkin membawa permintaan energi sendiri: investasi dalam energi nuklir India. Delhi sedang merevisi undang-undang tanggung jawab nuklirnya dan telah mengumumkan misi energi nuklir baru untuk menarik minat internasional terhadap sumber energi tersebut.
India menargetkan 50% kebutuhan energinya berasal dari energi terbarukan pada 2030. Meminta Trump berinvestasi dalam energi nuklir bisa menjadi solusi yang menguntungkan kedua pihak: lebih bersih daripada bahan bakar fosil, tetapi tidak seperti tenaga surya dan angin yang mungkin kurang menarik bagi pemerintahan Trump sebagai investasi.
Teknologi juga kemungkinan akan dibahas. Bidang ini berkembang pesat dalam hubungan bilateral selama era Biden, terutama setelah peluncuran Inisiatif Teknologi Kritis dan Muncul (iCET) pada 2022, yang dianggap sebagai pilar baru kemitraan strategis. iCET dirancang untuk diawasi langsung penasihat keamanan nasional kedua negara agar tidak terhambat birokrasi, sehingga membutuhkan keterlibatan pribadi mereka.
Modi kemungkinan akan meminta kepastian dari Trump dan Penasihat Keamanan Nasionalnya, Mike Waltz, mereka tetap berkomitmen pada inisiatif ini. Mengingat fokus Washington dalam menghadapi Tiongkok dengan menjadikan India bagian lebih besar dari rantai pasokan teknologi global, kemungkinan besar mereka akan setuju.
Dalam kerja sama teknologi lainnya, Modi mungkin akan meminta Trump untuk mempertahankan kebijakan visa H-1B. Visa ini, yang diperuntukkan bagi pekerja asing berketerampilan tinggi dan sering dikritik oleh beberapa pendukung utama Trump, telah diberikan kepada banyak pekerja teknologi India di AS.
Negara lain juga bisa menjadi topik pembicaraan Modi di Washington, terutama Iran.
Delhi tengah bekerja sama dengan Teheran untuk mengembangkan pelabuhan di Chabahar sebagai bagian dari strategi India untuk memperkuat konektivitas dengan Asia Tengah melalui Iran dan Afghanistan. Namun, pekan lalu, pemerintahan AS merilis memorandum presiden yang mengisyaratkan strategi "tekanan maksimum" Trump terhadap Teheran, termasuk kemungkinan pencabutan pengecualian sanksi bagi pihak yang terlibat dalam aktivitas komersial di Chabahar. Modi mungkin akan mencari kejelasan mengenai dampak kebijakan ini terhadap India.
Trump juga mungkin akan menanyakan posisi Modi terkait prioritas kebijakan luar negerinya: mengakhiri perang di Ukraina dan Gaza.
India memiliki kepentingan besar agar konflik-konflik ini segera berakhir. Sikap Modi terhadap perang di Ukraina sejalan dengan pandangan Trump.
Hubungan khusus India dengan Rusia dan kedekatannya dengan Israel bisa membuat Trump melihat Modi sebagai mediator pihak ketiga. Namun, Modi kemungkinan hanya akan bersedia menjalankan peran ini jika pihak-pihak yang terlibat dalam konflik bersedia menerima mediasi.
Namun, meskipun ada diskusi yang berpotensi sensitif, kedua pemimpin ingin mempertahankan nada positif dalam pertemuan mereka.
Dalam hal ini, Quad Indo-Pasifik bisa menjadi solusi yang tepat. Trump sangat mendukung kelompok ini, yang terdiri dari AS, India, Jepang, dan Australia, serta berfokus pada menghadapi Tiongkok.
Pada periode pertamanya, Trump meningkatkan level pertemuan Quad menjadi tingkat menteri luar negeri, dan Biden meningkatkannya lagi ke tingkat kepala negara.
India dijadwalkan menjadi tuan rumah pertemuan Quad tahun ini. Modi mungkin akan mengundang Trump ke Delhi untuk menghadirinya.
Trump dikenal tidak terlalu menyukai perjalanan internasional, tetapi India mungkin menjadi pengecualian—kesempatan untuk mempererat hubungannya dengan Modi dan memperkuat kemitraan bilateral yang lebih luas dari sekadar hubungan transaksional yang akan mendominasi pembicaraan di Washington pekan ini. (BBC/Z-3)
Kedua kepala negara juga sepakat untuk terus meningkatkan kerja sama. Selain itu, mereka menyempatkan untuk saling bertukar kabar.
Duta besar Israel untuk PBB, Danny Danon, mengatakan serangan ke Iran sebagai langkah bela diri.
Operasi penangkapan massal yang dilakukan pemerintahan Trump juga telah menciptakan rasa takut di tengah komunitas imigran.
Pemerintah Indonesia terus melakukan pendampingan melalui perwakilan RI di Amerika Serikat dengan bantuan konsuler.
KEMENTERIAN Luar Negeri (Kemenlu) RI mengungkapkan bahwa sudah ada 58 warga negara Indonesia (WNI) yang terdampak operasi penindakan imigran di Amerika Serikat hingga saat ini.
PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump menyatakan kesepakatan telah dicapai antara AS dan Tiongkok untuk meredam tensi perang dagang berkepanjangan.
DALAM peristiwa tragis kecelakaan pesawat Air India yang menewaskan 241 orang, muncul satu kisah ajaib. Seorang warna negara Inggris keturunan India, Vishwashkumar Ramesh, berhasil selamat.
Menteri Dalam Negeri Amit Shah menyatakan jumlah resmi korban baru akan diumumkan setelah proses uji DNA selesai.
Menlu RI mengajak semua pihak untuk mendoakan para korban, serta menyampaikan penghargaan atas kerja keras para petugas penyelamat di lokasi kejadian.
Sebuah pesawat penumpang Air India jenis Boeing 787 Dreamliner yang dijadwalkan menuju London dilaporkan jatuh beberapa menit setelah lepas landas dari bandara di Ahmedabad.
Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India resmi memulai penyelidikan insiden jatuhnya pesawat Air India di Ahmedabad.
Vijay Rupani, mantan Ketua Menteri negara bagian Gujarat, India, dilaporkan menjadi salah satu korban tewas kecelakaan pesawat Air India.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved